1 / 18

Penelitian oleh : Esther Kuntjara , Linda Bustan , Aditya Nugraha , Thomas Santoso ,

Encountering the ethno-religious Other: Toward inter-religious understanding and peace building initiatives UK Petra 8 Juni 2012. Penelitian oleh : Esther Kuntjara , Linda Bustan , Aditya Nugraha , Thomas Santoso , Henny PS Wijaya. Latar Belakang.

damali
Download Presentation

Penelitian oleh : Esther Kuntjara , Linda Bustan , Aditya Nugraha , Thomas Santoso ,

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Encountering the ethno-religious Other: Toward inter-religious understanding and peace building initiativesUK Petra 8 Juni 2012 Penelitianoleh: Esther Kuntjara, Linda Bustan, AdityaNugraha, Thomas Santoso, Henny PS Wijaya

  2. LatarBelakang • Maraknyakonflik yang dipicuolehSARA. • Indonesia terdiridariberbagaisuku, golongandan agama. • Perlunyamencariakarmasalahdanpenyelesaiannya. • Perlunyakurikulum yang mengarahpadaperdamaiandalamkeberagaman yang bisadiaplikasikansecaraakademis.

  3. RumusanMasalah • Apapandangankelompoketnisdan agama tertentuterhadapkelompoketnisdan agama yang lain? • Masalahapasaja yang seringmemicukonflikantaretnisdan agama yang berbeda?

  4. Faktorapa yang seringmenghambatterjadinya dialog antaretnisdan agama untukmembangunpemahaman & perdamaian? • Kemungkinanapasaja yang bisadicapaiuntukmeningkatkansalingpengertiandanmenciptakanperdamaian?

  5. Pengambilan data(August – Desember 2011) 6Focus Group Discussions (kelompokhomogen) • KelompokTionghoa Kristen (12 partisipan) • KelompokTionghoaBudhis (9 partisipan) • Kelompok non-Tionghoa Kristen (10 partisipan) • Kelompok non-Tionghoa Hindu (6 partisipan) • KelompokTionghoa Islam (5 Partisipan) • Kelompok non-Tionghoa Islam (12 Partisipan) 2Focus Group Discussions(kelompokcampuran) • Masing-masingkelompokduawakil (12 partisipan) • Tionghoa & non-Tionghoa Kristen & Islam (10 partisipan)

  6. PenemuanPenelitian • Bagaimanapesertamengidentifikasidiri • Lebihnyamanmengidentifikasikandiri (kecualipesertaTionghoa) denganasalmerekatinggal. • Istilah ‘Cina’ masihterasamerendahkanbagisebagianpesertaTionghoa. • Lebihmemilihsebagai orang Indonesia. • Agama biasanyaditurunkandariorangtua, tapipesertamerasamantapdenganpilihannya.

  7. Dari yang lahirdarikawincampur, lebih pas menyebutdiridaritempatdimanapesertatinggal yang paling nyaman. • Beberapapeserta Islam masihsulituntukmenentukanapakahlebihke NU atauMuhamadyahatauKejawen. • Berbagaimacamgolongandankelompok Islam menyulitkanmemilihmana yang pas. • Tionghoa Muslim masihseringbingungmemilihidentitas yang pas.

  8. 2. Bagaimanamerekamemandang orang lain • Cukupterbukauntukbekerjasamadengankelompok lain. • Pengalaman yang traumatistahun ‘98 membuatbeberapa orang Tionghoamemandang ‘pribumi’ jahatdansadis. • Merasapentinguntukbisamenerima orang lain apaadanyakarenakitahidupdalammasyarakat yang plural. Sikaptoleransipada yang lain amatlahpenting.

  9. Memberistereotipterhadap orang lain yang berbedanampaknyacukupditerimapeserta. Tapikurangsetujuutkdisama-ratakan. • Semuasetujubahwaberbuatbaikdansukamenolong orang lain merupakannilai yang dijunjungtinggi di semua agama yang merekaanut. • Diakuisemua agama ada orang yang baikdan yang kurangbaik.

  10. 3. Kemungkinansumberkonflik • Konflik internal terjadisaat orang Tionghoamerasatakberdayajikadiperlakukandiskriminatif. • Konflikdalamkeluargaseringkaliterjadikarenabedagenerasi, bedaKasta, ataukawincampur. • kelompokTionghoaseringmerasadijadikankorban/diperas. Dianggapsemua orang Tionghoa kaya.

  11. Peserta non-Tionghoa Islam mengakuibahwamereka yang berkonflikadalah orang-orang yang hanyabelajar agama setengah-setengah. • Merasadiri paling benar (mis: dalamkuliah agama) seringmemicukonflik. • Pemerintahdituduhlebihmemilih yang kaya daripada yang miskin. • ‘Pribumi’ merasaterdesak/ terkalahkansecaraekonomi.

  12. Konflikantarumat Kristen dan Islam dicurigailebihbersifatpolitisdanekonomisketimbangdisebabkankarena agama. • Cara ber-PI / berdakwahseringmemicukonflik. • Konflik horizontal dalam Islam lebihtajamdaripadakonflikvertikal. • Social jealousy ditengaraiseringmenjadipenyebabkonflik.

  13. 4. Resolusikonflik yang disarankanpeserta • Badan yang lebihtinggiseperti MUI atauBanjarperlumembantumenyelesaikankonflik. • PesertaTionghoamenunjukkeluargasendiridalampenyelesaianmasalah. • Orang mudadinilailebihtoleranterhadaptradisiketimbangorangtuamereka.

  14. Komunikasi yang sehatadalahkuncimenujuperdamaian. Padahal orang Indonesia seringmenghindarinya. • Hindarisikapmenghakimi orang lain, tapikembangkansalingpengertianlewat dialog dankerjasama (mis: lewathobidanolah raga). • Tunjukkan agama kitalewatperbuatanbaikkepadasesamadansalingmenghormati.

  15. Bertemandengan orang yang berbedalatarbelakangakanmemupukpersahabatan. Hindarietnocentrisme. • Negara perlumenjagastabilitas. • “Berbuatlahpada orang lain sepertiandaingin orang lain berbuatuntukanda” diakuiolehbanyak agama. • Identitasnasionalperludipupukuntukmengembangkansemangatdanjiwanasionalkita.

  16. BeberapaKesimpulan • Peserta FGD yang kebanyakanmahasiswaterasalebihterbukadanmenyadariakankelemahandankekuranganmereka. • Ada suasana yang cukupoptimisdarikalangananakmudabahwaperbedaanbisadijembatani. • Kesempatanuntuksalingberkomunikasiperlusecararutindiselenggarakan.

  17. RumusPerdamaianoleh Johan Galtung: Equality, Equity, Mutual respect bisamenjadiacuandalammembangundunia yang damai. • KonsepPerdamaianperludisisipkandalamkurikulumsekolah & universitas di Indonesia.

  18. TERIMA KASIH

More Related