1 / 54

Per masalahan Pembangunan: Kemiskinan, Pengangguran, dan Ketidakadilan

Program Doktor Bidang Ilmu Sosial Universitas Pasundan Bandung 20 12. ADMINISTRA SI PEMBANGUNAN. Per masalahan Pembangunan: Kemiskinan, Pengangguran, dan Ketidakadilan. Sistimatika. Pembangunan dan Kemiskinan a. Hipotesis Kuznet

ginger
Download Presentation

Per masalahan Pembangunan: Kemiskinan, Pengangguran, dan Ketidakadilan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Program DoktorBidangIlmuSosial UniversitasPasundan Bandung 2012 ADMINISTRASI PEMBANGUNAN Permasalahan Pembangunan: Kemiskinan, Pengangguran, dan Ketidakadilan

  2. Sistimatika • Pembangunan dan Kemiskinan a. Hipotesis Kuznet b. Teori dan Konsep kemiskinan • Kemiskinan dan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia a. Data dan Angka b. Indeks Pembangunan Manusia c. MP3EI

  3. Literatur

  4. Pembangunan dan Kemiskinan

  5. Pro Poor Pro Growth?? Pro Job

  6. HIPOTESIS KUZNETS • Data data ekonomi periode 1970–1980, pertumbuhan ekonomi dan distribusi pendapatan -terutama di LDS (Less Developing Countries)-menunjukan korelasi positif antara laju pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesenjangan ekonomi. • Demikian pula, studi yang dilakukan di negara negara Eropa Barat, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi justru membuat ketimpangan antara kaum miskin dan kaum kaya semakin melebar. • Hipotesis Kuznets menegaskan, yaitu, dalam jangka pendek ada korelasi positif antara pertumbuhan pendapatan perkapita dengan kesenjangan pendapatan. Namun dalam jangka panjang hubungan keduanya menjadi korelasi yang negatip. • Fenomena ini dikenal dengan nama “Kurva U terbalik dari Hipotesis Kuznets”. Pertanyaannya adalah berapa lama jangka pendek itu? Dan berapa lama jangka panjang itu? Kapan titik balik dicapai?

  7. Kurva Kuznet

  8. Hubungan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesenjangan ekonomi adalah hubungan positif. • Deininger dan Squire (1995, 1996) menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara pertumbuhan ekonomi suatu negara dengan peningkatan angka kemiskinan. • Studi yang dilakukan oleh World Bank (1990), Fields dan Jakobson (1989) dan Ravallion (1995), menunjukan tidak ada korelasi antara pertumbuhan ekonomi dengan tingkat kemiskinan. • Kedua studi yang mempunyai hasil bertolak belakang tersebut, justru menguatkan hipotesis dari Kuznets dengan kurva U terbalik. • Kuznets menyimpulkan bahwa pola hubungan yang positif kemudian menjadi negatif, menunjukkan terjadi proses evolusi dari distribusi pendapatan dari masa transisi suatu ekonomi pedesaan (rural) ke suatu ekonomi perkotaan (urban) atau ekonomi industri.

  9. Konsep dan Teori Pengertian konvensional kemiskinan hanya berdimensi tunggal yakni kekurangan, ketidakmerataan, atau diartikan sebagai ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal, serta diikuti dengan ketidakadilan dalam distribusi pendapatan. Semuanya berciri kuantitatif dan moneymetric.

  10. The poor shall be taken to mean persons, families andgroups of persons whose resources material,cultural and social are so limited as to excludethem from the minimum acceptable wayof life in the member state where they live. (Inequality and Poverty Reexamined, Stephen P Jenkins & John Micklewright, 147).

  11. Kemiskinan bukan saja ketidakmampuan ekonomi namun juga menyentuh masalah ketidakmandirian atau ketergantungan pada individu dan kelompok atau negara lain.

  12. Ketergantungan [Dependency is]…an historical condition which shapes a certain structure of the world economy such that it favors some countries to the detriment of others and limits the development possibilities of the subordinate economics…a situation in which the economy of a certain group of countries is conditioned by the development and expansion of another economy, to which their own is subjected. (Theotonio Dos Santos, “The Structure of Dependence,” in K.T. Fann and Donald C. Hodges, eds., Readings in U.S. Imperialism. Boston: Porter Sargent, 1971, p. 226)

  13. Pasar domestik negara-negara miskin tidak cukup besar guna mendukung skala ekonomi yang digunakan negara-negara kaya untuk terus membuat harga yang lebih rendah. • Kemauan politik (political will) negara-negara miskin terhadap transformasi (perubahan) dari sekadar menjadi produser komodoti barang primer sesuatu yang mungkin atau diinginkan. • Sejauh mana negara-negara miskin sebenarnya memiliki kontrol terhadap produk utama mereka, khususnya bagi penjualan barang tersebut di luar negeri. Teori Ketergantungan (Dependency Theory) dikembangkan pada akhir tahun 1950-an oleh Raul Presibich (Direktur Economic Commission for Latin America, ECLA). Kebijakan Publik

  14. Ketergantungan pengelolaan sumberdaya alam Ketergantungan Ekonomi Kemiskinan negara dunia ketiga Ketergantungan sosial, budaya, ekonomi

  15. Konsep Kemiskinan

  16. Dimensi Kemiskinan Michael Sherraden (2006:46-54)

  17. Lingkaran kemiskinan • Ketergantungan ekonomi; • Rendahnyaderajatkesehatan; • Rendahnya tingkat pendidikan; • Tekanan masalah Sosial • Kondisiketerisolasian Masalah Struktural MasalahKultural LIngkaran Kemiskinan BencanaAlam

  18. Kebijakan negara mengakibatkan adanya kelompok masyarakat yang terjebak dalam kemiskinan (poverty trap), deprivasi (social deprivation), isolasi, ketidak-berdayaan dan ketiadaan akses kepada sumberdaya alam, sarana dan prasarana sosial ekonomi dan kesenjangan. (Chambers 1983).

  19. Pengukuran

  20. Incentives and Skills Clarity of Functions Better aligned policy, planning, and budgeting systems Strengthen institutional accountability Enhance assessment and monitoring of poverty reduction Results Orientation Information, Participation and Consultation Tiga Langkah Pokok Kebijakan Pemerintah www.ginandjar.com

  21. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York tahun 2000 MDGs Memerangi kemiskinan harus dicapai pada tahun 2015

  22. Dasar Pembangunan Nasional Building community capacity as social capital Enhancing social entrepreneurship at community level through facilitators/community leaders Providing economic capital Through Community Block Grants/BLM www.ginandjar.com

  23. Pembangunan Sosial dan Ekonomi • Social development is economic development. • Investasidibidangsosialtidakkalahpentingdarisegiekonomi. • Dari kajiandi 90 negara, Birdsallantara lain menunjukkanadanyaasosiasipositifantaraangkapartisipasisekolah(school enrollment) denganangka rata-rata pertumbuhanekonomi. • Birdsall, Nancy, Social Development is Economic Development. Policy Research Development. World Bank, 1993.

  24. STUDI KEMISKINAN DAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA

  25. Kemiskinan dan Pengangguran

  26. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Maret 2008 sebesar 34,96 juta orang (15,42 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Maret 2009 yang berjumlah 32,53 juta (14,15 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta. • Jumlah penduduk miskin di daerah perdesaan turun lebih tajam dari pada daerah perkotaan. Selama periode Maret 2008-Maret 2009, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta orang, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang. • Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada periode Maret 2008 – Maret 2009, perubahan persentase penduduk miskin di perkotaan sebesar 0,93 persen, dan di perdesaan mencapai 0,58 persen.

  27. Menurut Badan Pusat Statistik (2000) kemiskinan didefinisikan sebagai pola konsumsi yang setara dengan beras 320 kg/kapita/tahun di pedesaan dan 480 kg/kapita/tahun di daerah perkotaan. • Menurut hasil survey Susenas (1999), kemiskinan disetarakan dengan pengeluaran untuk bahan makanan dan non makanan sebesar Rp.89.845,-/kapita/bulan dan Rp.69.420,-/kapita/bulan. • Ukuran kemiskinan yang dianut oleh negara negara dari standar Bank Dunia, ternyatasecara empiris kadang kadang kurang bisa menjelaskan fenomena kemiskinan. Terutama, membandingkan kemiskinan dengan kesejahteraan.

  28. Tujuan MDGs di Indonesia

More Related