180 likes | 728 Views
POTENSI BIOTIK TERUMBU K ARANG WILAYAH PESISIR DAN LAUT. Winarni Monoarfa dan Jamaluddin Jompa. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:. Memahami dasar-dasar penting sifat-sifat fisik, biologi, dan kimiawi dari ekosistem terumbu karang
E N D
POTENSI BIOTIK TERUMBU KARANG WILAYAH PESISIR DAN LAUT Winarni Monoarfa dan Jamaluddin Jompa
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: • Memahami dasar-dasar penting sifat-sifat fisik, biologi, dan kimiawi dari ekosistem terumbu karang • Memahami potensi biotik yang ada dan ketergantungannya pada ekosistem terumbu karang • Mengidentifikasi issue-issue penting penyebab kerusakan terumbu karang dan alternative pemecahannya
Gambaran Dasar Ekologi Terumbu Karang • Terumbu karang sangat produktif dan secarataksonomi beragam, pada ekosistem air dangkal (1-30 m). • Struktur dasar fisiknya didominasi oleh kerangka kalsium karbonat (CaCO3) yang membentuk platform yang keras dalam jangka waktu ratusan atau ribuan tahun. • Penopang utama dari pertumbuhan terumbu ini adalah karang hermatypic (Scleractinia) dan algae coralline.
Gambaran Dasar Ekologi Terumbu Karang(Lanjutan) • Unit dasar dari pertumbuhan terumbu adalah polip karang dan (Zooxanthella) yang bersimbiose dengannya dan hidup dalam jaringan karang • Membutuhkan kejernihan air. Dan cahaya adalah faktor utama yang mempengaruhi distribusi vertikal karang yang membentuk terumbu.
Struktur Terumbu Karang • Tipe terumbu yang paling umum di Indonesia adalah terumbu berbentuk lingkaran atau cincin (Fringing Reef). • Terumbu berkembang dekat dengan pantai, khususnya pada dasar keras dan stabil yang mendukung bagi pertumbuhan terumbu. • Indonesia, terutama bagian timur, memiliki keragaman taksonomi karang terbesar di dunia, lebih dari 60 genera, dengan ratusan jenis (spesies)
Struktur Terumbu Karang • Tipe terumbu yang paling umum di Indonesia adalah terumbu berbentuk lingkaran atau cincin (Fringing Reef) • Terumbu berkembang dekat dengan pantai, khususnya pada dasar keras dan stabil yang mendukung bagi pertumbuhan terumbu • Indonesia, terutama bagian timur, memiliki keragaman taksonomi karang terbesar di dunia, lebih dari 60 genera, dengan ratusan jenis (spesies)
Dua karang penting di Indonesia adalah jenis Acropora dan Porites. • Karang mempunyai struktur yang berbeda-beda (rugoritas tinggi) dan ini menguntungkan bagi ikan atau invertebrata sebagai tempat perlindungan dan mencari makan. • Penyumbang yang lain terhadap struktur terumbu adalah algae yang mengandung kapur (CaCO3), kerang-kerangan dan hewan lainnya yang membentuk kapur. • Ciri utama dari habitat terumbu karang adalah tingginya tingkat keragaman spesies ikan dan hewan-hewan lainnya.
Kebutuhan Lingkungan dari Karang • Konsentrasi oksigen yang tinggi pada lapisan air bagian atas. • Temperatur umumnya hangat (antara 16 – 34 0C), tergantung daerahnya. Perubahan lebih dari 3 derajat dari suhu normalnya, dapat menyebabkan stress pada karang. • Salinitas umumnya antara 32 – 36 ppt • PH alami antara 7,5 – 8,5
Mempunyai kecerahan yang baik (> 20 m tembus cahaya) • Konsentrasi atau suply nutrient yang rendah (coral-algal competition) • Biomasa fitoplankton rendah • Sedimentasi yang rendah • Bebas pencemaran
Nilai Ekologi dan Fungsi Alamiah Terumbu Karang • Fungsinya sangat komplek (Biologi, Kimia, Fisik) • Berkaitan dengan komunitas mangrove dan lamun yang berdekatan • Merupakan pemecah ombak/peredam gelombang untuk melindungi pantai, termasuk daerah mangrove • Juga mensuply zat kapur yang berguna bagi lamun dan mangrove
Nilai Ekologi dan Fungsi Alamiah Terumbu Karang (Lanjutan) • Secara kimiawi, berfungsi sebagai pengakap karbon (CO2) dan mengikatnya dalam bentuk kalsium karbonat (CaCO3) • Mendukung perikanan penting
Nilai-nilai Kunci Sumberdaya Alam Karang • Potensil memberikan 12% penangkapan ikan dunia • Bagi masyarakat pesisir lebih dari 30% ikan ditangkap dari karang merupakan pemasaok pretein yang penting • 15 sampai 20 metric ton per km2 per tahun • Beberapa biota penting lainnya (teripang, moluska, dll.) dapat dipanen secara terencana, supaya berkelanjutan
Nilai-nilai Kunci Sumberdaya Alam Karang (Lanjutan) • Industri akuarium air laut; ikan hias, karang, dll. • Sumber bahan obat dan medis • Tempat pendidikan, penelitian, dan parawisata
Gangguan Utama Karang Akibat Kegiatan Manusia • Ganguan langsung; pengambilan karang, pembuatan saluran, dll. • Penggunaan alat tangkap ikan yang merusak • Penangkapan ikan dan biota lain secara berlebihan • Kerusakan karena jangkar dan penyelam
Gambaran Umum Terumbu Karang di Gorontalo Secara umum penutupan karang hidup sekitar 20-70% Contoh di Pulau Payunga dan Pulau Saronde, karang hidup berkisar 30-60%.
Pendekatan Pengelolaan Terumbu Karang • Diperkirakan kurang dari 20 % terumbu karang kita yang masih dalam kondisi baik, sehingga perlu mendapat perhatian yang serius. • Pembentukan taman laut, daerah perlindungan alam, zona-zona pemanfaatan, dll pada daerah terumbu karang perlu segera direalisasikan. • Pengaturan penambatan rambu laut (mooring scheme) utk mengurangi kerusakan oleh jangkar.
Pendekatan Pengelolaan Terumbu Karang (Lanjutan) • Membuat 'marine reserve' yang dilindungi sebagai daerah pembiakan yang dapat mensuply ekosistem sekitarnya. • Menghentikan penangkapan ikan yang merusak; melalui berbagai pendekatan, termasuk mengembangkan matapencaharian alternatif. • Kampanye kesadaran lingkungan. Ingat kita semua turut merusak terumbu karang! • Pengaturan keberadaan industri
Pendekatan Pengelolaan Terumbu Karang (Lanjutan) • Mengendalikan pembangunan dan pemanfaatan lahan di darat • Mengembankan artificial reef (karang-karang buatan) • Mempertimbangkan kemungkinan transplantasi karang utk tujuan rehabilitasi • Pelarangan perdagangan cenderamata, ikan hias, dan species yang mendekati kepunahan.