1 / 36

Cover

Cover. Bahan Kuliah Teori :. Pemrograman Terstruktur. Herianto. CopyRight@2004. Sistematika Materi. Sistematika Materi Konsep pemrograman secara umum : Perkembangan pemrograman komputer Sejarah bahasa pemrograman Jenis bahasa pemrograman Perbandingan bahasa pemrograman

emily
Download Presentation

Cover

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Cover Bahan Kuliah Teori : Pemrograman Terstruktur Herianto CopyRight@2004

  2. Sistematika Materi • Sistematika Materi • Konsep pemrograman secara umum : • Perkembangan pemrograman komputer • Sejarah bahasa pemrograman • Jenis bahasa pemrograman • Perbandingan bahasa pemrograman • Ide Pemrograman terstruktur : • Defenisi, Tujuan, Kriteria • Metoda dasar pemrograman terstruktur • GOTOLess : Sekuensial, Selection, Looping • Perbandingan bahasa pemrograman • (Berdasarkan kriteria pemrograman terstruktur) • Metoda desain pemrograman terstruktur • Modular, TopDown,… • OOP, Pemrograman berorientasi objek • (Lebih terstuktur dari ide pemrograman terstruktur ?) • Struktur pemrograman visual

  3. Konsep Pemrograman • Mem-program komputer, secara teknis bertujuan : • Memasukkan/ menyusun sejumlah instruksi dan data ke memory, yang selanjutnya akan diambil satu persatu oleh CPU/Processor untuk dilaksanakan Perkembangan (cara) mem-program komputer : • Pemrograman dengan mengatur/menyambung titik jumper di rangkaian komputer • Pemrograman dengan langsung menulis kode biner ke memory, direpresentasikan melalui kode hexa, kode biner disebut juga bahasa mesin komputer • Pemrograman dengan bahasa assembler : Perintah-perintahnya berkaitan langsung dengan struktur internal hardware • Pemrograman dengan bahasa tingkat tinggi/menengah : Perintah-perintahnya mirip dengan bahasa manusia/english

  4. Ilustrasi Pemrograman Komputer 0001 ………. 0002 ………. ………. 00011100 0100 00000101 0101 00111101 0102 00010010 0103 00101101 ………. ………. ………. Susunan instruksi dan data dalam memory Instruksi A Programmer Data D Instruksi D Tool Instruksi B Instruksi C Data A Sejumlah Instruksi dan data CPU High/Medium Level Hexa Assembly 3C 05 3D 12 2D Mov A,05 Mov B,12 Add A,B A = 05 + 12

  5. Sejarah bahasa Pemrograman

  6. Generasi dan Jenis Bahasa Pemrograman • Jenis bahasa pemrograman berdasarkan bentuk (corak kode) nya : • Pemrograman prosedural : Pascal, C, … • Pemrograman fungsional : Lisp • Pemrograman deklaratif : Prolog • Pemrograman berorientasi objek : Java • Pemrograman prosedural sekaligus berorientasi objek : C++ • Generasi bahasa pemrograman: • Generasi I : machine language • Generasi II : assembly language : Asssembler • Generasi III : high-level programming language: C, PASCAL, dsb. • Generasi IV : 4 GL (fourth-generation language): Prolog, SQL, Visual tool, dsb • Jenis bahasa pemrograman berdasarkan tujuan (hasil) : • Pemrograman stand-alone • Pemrograman client/server • Pemrograman web : HTML, Script • Pemrograman jaringan • Jenis bahasa pemrograman berdasarkan metodanya : • Pemrograman tidak terstruktur : Basica, Fortran, … • Pemrograman terstruktur : Pascal, C/C++, … • Pemrograman berorientasi objek : C++, Java, … • Pemrograman visual : VB, Delphi, … • Jenis bahasa pemrograman berdasarkan cara penterjemahan : • Interpreter : Basica, Foxpro, Matlab,… • Compiler : Turbo Basic, Pascal, C/C++, …

  7. Jenis Program Bahasa Perbandingan Bahasa Pemrograman(Umum) Bahasa Terbaik Rasio Bahasa Terburuk Data terstruktur Assembler ADA, C /C++, PASCAL 1: 1 Assembler, BASIC ADA Proyek cepat BASIC 1 : 4.5 PASCAL, ADA, Assembler Eksekusi cepat Quick / Turbo / Basic Assembler, C 1 : 5 BASIC, Intrepreter Language C Kalkulasi matematika FORTRAN 1 : 2.5  PASCAL Menggunakan memori dinamis FORTRAN PASCAL, C  1 : 3 BASIC PASCAL  Lingkungan bermemori terbatas BASIC, Assembler, C 1 : 3.5 FORTRAN Program real-time ADA, Assembler, C BASIC, FORTRAN Manipulasi string BASIC, PASCAL C Program mudah dikelola PASCAL, ADA C, FORTRAN Berdasarkan tujuan tertentu : (Mc. Connell) Berdasarkan jumlah instruksi dibandingkan dengan assembler Berdasarkan kriteria pemrograman terstruktur : (Mc. Connell) Tabel ini akan dilengkapi selama perkuliahan berlangsung

  8. Proses Pembuatan Aplikasi

  9. Contoh Proses Pembuatan Aplikasi (1) : Permasalahan 1 : Si Upik selalu membeli buah apel untuk dibagikan ke beberapa orang anak yatim Ia kesulitan untuk membagi secara adil berapa buah apel setiap anak mendapatkan jika ia beli N buah. Karena sering ia lakukan, ia membutuhkan aplikasi untuk menghitung kebutuhan tersebut. • Dari gambaran tersebut dapat ditentukan bahwa program membutuhkan 2 input dan 1 output. • Misal kedua input yang dibutuhkan disebut A dan N dan output disebut C. • Maka secara matematis hubungan input dan output dapat dimodelkan dengan : • C = A / N • Contoh data : • Jika A = 25 dan N = 5, • maka secara manual dapat dihitung : • C = 25 / 5 • C = 5 • Urutan perhitungan tersebut (algoritma) jika dilakukan komputer adalah : • Memasukkan nilai ke A • Memasukkan nilai ke N • Menghitung C = A / N • Mencetak hasil C Proses pemecahan : Permasalahan di atas dapat disederhanakan dengan menggambarkan bagaimana dialog di layar komputer yang diharapkan terjadi terhadap aplikasi yang dibutuhkan tersebut : Contoh dialog yang diharapkan : Aplikasi pembagian buah apel Ketik jumlah buah apel yang dibeli : … {ENTER} Ketik jumlah anak yang akan diberi : … {ENTER} Solusi : Setiap anak mendapatkan : … buah apel

  10. Contoh Proses Pembuatan Aplikasi (2) : Permasalahan 2 : Si Buyung kelas 2 SMU. Oleh guru matematik-nya ia sering diminta menghitung soal-soal persamaan kuadrat yang jumlahnya lumayan banyak. Si Buyung memang jago matematik, tapi dia juga sedang mendalami pemrograman komputer. Dia tahu kalau masalah di atas dapat diatasi dengan membuatkan aplikasinya. Dari dialog tersebut diketahui bahwa program membutuhkan 3 input dan 2 output. Misal kedua input yang dibutuhkan disebut A, B dan C dan output disebut X1 dan X2. Maka secara matematis, dengan menggunakan rumus abc yang telah baku, proses mendapat X1 dan X2 dapat dihitung seperti berikut : X1 = (-b+D)/2A X2 = (-b-D)/2A Dimana D = b2 – 4AC Sebelum menghitung X1 dan X2 perlu diselidiki apakah nilai A=0 atau tidak, sebab pada persamaan kuadrat nilai A tidak boleh 0 Juga harus dihitung terlebih dahulu nilai D, dan diselidiki : Jika D>0; Penyelesaian (X1 dan X2) merupakan nilai real dan berbeda Jika D = 0; penyelesaian (X1 dan X2) merupakan nilai real dan sama (X1=X2) Jika D<0; penyelesaian (X1 dan X2) merupakan nilai imajiner Proses pemecahan : Permasalahan di atas juga dapat disederhanakan dengan menggambarkan bagaimana dialog di layar komputer yang diharapkan terhadap aplikasi tersebut : Contoh dialog yang diharapkan : Aplikasi menghitung persamaan kuadrat Masukkan nilai koefisien A : … {ENTER} Masukkan nilai koefisien B : … {ENTER} Masukkan nilai koefisien C : … {ENTER} Penyelesaian : Solusi merupakan 2 akar real yang berbeda Solusi 1 (X1) = … Solusi 2 (X2) = …

  11. Lanjutan Proses pemecahan tersebut urutannya (algoritma) adalah : Pembuatan Kode Program : Setelah kita dapatkan algoritma dari permasalahan, maka langkah selanjutnya adalah membuat kode programnya Kode program permasalahan 1 Kode program dari permasalahan 1 di atas bersifat sekuensial murni. Artinya tidak membutuhkan perintah untuk melompat dari satu bagian program ke bagian program lain. Kode program seperti ini sangat mudah untuk membuatnya menggunakan bahasa pemrograman apa pun Kode Program permasalahan 2 Kode program dari permasalahan 2 tidak lagi bersifat sekuensial murni, karena membutuhkan perintah untuk melompat ke bagian program tertentu. Untuk melompat ke bagian program tertentu dapat menggunakan perintah GOTO atau dapat juga dengan menggunakan metoda PEMROGRAMAN TERSTRUKTUR • AWAL : • Memasukkan nilai ke A • Memasukkan nilai ke B • Memasukkan nilai ke C • Selidiki apakah A=0, jika YA melompat ke AKHIR • Menghitung nilai D = b2 – 4AC • Menyelidiki nilai D, • Jika D>0 melompat ke REAL_BEDA • Jika D=0 melompat ke REAL_SAMA • JIKA D<0 melompat ke IMAJINER • REAL_BEDA : • X1 = (-b+D)/2A • X2 = (-b-D)/2A • Mencetak hasilnya • Melompat ke AKHIR • REAL_SAMA : • X1 = -b / 2A • X2 = X1 • Mencetak hasilnya • Melompat ke AKHIR • IMAJINER : • D = absolute(D) • X1 = -b/2A + D/2A i • X2 = -b/2A - D/2A I • Mencetak hasilnya • AKHIR : • - Menanyakan apakah ingin menghitung lagi, jika YA melompat ke AWAL

  12. Simbol-simbol untuk menggambarkan Flow Chart Digunakan untuk proses yang detailnya dijelaskan terpisah, misalkan untuk menyatakan prosedur, atau sub program Digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir program Digunakan untuk memberikan nilai awal (inisial) pada suatu variabel atau counter Digunakan untuk hubungan arus proses yang terputus masih di halaman yang sama Digunakan untuk proses, pengolahan arithmatik, dan pemindahan data Digunakan untuk hubungan arus proses yang terputus di halaman yang berbeda Digunakan untuk mewakili operasi perbandingan logika yang dibutuhkan pada Selection dan Looping Digunakan untuk menghubungan antar simbol/elemen yang lain dan sekaligus menyatakan arah aliran Digunakan untuk menyatakan operasi memasukkan data/input dan menampilkan data/output

  13. Contoh Flow Chart : Start Permasalahan 2 : Masukkan nilai koefisien A ke var A Masukkan nilai koefisien B ke var B Masukkan nilai koefisien C ke var C Permasalahan 1 : Start A=0 Masukkan data jumlah apel ke var A Masukkan data jumlah anak ke var N D = b2 – 4AC D>0 C = A / N Hitung penyelesaian real Dengan akar berbeda Tampilkan : Setiap anak mendapat C apel D=0 Hitung penyelesaian real Dengan akar sama end Hitung penyelesaian Bilangan imajiner Menanyakan apakah ingin menghitung lagi ? LG LG=Ya end

  14. Ide Pemrograman terstruktur Ide pemrograman terstruktur muncul karena jumlah baris program semakin lama semakin besar, tentu saja hal ini terjadi karena diinginkan aplikasi yang lengkap dan lebih berkualitas Dengan ide pemrograman terstruktur diharapkan dapat membantu manajemen source code(kode program) sehingga program mudah untuk dikelola bagi kepentingan selanjutnya Tujuan utama pemrograman terstruktur adalah : agar program-program besar menjadi lebih mudah ditelusuri alur logikanya, mudah untuk dimodifikasi (dikembangkan) dan mudah pula untuk ditemukan bagian yang salah ketika program sedang diuji. Pemrograman yaitu aktivitas membuat program, yaitu menyusun sejumlah perintah yang dikenal komputer Terstruktur dapat berarti terpola, bentuk yang mengikuti aturan tertentu, juga berarti sesuatu yang sistematis Pemrograman Terstruktur berarti : ……………………………………………………… ……………………………………………………… Orang pertama yang mencetuskan ide pemrograman terstruktur adalah Profesor Edsger W. Dijkstra dari University of Eindhoven, Nederland. Ide utamanya adalah bahwa statemen GOTO sebaiknya tidak digunakan di dalam pemrograman terstruktur, sebab bisa membuat program menjadi ruwet. Ide ini ditanggapi oleh HD Milis, yang beranggapan bahwa pemrograman terstruktur semestinya tidak hanya dihubungkan dengan tanpa penggunaan GOTO, tetapi yang lebih utama adalah struktur program itulah yang menentukan apakah suatu pemrograman terstruktur atau tidak • Kriteria pemrograman terstruktur : • Struktur programnya; jelas dan tegas • Fasilitas penulisan kode program; jelas dan tegas • Statemen untuk kebutuhan Selection dan Looping; lengkap • Fasilitas menyatakan berbagai type data (struktur data); lengkap dan tegas • Fasilitas pemberian komentar; lengkap • Fasilitas instruksi yang tersedia (operasi arithmatik/matematik, string, …); lengkap • Fasilitas modular (baik internal maupun eksternal); lengkap • Fasilitas debugging, mudah dan jelas

  15. Filosofis Terstruktur a b c d • Mana yang susunannya terstruktur (teratur, …) • Mana yang lebih mudah anda hafalkan • Jika akan ditambah satu batang lagi, dimana harus diletakkan agar posisinya dapat dinilai benar • Jika susunannya dirombak, mana yang lebih mudah untuk disusun kembali

  16. Metoda dasar pemrograman terstruktur • Ide awal penerapan pemrograman terstruktur yaitu dengan menghindari penggunaan GOTO untuk melompat ke bagian program tertentu • Kegunaan GOTO untuk melompat ke baris program tertentu, secara umum dapat dibagi ke dalam 2 kelompok : • Melompat ke bagian bawah program dari posisi program saat ini • Melompat ke bagian atas program dari posisi program saat ini • Untuk itu dalam pemrograman terstruktur hanya dikenal 3 struktur : • Sekuensial, yaitu program yang tidak memiliki lompatan. Baris program dijalankan secara normal (lurus) satu per-satu dari atas ke bawah • Selection, yaitu program yang memiliki pilihan apakah harus menjalankan baris program sesuai dengan urutannya atau melompati sejumlah baris program tersebut • Looping, yaitu program yang juga mengandung pilihan apakah akan mengulangi program yang sudah pernah dijalankan sebelumnya atau tidak Dengan pemrograman terstruktur; Jika ada kebutuhan melompat ke bagian bawah, dapat digantikan dengan perintah Selection (If, Case, Select, Switch,…) Jika ada kebutuhan melompat ke bagian atas, dapat digantikan dengan perintah Looping (for, While, repeat-until,…) Prinsip utamanya adalah, program tidak boleh melompat ke atas, kecuali untuk keperluan pengulangan

  17. Beberapa bentuk logika terstruktur dengan flow chart 1. Struktur urut sederhana (Simple sequence) 3. Struktur 2 pilihan dengan IF-THEN-ELSE 2. Struktur 1 pilihan dengan IF-THEN

  18. Lanjutan : 4b. Struktur banyak pilihan dengan CASE 4a. Struktur banyak pilihan dengan IF-THEN-ELSEIF

  19. Lanjutan : 5. Struktur perulangan FOR 6. Struktur perulangan WHILE For 7. Struktur perulangan UNTIL

  20. Statemen kontrol terstruktur : menyembunyikan goto IF-THEN Proses1 If {kondisi=false } then goto lompat Proses1a Lompat: Proses2 Proses 1 Kondisi true Proses1 If {kondisi } then Proses1a End if Proses2 false Proses 1a Proses 2 Analisa : Jika kondisi=true, urutan pelaksanaan : Proses1 Proses1a Proses2 Jika kondisi=false, urutan pelaksanaan : Proses1 Proses2

  21. Lanjutan menyembunykan goto Proses1 If {kondisi=true } then goto lompat1 else goto lompat2 Lompat1: Proses1b goto lompat3 Lompat2: Proses1a Lompat3: Proses2 IF-THEN-ELSE Proses 1 Kondisi true Proses1 If {kondisi=true } then Proses1b else proses1a end if Proses2 false Proses 1b Proses 1a Proses 2 Analisa : Jika kondisi=false, urutan pelaksanaan : Proses1 Proses1a Proses2 Jika kondisi=true, urutan pelaksanaan : Proses1 Proses1b Proses2

  22. Lanjutan menyembunykan goto IF-THEN-ELSE-IF Proses1 If {kondisi1=true } then goto lompat1 If {kondisi2=true } then goto lompat2 If {kondisi3=true } then goto lompat3 Goto lompat4 Lompat1: Proses2a goto habis Lompat2: Proses2b goto habis Lompat3: Proses2c goto habis Lompat4: proses2d Habis: proses3 Proses1 If {kondisi1=true } then Proses2a else if {kondisi2=true } then Proses2b else if {kondisi3=true } then Proses2c else Proses2d end if Proses3 Proses 1 Kondisi1 true Proses 2a false Kondisi2 Proses 2b Proses1 Case of var Kondisi1: Proses2a Kondisi2: Proses2b Kondisi3: Proses2c else Proses2d end case Proses3 Kondisi3 Proses 2c Proses 2d Proses 3

  23. Lanjutan menyembunykan goto Looping : FOR For I=1 to 5 Proses 1 Proses 2 Next I Proses 3 FOR I=1 to 5 Proses1 Proses2 I=1 Ulang : Proses1 Proses2 I=I+1 If I<=5 then goto Ulang Proses3 Proses3

  24. Lanjutan menyembunykan goto Looping : WHILE While {kondisi=true} Proses 1 Proses 2 Wend Proses 3 While {kondisi} Proses1 Ulang : If {kondisi=true} then Proses1 Proses2 goto Ulang Proses3 Proses2 Proses3

  25. Lanjutan menyembunykan goto Looping : UNTIL do Proses 1 Proses 2 Loop Until {kondisi=true} Proses 3 Proses1 Proses1 Ulang : Proses1 Proses2 If {kondisi=true} then goto Ulang Proses3 Until {kondisi} Proses3

  26. Contoh flow chart dengan kontrol lengkap : start C=2 C=C=1 C>12 end

  27. Contoh flow chart dengan beberapa lompatan tidak terstruktur : • Lompatan tidak terstruktur : • Melompat ke bagian yang belum tentu dilewati • Melompat keluar dari daerah induknya start end

  28. Struktur Data dan Pemrograman terstruktur • Bahasa pemrograman dengan kemampuan meng-ekspresi-kan semua kebutuhan struktur data akan lebih mendukung pencapaian tujuan dari pemrograman terstruktur • Bahasa pemrograman yang tidak memiliki fasilitas untuk mengungkapkan struktur data tertentu cendrung mengarahkan kode program ke bentuk yang kurang teratur • Kemampuan struktur data suatu bahasa pemrograman ditentukan oleh kemampuan fasilitas type data yang dimilikinya • Type data secara umum terdiri dari : • Type data dasar standar : Integer, real, string, charakter, dan logic • Type data dasar tidak standar : sub range, enumerate • Type data majemuk : set, array, record, file • Type data dinamis : pointer • Type data pada Basic : • ………………………………………………. • ………………………………………………. • Type data pada Pascal : • ………………………………………………. • ………………………………………………. • Type data pada C : • ………………………………………………. • ………………………………………………. • Type data pada Foxpro : • ………………………………………………. • ……………………………………………….

  29. Tabel Perbandingan Bahasa Pemrograman(Berdasarkan kriteria pemrograman terstruktur) 4=Baik sekali 3=Baik 2=Cukup 1=Kurang

  30. Metoda Desain Pemrograman Terstruktur Untuk membantu dan menjamin dihasilkannya program yang terstruktur, dapat digunakan beberapa metoda/alat berikut : • Metode Perancangan Top-down • Metada Perancangan Modular • Implementasi internal : Procedure/Subprogram, Function • Implementasi eksternal : file Unit/Header/Modul • Diagram Nassi-Schneiderman • Tabel Decision

  31. Metode Perancangan Top-down Masalah Besar Sub Masalah A Sub Masalah B Sub Masalah C Sub Masalah A2 Sub Masalah A1 Masalah utama B C A A1 A2 Strategi umum dalam penyelesaian masalah besar; kompleks; rumit

  32. Contoh Top-down : Sistem Informasi Akademis Mahasiswa Perkuliahan Dosen Entry data Entry data Entry data Hapus data Hapus data Hapus data Laporan data Laporan data Laporan data

  33. Metode Modular : Implementasi Top-down Bagian Utama A A1 ……. Call A1 ……. Call A2 …….. …….. Call A …….. Call B …….. Call C …….. ……. ……. B A2 ……. ……. ……. ……. C ……. ……. • Dapat diterapkan secara : • - Internal : sub program, procedure, function • - Eksternal : file unit, header, modul

  34. Diagram Chart Nassi-Schneiderman Statemen1 While kondisi Statemen2 proses2 Stateme3 proses2 Until kondisi Contoh : if ya tdk Mulai Masukkan Nilai koefisien A proses1 Masukkan Nilai koefisien B Masukkan Nilai Koefisien C D = B*B-4*A*C if ya tdk D<0 ya tdk proses1 proses2 D=0 ya tdk Imajiner Real berbeda Real sama

  35. Tabel Decision • Langkah Pembuatan : • Menentukan kondisi yang akan diseleksi • Menentukan jumlah kejadian yang mungkin terjadi untuk di-isi pada bagian kondisi • Menentukan tindakan yang akan dilakukan untuk di-isi pada bagian aksi Contoh : Jika nilai rata-rata >=85 dan jumlah kehadiran mencapai >=90% maka siswa tersebut akan mendapat bonus, jika nilai rata-rata<85 walaupun jumlah kehadiran mencapai >=90% maka siswa tersebut tidak mendapat bonus Latihan : Jika unit yang dipesan untuk barang tertentu sama dengan atau melebihi jumlah minimum dan pemesannya adalah agen, maka akan mendapat potongan. Sebaliknya jika kurang dari jumlah minimum, walaupun pemesannya adalah agen, maka tidak mendapat potongan. Jika persediaan di gudang mencukupi maka unit pesanan dikirim sepenuhnya. Jika persediaan di gudang tidak mencukupi jumlah pesanan, maka unit yang ada akan dikirim sedangkan kekurangannya akan dibuatkan catatan (back order)

  36. Konversi flow chart ini ke bahasa pemrograman :a. Basic atau foxprob. Pascal atau C start C=2, M=3 C=C*M C=C+1 F F C>12 T C=C-M C>M F T For I=M to C F T I > M (I*C)>M F C<=M M=C+5 M=M+1 C=C+M T Cetak C Cetak M Next I C=M+1 M=C+1 P=C+M end M=P+2 C = 37M = 25

More Related