350 likes | 694 Views
AUDIT PENERIMAAN NEGARA. Audit Pemerintah Abdul Rohman , SE, MSi. Tujuan Instruksional. Setelah menyelesaikan bab ini , Anda diharapkan mampu : Memahami dan menjelaskan pengertian Audit Penerimaan, Memahami dan menjelaskan dasar hukum Pelaksanaan audit Penerimaan,
E N D
AUDIT PENERIMAANNEGARA Audit Pemerintah Abdul Rohman, SE, MSi
TujuanInstruksional Setelahmenyelesaikanbabini, Andadiharapkanmampu: • Memahami dan menjelaskan pengertian Audit Penerimaan, • Memahami dan menjelaskan dasar hukum Pelaksanaan audit Penerimaan, • Memahami dan menjelaskan Subyek Audit Penerimaan • Memahami dan menjelaskan Obyek audit Penerimaan Negara BukanPajak (PNBP) • Memahami dan menjelaskan tujuandanlingkup audit atas PNBP • Memahamisertamelaksanakanproses audit terhadap PNBP
Pendahuluan • Penerimaan Negara Bukan Pajak merupakan salah satu unsur penerimaannegara yang masukdalamdidalamstrukturAnggaranPendapatandanBelanja Negara (APBN). • Dalam APBN tahun 2005, PNBP mempunyaiperanan yang pentingterhadaptercapainya target APBN yang diharapkanpemerintah. • Dengan demikian perlu diupayakan untuk merealisasikannya dan bahkanmeningkatkannyadaritahunketahunsecarabertahapsehingga PNBP diharapkanlebihmampumemberikansumbangan yang lebihbesardalamupayamendukungpembangunannasional.
DasarHukum Dasarhukum yang mengaturPenerimaan Negara BukanPajakdapatdikelompokkanmenjadi: • Dasarhukum yang berkaitandenganPenerimaan Negara BukanPajak, Jenis-jenisPenerimaan Negara BukanPajakdanPenyetoranPenerimaan Negara BukanPajak; • Dasarhukum yang berkaitandenganpenentuantarif PNBP; • Dasarhukum yang berkaitandenganpenatausahaan, penggunaandanpertanggungjawaban PNBP; • Dasarhukum yang menyangkutorganisasiDepartemen/InstansiPemerintah yang mengelola PNBP
Objekdansubyek PNBP PNBP dapatdikelompokkankedalamberbagaikelompok, yaitu: • Penerimaan yang bersumber dari pengelolaan dana pemerintah, yaitu penerimaanjasagiro, sisaanggaranbelanjapegawai, belanjabarang modal dansebagainya. • Penerimaandaripemanfaatansumberdayaalam, yaituroyaltidibidangperikanan, royaltidibidangkehutanandanroyaltidibidangpertambangan. • Penerimaandarihasil-hasilpengelolaankekayaannegara yang dipisahkan, yaitudividen, bagianlabapemerintah, danapembangunansemesta dan hasilpenjualansahampemerintah. • Penerimaan dari kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pemerintah, yaitu pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, pelayanan pelatihan, pemberianhak paten, merek, hakcipta, pemberian visa danpaspor, sertapengelolaankekayaannegara yang tidakdipisahkan.
Objekdansubyek… • Penerimaan berdasarkan putusan pengadilan dan yang berasal dari pengenaandendaadministrasi, yaitulelangbarangrampasandandenda. • Penerimaanberupahibah yang merupakanhakpemerintah, yaitubantuan hibah dan atau sumbangan dari dalam dan luar negeri, baik swastamaupunpemerintah. Hibahdalambentuknatura yang digunakansecaralangsunguntukmengatasikeadaandaruratsepertibencanaalamatauwabahpenyakit, tidakdicatatdalam APBN. • Penerimaanlainnya yang diaturdalamundang-undangtersendiri.
Sesuaidenganperaturanperundangan yang berlaku, obyekdansubyekPNBP dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu: a) Jenis-jenis PNBP yang berlakudisemuadepartemendanlembaga non departemen, meliputi: • Sisaanggaranbelanjapegawai, belanja modal dansebagainya; • Hasilpenjualanbarang/kekayaannegara; • Hasilpenyewaanbarang/kekayaannegara; • Hasil penyimpanan uang negara (jasa giro); • Ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti rugi); • Dendaketerlambatanpenyelesaianpekerjaanpemerintah; • Hasilpenjualandokumenlelang.
Sesuaidenganperaturanperundangan yang berlaku, obyekdansubyekPNBP dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu: b) Jenis-jenis PNBP yang terdapatpadadepartementeknis yang bersangkutan, meliputipenerimaannegara yang dipungutolehmasingmasingdepartemen/lembagapemerintah non departemen yang berkaitandenganpenyelenggaraantugas-tugasdanpemberiankemudahankemudahansesuaidenganbidangtugasmasing-masingdepartemen/lembagapemerintah non departemen yang bersangkutan. Olehkarenaitu, jenis PNBP padamasing-masingdepartemen/lembagapemerintah non departemenberbedasatudenganlainnya.
PengenaanTarif • Tarifatas PNBP ditetapkandenganmemperhatikandampakpengenaanterhadapmasyarakatdankegiatanusahanya, biayapenyelenggaraankegiatanpemerintahsehubungandenganjenis PNBP yang bersangkutandanaspekkeadilandalampengenaanbebanpadamasyarakat. • Penilaianatasbesarnyatarifdenganmemperhatikanhal-haltersebutdiatasdilakukanolehPemerintahbersama DPR. • Olehkarenaitu, tarifatasjenis PNBP ditetapkandalamundang-undangatauperaturanpemerintah yang menerapkanjenis PNBP yang bersangkutan.
Organisasi • Organisasi yang mengelola PNBP adalahDepartemenatauLembagateknisberikut unit kerjateknisdariDepartemen/Lembaga yang bersangkutandanDirektoratPerbendaharaan Negara. UntukDepartemen/Lembagateknis yang bersangkutan. MenteriatauKetuaLembagaTeknistersebutdapatmenunjukinstansipemerintahdibawahnyauntukmenagihdanataumemungut. • Lembagapemerintah yang ditunjukmenagihdanmemungut PNBP wajibmenyampaikanrencana dan laporanrealisasi PNBP kepadaMenteri/KetuaLembagadengantembusankepadaKanwildanDirektorat • Perbendaharaan. Pengelolaan PNBP yang meliputipenetapan target setiapjenis PNBP serta alokasi penggunaan dana dari PNBP, dilakukan oleh DirektoratPerbendaharaan.
Tujuan-TujuandanLingkup Audit Audit atas PNBP memilikitujuanuntukmengetahuidanmenilai: • Apakahsetiapjenis PNBP yang telahdimuatdalamrencanapenerimaanpadasetiapdepartemen/ lembagapemerintah non departemenmempunyailandasanhukumdantelahdipungutsesuaidengantarif yang telahditetapkandandisetorkankekasnegaradengantertib; • Apakahrealisasi PNBP mencapai target yang telahditetapkandalam DIKS • Apakahsemua PNBP padasetiapdepartemen/ lembagapemerintah non departementelahditatausahakandandilaporkansertadipertanggungjawabkansesuaidenganperaturanperundang-undangan.
JenisPemeriksaan • Pemeriksaan PNBP diarahkanpadajenispemeriksaankeuangandandiutamakan pada pemeriksaan atas hal-hal yang berkaitan dengan keuangan.
LingkupPemeriksaan Pemeriksaan terhadap PNBP dilakukan kepada satuan unit kerja pada semuadepartemen/ lembagapemerintah non departemen yang memiliki PNBP, terutamapada unit kerja: • Biro Keuangan Departemen Keuangan; • DirektoratJenderalPerbendaharaanDepartemenKeuangan; • Direktorat Jenderal pada Departemen Teknis yang bersangkutan; • Biro KeuanganpadaDepartemenTeknis yang bersangkutan; • Lembaga/Satuan Kerja Unit Penghasil/Unit Pelaksana Teknis (UPT); • Biro Lelang, Biro InformasidanHukumpadaDirektoratJenderalPiutangLelang Pemeriksaan diarahkan pada kegiatan yang meliputi: • Perencanaan, • Penetapan, • PemungutandanPenyetoran, • Penatausahaan, • Pelaporandanpertanggungjawaban
TransaksidanPengendalianManajemen Pengelolaan PNBP • PNBP merupakansalahsatusumberpenerimaannegaradalam APBN, dengandemikianseluruh PNBP wajibdisetorsecaralangsungkekasnegara. • Dalamrangkamenertibkanpenatausahaandanpertanggungjawaban PNBP, MenteriDepartemenatauKetuaLembaga Negara dapatmenunjukInstansiPemerintahuntukmenagihdanataumemungut PNBP yang terutangsertamenyetorkannyakekasnegara. • Padabeberapadepartemenataulembaga yang mengelolasuatujenis PNBP, memilikikarakteristik yang berbedaantara PNBP padasuatudepartemenataulembagadandepartemenataulembaga yang lain. • Penentuanjumlah PNBP yang terutangdilakukandengancara: • Ditetapkan oleh Instansi Pemerintah; • DihitungsendiriolehWajib Bayar
Lanjutan… • Jenis PNBP yang penentuanjumlahnyadilakukandengancaradihitungsendiriolehwajibbayarditetapkanolehPeraturanPemerintah. • Kewajibanmembayar PNBP untukjenis yang dihitungsendiriakankadaluarsasetelah 10 tahunterhitungsejaksaatterutangnya PNBP yang bersangkutan. • Ketentuankadaluarsainitertundaapabilawajibbayarmelakukantindakpidanadibidang PNBP. • Wajibbayarmembayarjumlah PNBP yang terutangdalamjangkawaktu tertentu. • Instansi pemerintah, atas permohonan wajib bayar untuk jenis PNBP yang dihitungsendiriolehwajibbayarsetelahmemenuhipersyaratan yang ditentukan, dapatmemberikanpersetujuankepadawajibbayaruntukmengangsurataumenundapembayaran PNBP yang terutangdengandikenakan denda sebesar 2% (dua persen) sebulan.
Lanjutan… Perencanaan • Penyusunanrencana target PNBP ditentukanolehhasilkesepakatan/pembahasanantaraKanwilDitjenPerbendaharaanbersamaKanwilDepartemen/lembagateknis yang bersangkutan. Perencanaan target tersebutdidasarkanpadatarifmasing-masingjenis PNBP yang ditetapkandalamPeraturanPemerintah yang selanjutnyadituangkandalam DIPA. Penentuan PNBP Terutang • Jumlah PNBP yang terutangadalahjumlah PNBP yang harusdibayaroleh wajib bayar dalam periode tertentu yang jumlahnya ditetapkan oleh InstansiPemerintahsebagaiInstansiPenagih/Pemungutdanataudihitungsendiriolehwajibbayar. • Untukjenis PNBP yang menjaditerutangsebelumwajibbayarmenerimamanfaatataskegiatanpemerintah, sepertipemberianhak paten, pelayanan pendidikan, maka penentuan jumlah PNBP yang terutang ditetapkanolehInstansiPemerintah. • Namun, untukjenis PNBP yang menjaditerutangsetelahmenerimamanfaat, sepertipemanfaatansumberdayaalam, makajumlah PNBP yang terutangdapatditentukanolehwajibbayarsendiri (self assessment).
Lanjutan… PemungutandanPenyetoran • Pemungutanatas PNBP didasarkanpadabesarnyatarif yang telahditetapkanuntukmasing-masingjenis PNBP. • Waktupemungutan PNBP didasarkanpadaketentuanwaktupemungutan yang telahditetapkanuntukmasing-masingjenis PNBP sesuaidenganperaturanperundang-undangan yang mengaturmasing-masingjenis PNBP. • Dengandemikian, kapanwaktudilakukanpemungutandapatbersifatharian, berkala, angsuranatausewaktuwaktusetiapterjadipenerimaannegaratergantungpadasifatdankarakteristik PNBP tersebut.
Lanjutan… • Pemungutan PNBP dilakukan oleh orang atau Badan Hukum atau InstansiPemerintah yang ditunjukolehMenteri/KetuaLembagauntukmenagihdanataumemungut PNBP yang terutang. OrangatauBadanHukum/Instansi Pemerintah yang ditunjuk untuk menagih dan atau memungut PNBP adalah: • BendaharaPenerima, yaituorang yang karenajabatannyasebagaibendaharawanditugasiuntukmemungut PNBP dilingkungan unit kerjatertentudanmenyetorkannyakeRekeningKas Negara (Pusat) atauRekeningKas Daerah (Daerah). • Wajib Bayar yaituorangatauBadanHukum/Instansi yang sesuaidenganketentuan yang mendasarinya, telahditetapkanmenyetorkansendiri setoran PNBP yang menjadi kewajibannya. • Secaraprinsipseluruhhasilpungutan PNBP disetorkanlangsungkekasnegara. Olehkarenaitu, setiapBendaharawanPenerima yang memungut PNBP diwajibkanmenyetorkanseluruhpenerimaan yang dipungutnyakekasnegaraataukeRekeningKas Negara pada Bank Pemerintahatau bank lain yang ditentukanolehMenteriKeuangansekurang-kurangnyasekalisatuminggu. • Setiapwajibbayarmenyetorkanseluruh PNBP yang terutangkekasnegarasatuharisetelah PNBP diterimaatausetelahjatuhtanggalwaktupembayaran PNBP tersebut.
Penggunaan PNBP • PNBP dikeloladalamSistemAnggaranPendapatandanBelanja Negara sertahasilpemungutannyadisetorkekasnegara. • Sebagiandanadarisuatujenis PNBP dapatdipergunakanuntukkegiatantertentu yang berkaitandenganjenis PNBP tersebutolehinstansi yang bersangkutan. • Kegiatantertentu yang dapatmenggunakan PNBP meliputi; • Penelitiandanpengembanganteknologi; • Pelayanankesehatan; • Pendidikandanpelatihan; • Penegakanhukum • Pelayanan yang melibatkankemampuanintelektualtertentu; • Pelestariansumberdayaalam. • Tata carapenggunaan PNBP diaturolehPeraturanPemerintah.
Penatausahaan • Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran PNBP sebagaipelaksanaanUndang-UndangNomor 20 tahun 1997 tentang PNBP, belummengaturpenatausahaan PNBP baik yang dilakukanolehBendaharawanPenerimamaupunDitjenPerbendaharaan.
Pelaporan/Pertanggungjawaban • Pelaporandanpertanggungjawabanatas PNBP merupakanbentukakhirdarimekanismepengelolaan PNBP secarakeseluruhan. • Dengandemikian, pelaporandanpertanggungjawaban PNBP yang adapadasetiapdepartemen/lembagapemerintah non departemendiaturdalamPeraturanPemerintah
PengembanganRencana Audit Rinci Prosedur-ProsedurSubstantif • Pemeriksaanatas PNBP dilakukanmelalui 3 (tiga) tahapan, yaitupemeriksaanpendahuluan, pengujianterbatasdanpengujianterinci. PemeriksaanPendahuluan PemeriksaanDokumendi Kantor Auditor • Pemeriksaaninidilakukandalamrangkamemperolehinformasi/data yang bersifatumummengenaikegiatandariobyek/instansiatauobyek yang diperiksa, yang dilakukansecaraterus-menerussepanjangtahunoleh auditor yang membidangitugaspemeriksaanatasdepartemen/lembaganegara yang mengelola PNBP. • Dokumen yang diperiksaadalahdokumen yang dihimpunolehmasing-masing unit kerja, berupadokumenpertanggungjawabankeuangannegara yang berkaitandengan PNBP yang dikirimolehDepartemenKeuangan, Departemen/LembagaPemerintah Non DepartemendanSekretariatJenderal/PaniteraLembagaTertinggi/Tinggi Negara serta Perusahaan Negara sesuaidenganInpres No. 1 Tahun 1999 tanggal 31 Maret 1999, terutamasebagaiberikut: • Nota Keuangandan RUU APBN; • Undang-Undang APBN (UU APBN) • Undang-UndangPerubahan APBN (UU-P APBN) • KepprestentangRincian APBN
DIPA ataudokumen lain yang dipersamakandengan DIPA, khususnyamengenaipenetapan target setiapjenis PNBP padadepartemen/lembaga yang bersangkutan; • PeraturanPemerintah, Keppresdan SK MenteriKeuangantentangPenerimaan Penyetoran, Penggunaan, Penatausahaan dan Pertanggungjawaban PNBP, SK Menteri/KetuaLembaga yang berkaitan dengan penetapan obyek pungutan, tarif pungutan dan sistem pengelolaan PNBP sertaperubahannya. • SK Menteri/KetuaLembagatentangpenunjukanbendaharawankhususpenerimadanatasanlangsungnyauntukmengelola PNBP; • Laporan triwulan realisasi penerimaan, penyetoran dan atau penggunaan PNBP daridepartemen/lembaga; • RincianPertanggungjawabanPenerimaanBendaharawanUmumatauDaftarPerbendaharawan; • DaftarGabunganPenerimaandanPengeluaranDepartemen/Lembaga; • DaftarPemeriksaanTerakhirPertanggungjawabanseluruhPenerimaan/Pengeluaran; • Laporan Kas Posisi (LKP) setiap akhir bulan dari KPPN yang dilampiri surat pernyataan saldo bank; • PerhitunganAnggaranDepartemen/LembagaSemesterandanTahunan; • LaporanKeuangan BUMN; • RencanaPendapatan dan Biaya BUMN; • LaporanRapatUmumPemegangSaham (RUPS); • LaporanTriwulanan Monitoring KewajibandanRealisasiPembayaranDividen/DPS sertaduplikasi (copy) surat-surattegurankepada BUMN ataubadanusahalainnya yang belummembayardividendariKementerian Negara BUMN.
Khususuntukdokumen point n) sampaidengan q) hanyaberlakupadapemeriksaan yang dilakukandiDepartemenKeuangan. • Selaindokumen-dokumentersebut, auditor wajibmendapatkandanmengkajiperaturanperundang-undangan yang secarakhususmengatur PNBP, antara lain; UU No. 20 Tahun 1997 tentang PNBP, PP No. 52 Tahun 1998 tentangPerubahanatas PP No. 22 Tahun 1997 tentangJenisdanPenyetoran PNBP. • Pemeriksaandokumendapatdilaksanakandenganteknik-teknikpemeriksaansepertiscanning, verifikasi, analisis, uji banding, danmenghitungkembali(recomputed) baiksecaravertikalmaupun horizontal terhadapsemualaporanyang terkaitdengan PNBP. • Hasilpemeriksaandokumeninidigunakanuntukmendukungpemeriksaanlanjutan. Dalampraktiknya, prosespengirimandokumendariDepartemen/Lembagakepada auditor tidaklancar, sehinggaperludilakukanpemeriksaandokumendiPusat Tata Usaha KeuanganDepartemen/Lembaga.
Pemeriksaan Dokumen di Pusat Tata Usaha Departemen Keuangan/Lembaga • Pemeriksaaninidilakukanoleh Biro KeuanganDepartemendanBagianKeuanganpadaDirektoratJenderal yang mengelola PNBP. • Langkahpertamadalampemeriksaaniniadalahmelengkapidokumen PNBP yang diperolehsaatpemeriksaandokumendikantor audit termasukmelengkapiataumemutakhirkanpermanent file yang mungkinterjadikarenaadanyaperubahan. Teknik-teknikpemeriksaan yang dilakukanadalahwawancarabaiklisanmaupuntertulis (dalambentukkuesioner) kepadapejabat yang terkaitdengan PNBP. • Informasi yang harusdikelompokkandalamtahapiniadalah; Undang-Undangdanperaturan yang berkaitandengan PNBP, organisasidantatakerja yang berkaitandenganpengurusan/pengelolaan PNBP baikditingkatpusatmaupunditingkatpelaksana, kebijakan-kebijakanumum yang digunakan sebagai pedoman dalam pemungutan dan pengelolaan PNBP, data keuangan yang berkaitan dengan target rencana dan realisasi pelaksanaan pungutan PNBP, gambaranumumprosedurpungutandanpenyetoranhasilpungutan PNBP, instansidanlokasipengelola PNBP dandeskripsimasalahmasalahpenting yang belumterpecahkan. • Dalampemeriksaanpendahuluan, tim auditor melakukanpenelaahanterhadapperaturanperundang-undangan yang berkaitandengan PNBP danunsur-unsursistempengendalianmanajemen yang meliputiorganisasi, kebijakan, prosedurkerja, perencanaan, pencatatan/pelaporandanhasilpemeriksaanAparatPengawas Intern Pemerintah. Hasilpemeriksaaninidimanfaatkanuntukpemeriksaantahapberikutnya.
PengujianTerbatas • Kegiatanpengujianterbatasatassistempengendalianmanajemen PNBP padainstansi yang diperiksa, dapatdilaksanakanpadasaat yang bersamaandenganpemeriksaandokumendiPusat Tata Usaha KeuanganDepartemen/Lembaga. • Hal tersebutdimaksudkan agar pemeriksaandapatdilaksanakansecaraefisien, danmenghindarikesandaripihakauditanbahwapemeriksaanoleh auditor dilakukanterus-menerus. Pengujianterbataspadasistempengendalianmanajemenmerupakanupayauntukmengumpulkaninformasimengenaicarakerjasistempengendalianmanajemenataspengelolaan PNBP yang dilakukanolehauditan, baikditingkatDepartemen/Lembaga, Ditjen-Ditjen maupun di tingkat unit pelaksana teknis, dan mengidentifikasi kelemahan-kelemahan yang memerlukan lebih lanjut. • Padadasarnya, pengujianterbatasdilakukanatassemuaunsur-unsursistempengendalianmanajemen, namuntidakselamanyasemuaunsursistemmanajemendilaksanakanolehsetiapinstansi yang mengelola/mengurus PNBP, karenatergantungpadatugasdanfungsinya, contohnya unit pelaksanateknis yang ditunjukmemungut PNBP tidakmemilikifungsidanatautugasuntukmenetapkan/menyusun target penerimaan PNBP, sehinggaunsurperencanaan merupakan tugas unit kerja lain. • Oleh karena itu, pengujian terbatasatassistempengendalianmanajemendisesuaikandengantugasdanfungsiinstansi yang diperiksadalamkaitandenganpengelolaan PNBP.
Langkah-langkahpemeriksaan yang dilakukandalampengujianterbatasatassistempengendalianmanajemenmeliputi: • 1. Organisasi • a). Periksa apakah pelaksanaan pengurusan/pengelolaan PNBP (pungutan, penyetoran, penatausahaan dan pelaporan) dilaksanakan oleh unit organisasi yang ditunjuk. • b). Apakah pelaksanaan tugas-tugas pengurusan/pengelolaan PNBP dilaksanakanberdasarkanpembagiantugas yang adadalamorganisasi, dantidakperangkapanjabatan yang melemahkanpengendalian intern. • c). Telitiapakahkewenangan-kewenangan yang diberikankepadaorganisasidanparapejabat yang bertangungjawabdapatterlaksana/berjalandalammelaksanakantugas-tugasnya.
2. Kebijaksanaan • a) Periksaapakahjenis PNBP yang dipungutolehinstansipelaksanasesuaidengankebijaksanaan yang telahditetapkanolehpimpinaninstansidankebijaksanaanumum yang berlakuuntukpenentuanjenis PNBP yang akandipungut. • b) Periksa apakah penentuan besarnya tarif yang dipungut sudah memperhatikan kebijaksanaan umum dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi. Periksa pula bahwa kebijaksanaan pimpinaninstansitidakbertentangandengankebijaksanaandiatasnya/kebijaksanaanumum. • c) Teliti bahwa pengurusan/pengelolaan (pungutan, penatausahaan,penyetorandanpelaporan) PNBP itutelahsesuai/memperhatikankebijaksanaan yang ditetapkan. • d) Periksa apakah terdapat hambatan-hambatan dalam melaksanakan • pengurusan/pengelolaan PNBP yang disebabkanolehkebijaksanaankebijaksanaan yang ditetapkan. • 3. Perencanaan • a) Periksapenentuanjenis PNBP yang akandikelolaolehauditansudahdidasarkankepadaperundang-undangan yang berlaku, mintadanpelajaridasarhukumpemungutanatasjenis-jenis PNBP tersebut. • b) Periksa apakah dalam menentukan rencana penerimaan dari jenis PNBP itusudahmelibatkaninstansi yang berwenang. • c) Telitiapakahdalampenentuan target penerimaansetiapjenis PNBP sudahmempertimbangkanunsur-unsurterkait.
4. ProsedurKerja • a) Periksaapakahperaturanbesarnyatarifpungutan PNBP sudahmengikutiprosedur yang ditetapkan. • b) Teliti apakah pelaksanaan pungutan, penatausahaan, penyetoran dan pelaporanhasil PNBP sudahsesuaidenganprosedurkerja yang ditentukan. • c) Telitibahwaprosedurkerjadalampengelolaanpungutan, penyetoran, penatausahaandanpelaporan PNBP tidakbertentangandenganperaturanperundang-undangan yang mengaturmasalahtersebut. • d) Identifikasi hambatan-hambatan yang terjadi dalam melaksanakan prosedurkerjadanpelajarisebabdanakibatnya. • 5. Pencatatan/pelaporan • a) Telitiapakahbendaharawanpengelola PNBP telahdiangkatolehpejabat yang berwenang. • b) Telitiapakahsetiapjenis PNBP yang dikelolatelahdibuatkanbukubukucatatan. • c) Teliti apakah pencatatan dilakukan dengan cermat, tepat waktu dan akurat. • d) Telitiapakahinstansipengelola PNBP telahmemilikistandarpelaporan PNBP. • e) Telitiapakahpelaporan PNBP dapatmemberikaninformasi yang diperlukanolehpejabat yang berwenang. • f) Telitiapakahpelaporan yang dibuattelahdapatberfungsisebagaisistempengendalian.
6. Pemeriksaan APIP (AparatPengawasan Internal Pemerintah) Langkah-langkahpemeriksaan yang dilakukanmeliputi: • a) Periksaapakah APIP telahmelakukanpemeriksaanatas PNBP yang bersangkutan, telitiataubahas LAPIP jikatelahdilakukanpemeriksaan. • b) Periksaapakahhasilpemeriksaansebelumnya yang nilainyacukup material telahditindaklanjutiolehdepartemen/lembaga yang bersangkutan. Apabilabelumditindaklanjuti, telitiapasebabnya. • c) Teliti apakah dalam pemeriksaan tahun berjalan ditemukan masalah yang sama (masalahberulang). • Apabilamasalah-masalahtersebutmuncul, makadapatdisimpulkanbahwasistempengendalianauditanlemah, sehinggaperludilakukanpengujianterinciatashaltersebutgunamenetapkandanmenambahjumlahnilaipenyimpangan (menambahnilai/materialitastemuan) danmenentukanpenyebabsebenarnya, yaituapakahperaturanperundangan yang sudahtidakmemadaiataumasalah lain yang terkaitdengankorupsi, kolusidannepotisme.
PengujianTerinci • Tahapkegiataninimerupakankelanjutandaripengujianterbatas, yang • mencakup: • 1. Menganalisadanmengevaluasisecaramendalamatasberbagaikelemahandanpermasalahansistempengelolaan PNBP yang telahdiidentifikasikan; • 2. Mengusahakanmemperolehbukti-buktipendukungsecaralengkapdanakurat; • 3. Mendiskusikansecaratuntashal-halpenting yang bermasalahdenganpihak yang bertanggungjawab; • 4. Menyusun Lembaran Temuan Pemeriksaan.
Pengujianterinciseharusnyadilakukanterhadapkegiatan-kegiatan yang telahditetapkandalamlingkuppemeriksaandandiidentifikasikankelemahanpotensialdarihasilpengujianterbatas. • Pada dasarnya, dalampengujianterincitidakdiperlukanlagilangkah-langkahpengumpulandokumen, terutama yang berkaitan dengan peraturan perundang-undangan, jenisdantarif PNBP, yang telahdilakukanpadasaatmelakukanpemeriksaanpendahuluandanpengujianterbatas