1 / 50

KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA KELUARAN: Strategi dan Taktik

KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA KELUARAN: Strategi dan Taktik. Taktik dan Strategi. Analisis dan Keputusan Ekonomi: Analisis permintaan Analisis Produksi dan Biaya 3. Penentuan Harga 4. Analisis Anggaran Modal. Lingkungan Sosial, Politik, dan Ekonomi

coye
Download Presentation

KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA KELUARAN: Strategi dan Taktik

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KEPUTUSAN PENENTUAN HARGA KELUARAN: Strategi dan Taktik Taktik dan Strategi • Analisis dan Keputusan • Ekonomi: • Analisis permintaan • Analisis Produksi • dan Biaya • 3. Penentuan Harga • 4. Analisis Anggaran • Modal • Lingkungan Sosial, Politik, dan Ekonomi • Kondisi bisnis (Trend, Daur, dan dampak • musim) • Kondisi Pasar Faktor Produksi( Modal, • Tanaga kerja, Tanah, dan Bahan Baku) • Reaksi pesaing • Kendala Eksternal, Hukum, dan Peraturan) • Kendala Organisasi (Internal) Risiko Cashflows Nilai Perusahaan (Nilai Kekayaan Pemegang Saham)

  2. GAMBAR 1 BREAK-EVEN ANALYSIS Biaya Laba (RP) TC Analisis Balui Secara Umum TR B LABA A LABA 0 Q QB QA RUGI RUGI 

  3. PEMUNCULAN KEMBALI KOMPUTER APPLE? Kendati produknya unggul, ternyata unggul saing (competitive advantage) yang dimiliki komputer Apple tidak bertahan lama karena para pesaing dapat meniru inovasi produk Apple dengan jitu. Macintosh Apple mengenalkan dengan gencar antarmuka pengguna grafik (graphical user interface) untuk komputer pribadi pada tahun 1980-an. Namun pada 1997, Microsoft Windows telah mendominasi sistem operasi komputer dan melampaui Apple dengan saham pasar sebesar 92%. IBM, HP-Bell-Compaq dan Dell menguasai bisnis perakitan melalui pesanan langsung dengan pos dan jaringan. Apple hanya bisa unggul dalam bisnis pendidikan, disain grafik, dan penerbitan. Saham PC dan sistem operasi komputer secara umum terbagi atas industri sebesar 55%, rumah 33%, pemerintahan 7%, dan pendidikan 5%. Saham pasar Apple makin lama makin menciut dari 9,6% pada tahun 1992 menjadi 2,6% pada tahun 1997 dalam bidang pendidikan. Salah satu masalah utama Apple adalah harga. Biaya operasi yang tinggi karena biaya manufaktur sendiri (in-house manufacturing cost), biaya tetap yang tinggi, dan R & D yang ekstensif dan sedikit menggunakan sumber luar (outsourcing) membuat Apple hanya mampu meng-hasilkan PC termurah seharga $1.700 sedangkan Dell yang menganut jalur langsung ke pelanggan dan menerapkan strategi sumber luar menjual PC sejenis seharga $800. Dell juga secara jitu mengelola jaringan pemasok suku cadang dan dapat meraup pangsa pasar sebesar 20% pada tahun 2000. Apple menjual komputer melalui kedai eceran (retail outlet) seperti Computree kendati munculnya pedagang besar seperti Best Buy dan jalur pelanggan langsung telah sangat mengubah hakikat distribusi PC. Selain itu, Apple mempunyai arsitektur tertutup dan disain produk yang kaku. Kesesuaian dengan IBM dan sistem operasi Windows diharamkan oleh Apple dan strategi itu ternyata sangat merugikan Apple karena tidak dapat memanfaatkan berbagai perangkat lunak yang tersedia untuk komputer berbasis DOS-Intel-Windows. Tanpa kesesuaian dengan Wintel, perangkat lunak Apple tidak berkembang seperti berjalan di tempat. Steve Jobs mengambil alih Apple pada tahun 1999 dan memulihkan citra Apple sebagai pemuka teknologi inovatif. Peluncuran PC Imac merupakan langkah awal yang baik dan saham pasar Apple naik menjadi 5%. Kendati demikian, masalah harga, jalur distribusi, dan aliansi yang akan dijalin dengan berbagai pihak masih menjadi pertanyaan yang perlu dijawab secara tepat! Pertanyaan untuk diskusi: Apa strategi harga, jalur distribusi dan kerjasama apa yang perlu dijalin agar pangsa pasar Apple meningkat? (Sumber asli Wall Street Journal, 18 Nov 2000).

  4. PASAR • Tempat pembeli dan penjual bertemu dan bertransaksi. • Barter • Pos dan pesan-antar • Lelang • Fisik • Tradisional: pasar tradisional, pasar kaget/dadakan, pasar senggol, pasar pekan, K-5. • Pasar modern: pasar, toko, ruko, rukokan, grocery store, mall, supermall, department store, jaringan kedai (retail outlet seperti Circle-K, 7-Eleven), supermarket, hyper-market. • Global market (pasar komoditas internasional, pasar keuangan internasional, telepon, telex, antarjaringan elektronik/digital).

  5. STRUKTUR PASAR • Struktur pasar adalah hubungan perusahaan sacara individu dengan pasar yang relevan secara keseluruhan. • Industri adalah perusahaan yang menghasilkan produk dan jasa sejenis. • Struktur pasar tergantung dari: (a) jumlah dan besarnya perusahaan dalam industri (b) keseragaman produk yang dijual oleh perusahaan dalam industri atau derajat keseragaman/diferensiasi produk (c) derajat pengambilan keputusan dalam hal saling ketergantungan (kolusi) atau ketaktergantungan dan (d) kondisi masuk dan keluar pasar, (e) informasi

  6. HAKIKAT PERSAINGAN • Persaingan bersifat nirperseorangan (impersonal). • Hakikat persaingan ditentukan oleh karakteristik pasar itu sendiri (saham pasar, jumlah pelaku pasar, mutu produk dan jasa, hakikat harga, struktur pasar, laba, dan hakikat campur tangan) bukan individu dengan individu. • Mekanisme pasar, jumlah barang, harga, struktur biaya, dan laba menjadi petunjuk (indicator) bagi pelaku pasar untuk bertindak rasional dan efisien. Pelaku pasar yang mempunyai strategi harga dengan struktur biaya yang menjadikannya lebih efisien daripada pelaku pasar yang lain akan dapat lebih bersaing dan mampu bertahan di pasar (market sustainability). • Efisiensi, struktur harga, struktur biaya, jumlah mutu produk dan jasa yang menjadi landasan persaingan bukan individu sehingga persaingan bersifat nirperseorangan (impersonal).

  7. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA(PERFECT COMPETITION) Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna: • Banyak pembeli dan penjual dan masing-masing demikian kecil sehingga tidak dapat berpengaruh terhadap harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar. • Setiap pelaku pasar menjadi pengikut harga (price taker). • Produk seragam dan tidak ada diferensiasi produk. Implikasinya adalah terdapatnya barang substitusi yang sempurna untuk setiap produk. • Setiap pelaku pasar bebas keluar masuk pasar, artinya tidak ada rintangan untuk masuk-keluar pasar. • Adanya informasi pasar yang lengkap bagi setiap pelaku pasar • Sumberdaya/faktor produksi bergerak cergas (free mobility of resources)

  8. KARAKTERISTIK PASAR PERSAINGAN MURNI (PURE COMPETITION): • Banyak pembeli dan penjual dan masing-masing demikian kecil sehingga tidak dapat berpengaruh terhadap harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar. • Setiap pelaku pasar menjadi pengikut harga (price taker). • Produk seragam dan tidak ada diferensiasi produk. Implikasinya adalah terdapatnya barang substitusi yang sempurna untuk setiap produk. • Setiap pelaku pasar bebas keluar masuk pasar, artinya tidak ada rintangan untuk masuk-keluar pasar.

  9. GAMBAR 2 Maksimisasi Laba pada Pasar Persaingan Maksimisasai Laba: MC=P=MR=AR=D RP MC AC MR AR D Laba maksimum pada titik A atau titik B? MC AC A B P=MR=AR=D PB 0 Q QB QA

  10. Ada dua titik pada saat P=MR=AR=D=MC, yakni titik A dan B. Laba maksimum terdapat pada titik A atau B? Gambar 3 Laba Maksimum Terdapat pada titik B. RP MC AC MR AR D MC AC E PE RUGI B A P=MR=AR=D PB L A B A PC C 0 Q QB QA

  11. RUGI Gambar 3 RUGI SAAT P<AC MC AC RP MC AC MR AR D R R U G I PR P=MR=AR=D 0 Q QR

  12. PULANG POKOK Gambar 3 Pulang Pokok Saat P=MC=AC AC MC RP MC AC MR AR D E P=MR=AR=D PE C 0 Q QE

  13. JANGKA PANJANG Gambar 3 KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG (LABA NORMAL) SAC LAC SMC RP MC AC MR AR D LMC E P=MR=AR=D PE Q 0 QE

  14. JANGKA PANJANG GAMBAR 3 KESEIMBANGAN JANGKA PANJANG (DI ATAS LABA NORMAL) LMC LAC SMC SAC RP MC AC MR AR D F E P=MR C P=MR PE 0 Q QE

  15. MANIPULASI KALKULUS SEDERHANA Syarat Peringkat Pertama (First-Order Condition)  = PQ – (TVC + TFC)  = PQ – TC /Q = P – TC/ Q=0 P – TC/ Q=0 P = TC/ Q P = MC Akan tetapi TR = PQ MR= TR/ Q = P dan AR = TR/Q = P sehingga P = MR = AR Namun pada sepanjang harga pB, berapapun jumlah yang diminta, harga tetap pB sehingga dengan definisi permintaan sebagai skedul harga dan jumlah barang yang diminta yang seorang konsumen mampu dan mau membeli pada skedul itu, maka pB juga merupakan tiku permintaan sehingga P = MR = AR =D. Dengan demikian syarat pertama (FOC) maksimisasi laba menjadi P = MR = AR = D = MC.

  16. Syarat Peringkat Kedua (Second-Order Condition, SOC) Dari FOC diketahui bahwa /Q = P – TC/Q=0. dengan demikian SOC menjadi: 2/Q2 = – MC/Q<0 Hal itu berarti bahwa lereng MC harus positip agar SOC terpenuhi, yakni MC/Q > 0 agar 2/Q2 <0. Syarat kedua 2/Q2 = – MC/Q<0 terpenuhi hanya dan hanya jika MC/Q > 0. Seperti terlihat pada Gambar 2, syarat itu terpenuhi hanya pada titik B sedangkan pada titik A lereng MC<0. Oleh karena itu laba maksimum tercapai pada titik B pada saat lereng MC>0, dengan laba sebesar persegi empat 0QBBPB (arsir hijau) dan pada titik A dengan lereng MC<0, terdapat kerugian sebesar 0QAAPA (arsir biru).

  17. PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA • Persaingan tidak sempurna meliputi monopoli, persaingan monopolistik, dan oligopoli. • Wacana dalam persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik dimulai pada waktu yang hampir bersamaan dengan terbitnya The Theory of Imperfect Competition (1933) oleh Joan Robinson (1903-1983) dari Cambridge University dan The Theory of Monopolistic Competition (1934) oleh Edward Chamberlin (1867-1967) dari Harvard University. • Robinson dan Chamberlin bekerja sendiri-sendiri dan kedua karya itu membuat terobosan baru dalam teori ekonomi bahwa persaingan sempurna mempunyai kelemahan dalam dunia nyata.

  18. RINTANGAN MASUK PASAR • Rintangan peraturan (legal restrictions): aturan pemerintah, paten, kuota, tarif, franchise. • Biaya tinggi: biaya untuk membangun sarana dan prasarana seperti industri kereta api, penerbangan, kimia, kendaraan bermotor. • Iklan dan diferensiasi produk: iklan dapat membuat citra dan persepsi pelanggan terhadap produk tertentu

  19. MONOPOLI • KARAKTERISTIK • Hanya satu perusahaan yang menghasilkan lini produk spesifik dalam area pasar tertentu. • Elastisitas harga silang atas permintaan sangat kecil yang mengindikasikan tidak ada barang pengganti yang sempurna/dekat. • Tidak ada saling ketergantungan dengan pesaing karena perusahaan merupakan pemonopoli dalam pasar yang relevan. • Ada rintangan yang besar bagi pesaing untuk memasuki pasar seperti (a) Adanya unggul biaya karena penguasaan faktor produksi atau paten produk/proses produksi (b) Diferensiasi produk dengan adanya kesetiaan konsumen thd produk tertentu (c) Skala ekonomi sehingga pesaing sukar menyaingi efisiensi ekonomi (d) Kebutuhan modal yang besar untuk memasuki pasar (e) Adanya peraturan secara resmi sehingga tidak dimungkinkan untuk memasuki pasar (PAM, PLN, KAI/PJKA), (f) Rahasia produk/dagang yang tidak dapat diakses oleh pesaing.

  20. MAKSIMISASI LABA TR = PQ MR = TR/ Q = P + QP/Q MR = P + (QP/q)(P/P) = P + (Q/P)(P/q)Q(P/P) = P[1 + (Q/P)(P/Q)(Q)(1/P) = P[1 + (Q/P)(P/Q)(Q/P) = P(1 + 1/) Oleh karena (Q/P)(P/Q) = 1/(Q/P)(P/Q) = 1/  = TR – TC /Q = P + QP/Q – TC/Q = 0 = MR – MC = 0 Syarat pertama yang harus dipenuhi adalah Jadi MR = MC Syarat kedua sama dengan Persaingan Sempurna di mana lereng MC > 0.

  21. MANIPULASI TR DAN MR Fungsi gemaris permintaan, Q = f(P) Q = –P Lereng fungsi permintaan adalah Q/P = – Akan tetapi dalam pasar monopoli P=f(Q) oleh karena manipulasi terdahulu menunjukkan syarat pertama menunjukkan MR=MC oleh karena itu dalam pasar monopoli, pelaku pasar yang dalam hal ini pemonopoli tidak menjadi pengikut harga melainkan penentu harga sehingga P = f(Q), jadi P = (– Q)/  Oleh karena itu, TR = PQ = [(– Q)/ ]Q = (Q– Q2)/ MR = / –½Q Lereng MR adalah MR/Q = –½ Jadi Lereng MR sama dengan setengah dari lereng tiku permintaan.

  22. LERENG TIKU PERMINTAAN DAN TIKU MR Lereng tiku permintaan = – Lereng MR = –½ P Lereng = –  D Lereng MR = ½ MR 0 Q

  23. GAMBAR 4 Maksimisasi Laba Monopoli Maksimisasi Laba: MR=MC RP MC AC PA MC AC A L A B A B . C MR=MC E D MR 0 Q QA

  24. GAMBAR 4 JANGKA PANJANG (Laba Normal) Maksimisasi Laba: MR=MC RP MC AC PA SMC SAC LMC LAC A B C MR=MC D MR 0 Q QA

  25. GAMBAR 4 JANGKA PANJANG (Melebihi Laba Normal) Maksimisasai Laba: MR=SMC=LMC RP MC AC PA SMC LMC LAC SAC A B C D MR 0 Q QA

  26. GAMBAR 5 Regulasi Monopoli Maksimisasi Laba: MR=MC RP MC AC PA MC AC . A Deadweight Loss ( GRA) G R PE I PI B C . F H F E D MR=MC MR Q 0 QA QE

  27. Regulasi Monopoli • Jika harga pemonopoli dianggap terlalu tinggi, maka pemerintah melakukan regulasi terhadap pasar monopoli dengan menetapkan P=MC=D. • Dengan regulasi, harga turun ke PE, produksi ke QE, penerimaan total menjadi 0QEEPE, biaya total menjadi 0QEFH sehingga laba pemonopoli menjadi HFEPE. • Pertanyaan untuk diskusi: Apa yang terjadi jika harga ditetapkan menjadi P=AC=D?

  28. DISKRIMINASI HARGA • Diskriminasi harga adalah praktik membebankan harga yang berbeda terhadap konsumen yang berbeda untuk produk yang sama. • Ada tiga jenis diskriminasi harga: derajat pertama, derajat kedua dan derajat ketiga. • Harga cadangan (reservation price) Harga maksimum yang dibebankan oleh produsen yang seorang konsumen mau dan mampu membeli dan membayarnya.

  29. SYARAT PEMBERLAKUAN DISKRIMINASI HARGA • Barang sama untuk semua pasar • Pasar dan konsumen berbeda pada tiap pasar • Harga berbeda pada tiap pasar sesuai dengan besaran elastisitas • Elastisitas harga atas permintaan berbeda pada tiap pasar. MR = P(1 – 1/). Oleh karena syarat maksimisasi laba adalah MR = MC maka P(1 – 1/) = MC untuk tiap pasar sehingga untuk pasar A, laba maksimum dicapai pada saat MC=MR = PA(1 – 1/A) dan pada pasar B, laba maksimum dicapai pada saat MC=MR = PA(1 – 1/B). Jika A >B maka PA<PB.

  30. DISKRIMINASI DERAJAT PERTAMA Diskriminasi derajat pertama ada jika produsen dapat menggolongkan tiap pembeli dalam tiku permintaan dengan jumlah dan harga barang yang dapat diidentifikasi untuk tiap pembeli. Karena itu tiap tiku permintaan menjadi tiku penerimaan imbuh (marginal revenue) masing-masing pasar. Agar produsen dapat melaksanakan diskriminasi harga ini, informasi yang lengkap tentang pendapatan, kemauan mem-belanjakan uang, dan mutu yang diinginkan konsumen harus diketahui oleh penjual. Misalnya produsen Mercedes memproduksi sedan dengan pesanan khusus dari raja minyak Saudia Arabia sesuai dengan spesikasi yang diinginkan dengan harga yang setinggi-tingginya yang konsumen mau dan mampu menjangkaunya. Contoh lain adalah jasa layanan medis khusus dengan perlakuan khusus sehingga penyedia jasa dapat memperlakukan tiap pasien (client) secara khusus dengan tiku permintaan untuk masing-masing klien. Diskriminasi ini jarang ada dalam dunia nyata.

  31. DISKRIMINASI HARGA DERAJAT KEDUA • Diskriminasi harga derajat kedua lebih acap dijumpai daripada diskriminasi harga derajat pertama namun tidak lazim terdapat dalam dunia nyata. • Diskriminasi harga derajat kedua terjadi dengan menetapkan harga yang berbeda terhadap konsumen yang berbeda sesuai dengan blok layanan yang diberikan kepada misalnya tarif dan beban listrik untuk rumah tangga dibagi dalam golongan R1, R2, untuk sosial dan industri. Produsen dapat menerapkan diskriminasi harga derajat kedua jika informasi tentang tiku permintaan golongan konsumen dapat diperoleh. Contoh lain adalah tiket pesawat terbang yang dibagi menurut kelas A,B,C, D dan sebagainya dengan harga termurah untu golongan A dan makin naik sesuai dengan pembagian tempat duduk.

  32. MANIPULASI MATEMATIK = TR1(Q1) + TR2 (Q2) – TC(Q1+Q2) FOC: /Q1|Q2 = TR1(Q1)/Q1–TC(Q1+ Q2)/Q1 = 0 sehingga MR1 = MC /Q2|Q1 = TR2(Q2)/Q2–TC(Q1+ Q2)/Q2 = 0 sehingga MR2 = MC Jadi, MR1 = MR2 =MC SOC 2/ Q21 < 0 dan 2/ Q22 < 0 yang berarti lereng MC > 0 dalam memaksimumkan laba. Harap diingat bahwa MR = P(1 – 1/) dan oleh karena MR harus sama pada kedua pasar seperti pada FOC tersebut di atas maka PA(1 – 1/A) = PB (1 – 1/B). Jika A > B misalnya A = 4 dan B = 2 maka PA(1 – 1/4) = PB (1 – 1/2) 3/4PA =1/2 PB danPB = 6/4PA atau PA = 2/3PB sehingga PB > PA

  33. ILUSTRASI DISKRIMINASI HARGA DERAJAT PERTAMA DAN DERAJAT KEDUA Pemonopoli dalam diskriminasi harga derajat pertama menerapkan Reservation Price dengan harga maksimum yang dapat dibebankan kepada konsumen kepada setiap unit yang konsumen itu mau dan mampu membelinya. Diskriminasi derajat pertama pada dasarnya hanya terdapat dalam teori. Diskriminasi derajat kedua kadang-kadang berlaku dalam dunia nyata dan merupakan kiat penghampiran diskriminasi derajat pertama. RP RP 10 9 PA A 8 7 B PB 6 DQ DQ Q Q 0 1 3 4 2 DISKIMINASI DERAJAT KEDUA (PENENTUAN HARGA BLOK/BLOCK PRICING) DISKRIMINASI DERAJAT PERTAMA

  34. DISKRIMINASI HARGA DERAJAT KETIGA • Diskriminasi harga derajat ketiga merupakan diskriminasi harga yang paling lazim. • Pasar dibagi ke dalam segmentasi pasar yang berbeda berdasarkan geografi, pendapatan, penggunaan produk, umur, jenis kelamin dsb. • Elastisitas harga atas permintaan tidak sama pada tiap segmentasi pasar. • Pemonopoli berupaya memperoleh keuntungan dari segmentasi pasar.

  35. DISKRIMINASI HARGA DERAJAT KETIGA PASAR APASAR BTOTAL P MR P MR P MR MR DB DA MR MR 0 Q Q Q

  36. DISKRIMINASI HARGA DERAJAT KETIGA PASAR APASAR BTOTAL P MR P MR P MR MC PA . . . AC PB P=MC DT DB MR DA MR MR 0 QA QA + QB Q QB Q Q MR=MC

  37. CONTOH PERHITUNGAN DISKRIMINASI DERAJAT KETIGA Biaya total pemonopoli adalah TC = 5Q +20 sehingga MC = TC/Q = 5 Permintaan untuk Pasar 1: Q1 = 55 – P1 sehingga P1 = 55 – Q1 Permintaan untuk Pasar 2: Q2 = 70 – 2P2 sehingga P2 = 35 – 1/2Q2 TR1 = 55Q1 – Q12 TR2 = 35Q2 – 1/2Q22 MR1 = 55– 2Q1MR2 = 35– Q2 MR1 = MC, jadi 55– 2Q1 =5dan Q1 = 25 MR2 = MC, jadi 35– Q2 =5dan Q2 = 30 P1 = 55 – 25 = 30 P2 = 35 – Q2/2 = 20 = TR1 +TR2 – TC = (55Q1 – Q12) + (35Q2 – 1/2Q22 ) – (5Q +20) = [55(25) – (25)2 + (35(30)– ½(30)2 ] – [5(25+30) +20] = 1055

  38. PERSAINGAN MONOPOLISTIK: Karaktersitik Persaingan Monopolistik • Banyak penjual dan pembeli • Barang tidak seragam karena ada diferensiasi produk (karakteristik produk tertentu, merek, persepsi mutu, disain khusus, lokasi, jaminan, dan syarat kredit. • Tiku permintaan berlereng negatip dan sangat elastis oleh karena terdapat substitusi yang dekat. • Terdapat rintangan memasuki pasar • Penjual mempunyai kemampuan yang terbatas untuk mengubah harga • Syarat maksimisasi produk: MR = MC.

  39. GAMBAR 6 Maksimisasi Laba Persaingan Monopolistik Maksimisasi Laba: MR=MC RP MC AC PA MC AC A L A B A . B C D MR=MC E . MR 0 Q QA

  40. OLIGOPOLI KARAKTERISTIK • Oligopoli berasal dari kata oligos=beberapa dan polis=penjual, jadi ada beberapa penjual. • Ada beberapa penjual dengan asumsi banyak pembeli. • Ada barang pengganti yang dekat (close substitute). • Struktur biaya: hukum hasil yang makin menurun berlaku dalam produksi dalam jangka pendek sehingga MC menaik. Namun bagi oligopoli dan monopoli tidak menjadi masalah pokok karena MC konstan atau menurun dapat saja terjadi. • Maksimisasi laba: semua perusahaan dianggap memaksimumkan laba dalam jangka pendek.

  41. KARAKTERISTIK OLIGOPOLI • Strategi harga: perusahaan dapat menyesuaikan jumlah dan harga barang yang ditawarkan tergantung dari kondisi pasar dan insentif yang tersedia. • Penyesuaian dapat pula dilakukan dalam hal upaya promosi, disain produk, dan jalur distribusi. • Ekspektasi terhadap reaksi pesaing: pesaing dapat mengabaikan atau menandingi tindakan perusahaan tergantung dari tujuan dan insentif yang tersedia • Laba menjadi perangsang (incentive) untuk melakukan (1) perubahan dalam strategi harga (2) cheating atau collusion.

  42. MODEL TIKU PERMINTAAN BENGKOK OLIGOPOLI MODEL UMUM Rp Harga Biaya MC F A PA AC3 B AC2 E AC1 C D Q 0 QE MR

  43. BENTUK PASAR DAN ASUMSI DASAR

  44. MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK OLIGOPOLI BIAYA NAIK PADA MR SEPANJANG BC Rp MC Harga Biaya A B AC E C Q 0 QE MR

  45. MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK OLIGOPOLI MODEL UMUM Rp Harga Biaya MC A B AC E D C Q 0 QE MR

  46. MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK OLIGOPOLI (Perubahan Permintaan Jangka Panjang) Rp Harga Biaya MC A A* B D` C D Q 0 QE MR MR`

  47. MODEL TIKUPERMINTAAN BENGKOK OLIGOPOLI BIAYA TURUN PADA MR DI BAWAH TITIK C Rp Harga Biaya A A’ B MC E AC . C’ C D Q 0 QE MR

  48. KEPEMIMPINAN HARGA (PRICE LEADERSHIP) • Kepemimpinan harga terjadi jika suatu perusahaan menjadi pemimpin harga pada saat pemimpin harga mengubah harga, perusahaan lain akan mengikuti perubahan itu. Pemimpin harga biasanya adalah perusahaan yang lebih efisien di mana struktur biaya imbuh dan biaya rata-ratanya lebih rendah daripada perusahaan yang kurang efisien. • Perusahaan yang kurang efisien mengikuti harga agar tidak terlempar dari pasar. • Kepemimpinan harga dijumpai dalam bidang industri baja, kendaraan bermotor, minyak, dan karet (USA); industri semen, baja, kendaraan bermotor, obat-obatan, makanan dan minuman ringan (Indonesia).

  49. ILUSTRASI GRAFIK KEPEMIMPINAN HARGA PASAR DUOPOLI RP SMCB PB SACB SMCA PA SACA D MR` MR atau D` Q 0

  50. MODEL TIKU BENGKOK OLIGOPOLI Model tiku bengkok dapat memberi penjelasan: • Adanya kekakuan harga (price rigidity) kendati ada perubahan kondisi biaya dan permintaan. Perhatikan bahwa jika biaya dan permintaan berubaha sepanjang MR berada pada garis BC, maka tidak ada perubahan harga dan jumlah barang yang diminta. Diskusikan mengapa demikian halnya. • Sepanjang MR=MC, perusahaan perseorangan tidak akan mengubah harga oleh karena kondisi untuk memaksimumkan laba masih dipenuhi. Diskusikan mengapa demikian halnya.

More Related