1.79k likes | 2.14k Views
BAB IX. Merumuskan Dan Menguji Hipotesa. Institut Sains dan Teknologi Nasional. 1. PENdahuluan.
E N D
BAB IX Merumuskan Dan Menguji Hipotesa Institut Sains dan Teknologi Nasional
1. PENdahuluan Merumuskan dan menguji hipotesa biasanya dilakukan seorang peneliti setelah menelaah hasil – hasil penelitian dari penelitian – penelitian terdahulu melalui studi kepustakaan yang mana masalah penelitian yang ingin dipecahkan telah dipilih dan dirumuskan. Memformulasi hipotesa cukup susah karena kurangnya kemampuan untuk menggunakan kerangka teori secara logis dan kurang mengenal teknik dan metode penelitian. Oleh karena itu, perlu pemahan yang luas tentang metode, defenisi dan langkah dalam merumuskan dan menguji hipotesa.
2. MERUMUSKAN HIPOTESA Defenisi Hipotesa
2. MERUMUSKAN HIPOTESA Jadi hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris dan menyatakan hubungan yang dicari dan akan dipelajari. Kegunaan hipotesa : Memberikan batasan serta memperkecil jangkauan penelitian dan kerja penelitian. Mensiagakan peneliti kepada kondisi fakta dan hubungan antarfakta, yang kadangkala hilang begitu saja dari perhatian peneliti. Sebagai alat yag sederhana dalam memfokuskan fakta yang bercerai berai tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh Sebagai panduan dalam pengujian serta penyesuaian dengan fakta dan antar fakta
2. MERUMUSKAN HIPOTESA • 2. Ciri – ciri Hipotesa • Hipotesa yang baik mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : • Harus menyatakan hubungan • Sesuai dengan fakta • Berhubungan dengan ilmu, sesuai dan tumbuh dengan ilmu pengetahuan • Dapat diuji • Sederhana • Bisa menerangkan fakta
2. MERUMUSKAN HIPOTESA Jenis – jenis Hipotesa Hipotesa Hubungan dan Perbedaan Hipotesa jenis ini adalah pernyataan rekaan yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau lebih, yang mendasari teknik korelasi ataupun regresi. Hipotesa Kerja dan Hipotesa Nul Hipotesa kerja merupakan hipotesa non – eksperimental yang biasanya dirumuskan peneliti ilmu sosial dan diuji untuk diterima. Sedangkan Hipotesa Nul merupakan hipotesa eksperimental yang mana diuji menggunakan statistika dan diuji untuk ditolak.
2. MERUMUSKAN HIPOTESA Jenis – jenis Hipotesa ( Lanjutan … ) Hipotesa tentang ideal vs common sense Hipotesa common sense (akal sehat) adalah hipotesa yang menyatakan hubungan keseragaman kegiatan terapan. Hipotesa ideal adalah hipotesa yang menyatakan hubungan komplek s yang bertujuan untuk menguji adanya hubungan logis antara keseragaman – keseragaman pengalamn empiris.
2. MERUMUSKAN HIPOTESA • Menggali dan Merumuskan Hipotesa • Dalam menggali hipotesa seorang peneliti harus : • Mempunyai banyak informasi tentang masalah yang akan disesesaikan dengan membaca literatur yang berhubungan. • Mempunyai kemampuan memeriksa keterangan tentang tempat, objek yang berhubungan tentang yang akan diselidiki • Mempunyai kemampuan untuk menghubungkan keadaan dengan keadaan lain yang sesuai dengan ilmu yang bersangkutan • Sedangkan petunjuk dalam merumuskan hipotesa adalah : • Hipotesa harus dirumuskan secara jelas, padat dan spesifik • Hipotesa sebaiknya dinyatakan dalam kalimat pernyataan (deklaratif) • Hipotesa sebaiknya menyatakan hubungan antar dua atau leih variabel yang dapat diukur • Hipotesa harus dapat diuji dan sebaiknya mempunyai kerangka teori.
2. MERUMUSKAN HIPOTESA PROSES MERUMUSKAN HIPOTESA Masalah Penelitian Data empirik Pengumpulan Data Penyusunan Modul verifikasi Model Matematika Data hipotetik Simulasi
2. MERUMUSKAN HIPOTESA • Sumber untuk menggali Hipotesa : • Menurut Good dan Scates (1954) : • Ilmu pengetahuan dan pengertian mendalam tentang ilmu • Wawasan • Imajinasi dan angan – angan • Materi bacaan dan literatur • Pengetahuan tentang kebiasaan dan kegiatan dalam daerah yang diselidiki • Data yang tersedia • Analogi atau kesamaan • Menurut Goode dan Hatt (1952) : • Kebudayaan dimana ilmu tersebut dibentuk • Ilmu itu sendiri yang menghasilkan teori yang memberi arah kepada penelitian • Analogi • Reaksi individu dan pengalaman
3. MEnguji HIPOTESA Fungsi hipotesa adalah untuk memberi suatu penyataan terkaan tentang hubungan tentatif antara fenomena – fenomena dalam penelitian. Kemudian hubungan tentatif ini diuji validitasnya menurut teknik – teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian. Oleh sebab itu, dalam menguji hipotesa haruslah memiliki data dan fakta. Dalam prakteknya hipotesa tidak harus selalu diterima kebenarannya, hipotesa dapat juga ditolak karena tidak sesuai dengan data. Tetapi penolakan hipotesa akan membuat peneliti mendapat perhatian positif apabila dapat membuktikan hipotesanya.
3. MEnguji HIPOTESA • CARA MENGUJI HIPOTESA : • Menguji Hipotesa dengan Konsistensi Logis • Cara menguji hipotesa dengan konsistensi logis adalah menggunakan logika, maksudnya adalah Logika memegang peranan penting dalam melakukan pengujian ini karena dengan cara ini data hipotesa diamati dan dibagi – bagi buktinya dicari dan dipertimbangkan dan akhirnya ditarik kesimpulan. • Menguji Hipotesa dengan Mencocokkan dengan Fakta • Menguji hipotesa dengan cara ini sering dilakukan pada penelitian dengan metode percobaan untuk mengumpulkan data yang digunakan untuk menguji hipotesanya serta menggunakan kontrol dalam melakukan percobaan
3. MEnguji HIPOTESA CARA MEMBERI ALASAN DALAM MENGUJI HIPOTESA DENGAN KONSISTENSI LOGIS : Alasan deduktif Adalah cara memberi alasan dengan berpikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduktif biasanya dengan jalan menggunakan pola pikir yang disebut sillogisma Alasan induktif Adalah cara berpikir untu memberi alasan yang dimulai dengan pernyataan – pernyataan yang spesifik untuk menyusun suatu argumentasi yang bersifat umum. Alasan induktif banyak digunakan untuk menjajaki aturan – aturan ilmiah dari suatu fenomena
3. MEnguji HIPOTESA Dalam program berpikir secara deduktif ada 3 jenis sillogisma yang dapat digunakan, yaitu : Silogisma Alternatif Sillogisma ini ini dibangun berdasarkan proposisi alternatif. Proposisi disini dibagi atas 3, yaitu : Premis Mayor ( merupakan sebuah preposisi alternatif ), Premis Minor ( merupakan sebuah proposisi kategori, dan Kesimpulan ( juga merupakan proposisi kategori ) Simbol Silogisma Alternatif : A adalah B atau C ( Premis mayor ) A bukan C ( Premis minor ) A adalah B ( Kesimpulan ) Contoh : Ayam itu tidur atau mati ( Mayor ) Ayam itu tidak mati ( Minor ) Ayam itu tidur ( Kesimpulan )
3. MEnguji HIPOTESA • Dalam program berpikir secara deduktif ada 3 jenis sillogisma yang dapat digunakan, yaitu : • 1. Silogisma Alternatif • Sillogisma ini ini dibangun berdasarkan proposisi alternatif. Proposisi disini dibagi atas 3, yaitu : • Premis Mayor ( merupakan sebuah preposisi alternatif ), • Premis Minor ( merupakan sebuah proposisi kategori, dan • Kesimpulan ( juga merupakan proposisi kategori ) • Silogisma Hipotetik • Sillogisma ini adalah argumentasi dengan tiga proposisi, yaitu : • Premis Mayor yang merupakan proposisi hipotetik, • Premis Minor yang merupakan proposisi kategori, dan • Kesimpulan yang merupakan proposisi kategori.
3. MEnguji HIPOTESA • Dalam program berpikir secara deduktif ada 3 jenis sillogisma yang dapat digunakan, yaitu : ( sambungan … ) • 3. Silogisma Kategori • Sillogisma ini ini dibangun berdasarkan proposisi alternatif. Proposisi disini dibagi atas 3, yaitu : • Premis major adalah proposisi kategori • Premis minor adalah proposisi kategori • Kesimpulan adalah proposisi kategori
3. MEnguji HIPOTESA Dalam melakukan percobaan dalam menguji hipotesa dengan mencocokkan dengan fakta biasanya peneliti menggunakan kontrol yang dapat dilakukan denfan dua cara, yaitu : 1. Manipulasi fisik Manipulasi fisik dilaksanakan dengan berbagai cara dengan menggunakan berbagai alat, misalnya dengan menggunakan listrik, dengan cara pembedahan, dengan cara farmakologi dan sebagainya. 2. Pemilihan atau seleksi Metode percobaan ini dapat dipilih bahan – bahan yang digunakan asal saja bahan tersebut sesuai dengan tujuan ( misalnya menggunakan cangkul, pestisida, rumput dan sebagainya ) ataupun penelitian yang dipilih ( misalnya pemupukan, penyiangan, penyemprotan dan sebagainya ) Jadi dengan desain percobaan yang dipilih jumlah replikasi dan perlakuan dapat diatur dan pengamatan dilakukan untuk menguji hipotesa.
3. MEnguji HIPOTESA • Contoh pengujian hipotesa dengan mencocokkan dengan fakta : • Seorang peneliti dihadapkan dengan masalh berikut : • “Apakah diperlukan cahaya supaya biji jagung dapat tumbuh ? “ • Dari masalah ini, misalnya menggunakan hipotesa nul, yaitu : • “ Biji jagung tidak memerlukan cahaya untuk tumbuh.” • Masalah : Apakah biji jagung memerlukan cahaya untuk tumbuh ? • Hipotesa : Biji jagung tidak memerlukan cahaya untuk tumbuh • Ho. Alternatif : Biji jagung memerlukan cahaya untuk tumbuh • Menguji hipotesa : • Menyediakan biji jagung yang daya kecambahnya baik • Disediakan suatu tempat dimana kondisi tanah, cuaca, suhu dan sebagainya ideal untuk pertumbuhan jagung • Membagi biji jagung atas 2 perlakuan, yaitu sebagian dibiarkan memperoleh cahaya dan sebagian lagi diberi cahaya • Melakukan pengujian selama 7 hari 5. Hasil pengamatan : biji jagung yang kena cahaya tumbuh dengan baik dengan tempo waktu singkat
BAB XMENGUMPULKAN DATA Institut Sains dan Teknologi Nasional
PERSENTASI 1. Pendahuluan 2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung 3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. 4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan 5. Beberapa Metode Mengumpulkan Data yang lain
PERSENTASI 1. Pendahuluan 2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung 3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. 4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan 5. Beberapa Metode Mengumpulkan Data yang lain
1. Pendahuluan • Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. • Secara umum metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu : 1. Metode pengamatan langsung 2. Metode dengan menggunakan pertanyaan 3. Metode khusus
PERSENTASI 1. Pendahuluan 2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung 3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. 4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan 5. Beberapa Metode Mengumpulkan Data yang lain
2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung • Pengertiannya adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. • Kriteria pengamatan : • 1.pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematik. • 2.pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan. • 3.pengamatan tersebut dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum dan bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja. • 4.pengamatan dapat dicek dan dikontrol atas validitas dan reliabilitasnya.
2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung • Keuntungan dari pengamatan secara langsung : • 1. Data yang langsung mengenai perilaku yang tipikal dari objek dapat dicatat segera, dan tidak menggantungkan data dari ingatan seseorang. • 2. Dapat memperoleh data dari subjek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal atau yang tidak mau berkomunikasi secara verbal. Misalnya pengamatan pada anak bayi, hewan dan lainnya. • Kelemahan dari pengamatan secara langsung : 1. Diperlukan waktu menunggu lama untuk memperoleh pengamatan langsung terhadap satu kejadian. Misalnya, ingin mengetahui adat perkawinan suku asing disuatu daerah. • 2. Pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat dilakukan secara langsung. Misalnya, mengamati sejarah kehidupan dari bayi sampai meninggal, tidak mungkin dilakukan. • 3. Ada kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya dengan pengamatan langsung. Misalnya, kegiatan seks, pertengkaran keluarga dan sebagainya.
2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung • Secara umum, cara pengamatan langsung dibagi dua : • - pengamatan tidak berstruktur • - pengamatan berstruktur • Pengamatan yang tidak berstruktur adalah si peneliti tidak mengetahui aspek-aspek dari kegiatan, peneliti tidak punya rencana tentang cara-cara pencatatan pengamatan, sering digunakan dalam penelitian antropologi ataupun eksploratori. • 2. Pengamatan Berstruktur adalah si peneliti telah mengetahui aspek yang diamati, serta tujuan pengamatan yang secara sistimatis untuk suatu hipotesa.
2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung • Beberapa Ciri Umum dari pengamatan : • 1. Harus secara jelas diketahui, apa yang diamati. • 2. Perilaku dibuat dalam kategori-kategori. • 3. Unit yang digunakan dalam megukur perilaku harus ada. • 4. Derajat inferensi yang diinginkan harus jelas diketahui. • 5. Harus punya derajat terapan. • 6. Jenis serta besar sampel harus ditentukan • 7. Pengamatan harus reliable dan valid.
PERSENTASI 1. Pendahuluan 2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung 3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. 4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan 5. Beberapa Metode Mengumpulkan Data yang lain
3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. • Definisi adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara). • Wawancara sebagai Proses Interaksi • Suatu keserasian antara pewawancara, responden serta situasi wawancara perlu dipelihara supaya terdapat suatu komunikasi yang lancar dalam wawancara. Dalam hubungan ini maka sangat diperlukan : • Suatu hubungan yang baik antara pewawancara dan responden sehingga wawancara berjalan dengan lancar. • Kemampuan pewawancara mencatat jawaban sejelas-jelasnya, teliti dan sesuai dengan maksud jawaban. • Kemampuan pewawancara menyampaikan pertanyaan kepada responden sejelas-jelasnya dan sesederhana mungkin dan tidak menyimpang dari interview guide, • Dapat membuat reponden memberikan penjelasan tambahan untuk menambah penjelasan jawaban sebelumnya dengan pertanyaan yang tepat. • Pewawancara harus dapat bersifat netral terhadap semua jawaban.
3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. • Sasaran Isi Wawancara • Antara lain : • Sasaran isi untuk memperoleh atau memastikan fakta • Memperkuat kepercayaan • Memperkuat perasaan • Menggali standar kegiatan • Mengetahui perilaku sekarang atau terdahulu • Mengetahui alas an seseorang
PERSENTASI 1. Pendahuluan 2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung 3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. 4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan 5. Beberapa Metode Mengumpulkan Data yang lain
4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan • Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan • Alat lain untuk mengumpulkan data adalah daftar pertanyaan, yang sering disebutkan secara umum dengan nama kuestioner. Pertanyaan yang terdapat dalam kuestioner atau daftar pertanyaan tersebut terperinci dan lengkap. Ini membedakan daftar pertanyaan dengan interview guide. Jika yang menuliskan isian kedalam kuentioner adalah responden, maka daftar pertanyaan tersebut dinamakan kuestioner sedangkan jika yang menulis isiannya adalah pencatat yang membawakan daftar isian dalam suatu tatap muka, maka daftar pertanyaan tersebut dinamakan schedule. Pencatat yang mengadakan wawancara sesuai dengan daftar pertanyaan dinamakan enumerator.
4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan • Isi dari kuestioner / schedule • Kuestioner atau schedule harus mempunyai center perhtaian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap pertanyaan harus merupakan bagian dari hipotesa yang ingin diuji. Dalam memperoleh keterangan yang berkisar sekitar masalah yang ingin dipecahkan itu, maka secara umum isi dari kestioner atau schedule dapat berupa : • 1. Pertanyaan tentang fakta. • 2. Pertanyaan tentang pendapat. • 3. Pertanyaan tentang persepsi diri.
4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan • Walaupun sukar untuk menentukan suatu aturan yang dapat berlaku umum tentang cara mengungkapkan pertanyaan, beberapa petunjuk penting berkenaan dengan hal diatas, perlu diketahui antara lain : • Jangan gunakan perkataan – perkataan sulit. • Jangan gunakan pertanyaan yang bersifat terlalu umum. • Hindarkan pertanyaan yang mendua arti (ambiguous). • Jangan gunakan kata-kata yang samar. • Hindarkan pertanyaan yang mengandung sugesti. • Hindarkan pertanyaan yang berdasarkan presumasi. • Jangan membuat pertanyaan yang melakukan responden. • Hindarkan pertanyaan yang mengehendaki ingatan.
4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan • Jenis pertanyaan • Pertanyaan yang dibuat dalam kuestioner atau schedule dapat memperoleh jawaban yang berjenis-jenis banyaknya, ataupun menjurus kepada beberapa alternative jawaban yang sudah diberikan lebih dahulu. • Pertanyaan dapat dibagi dalam dua jenis, yaitu pertanyaan berstruktur dan pertanyaan terbuka. • 1.Pertanyaan berstruktur • Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga responden dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternative saja ataupun kepada satu jawaban saja. Jawaban yang paling mudah terhadap pertanyaan berstruktur adalah “Ya” atau “Tidak”. • 2.Pertanyaan terbuka • Pertanyaan terbuka atau pertanyaan tidak berstruktur adalah jenis pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa dan jawabannya dan cara pengungkapannya dapat bermacam-macam.
PERSENTASI 1. Pendahuluan 2. Pengumpulan Data dengan Observasi Langsung 3. Pengumpulan Data dengan Wawancara. 4. Pengumpulan Data Melalui Daftar Pertanyaan 5. Beberapa Metode Mengumpulkan Data yang lain
5. Beberapa Metode Mengumpulkan Data yang lain • Metode Proyektif • Metode proyektif dalam mengumpulkan data didasarkan pada sifat manusia yang diberikan Tuhan untuk memproyeksikan nilai-nilai keinginan, kebutuhan ataupun sikapnya ke dalam prilaku ataupun objek diluar manusia itu sendiri. • Metode sosiometri • Sosiometri adalah berkenaan dengan pola memilih, berkomunikasi dn berinteraksi dari individu-individu. • Secara umum dapat dikatakan bahwa sosiometri adalah studi dan pengukuran tentang pilihan social, baik tentang pemilihan orang-orang, pemilihan garis komunikasi, dan pemilihan garis pengaruh dan sebagainya.
Definisi Desain Percobaan Desain Percobaan tidak lain dari semua proses yang diperlukan dalam merencanakan dan melaksanakan percobaan. Desain Percobaan bukan saja memberikan proses perencanaan saja,tetapi juga mencakup langkah-langkah yang berurutan yang menyeluruh dan komplit yang dibuat lebih dahulu serta pelaksanaan percobaan supaya peneliti yakin bahwa data yang di peroleh dapat dianalisa secara objektif dan dapat digunakan untuk mengadakan suatu interferensi yang valid berkenaan dengan masalah yang sedang diselidiki
Manfaat Desain Percobaan Untuk memperoleh suatu keterangan yang maksimum mengenai cara embuat percobaan dan bagaimana proses perencanaan serta pelaksanaan percobaan akan dilakukan.
Jenis –jenis desain percobaan 1. Pra Eksperimental Yaitu apabila penelitian dirancang dengan hanya mempunyai sedikit saja ciri-ciri suatu desain percobaan. 2. Desain eksperimental Semu Desain penelitian percobaan yang hanya sebagian besar saja dari ciri-ciri desain percobaan terdapat didalamnya. 3. Desain eksperimental sebenarnya Desain yang mempunyai ciri-ciri lengkap yang diperlukan oleh sebuah percobaan,sehingga desain tersebut mempunyai valifditas yang tinggi.
Ciri – ciri Desain Percobaan Variabel-variabel serta kondisi yang diperlukan diatur secara ketat dan dikontrol.manipulasi terhadap variabel baik secara langsung maupun tidak langsung dilakukan Variabel-variabel yang ingin diteliti selalu dibandingkan denan variabel kontrol Analisa variance selalu digunakan,yang mana analisa ini berusaha untuk: meminimumkan variance dari error meminimumkan variance variabel yang tidak termasukdalam variabel-variabel yang ingin diteliti memaksimumkan variance dari variabel-variabel yang diteliti dan yang berkaitan dengan hipotesa yang dibangun
Validitas dalam Desain Percobaan Validitas eksternal Untuk validitas ini,randomisasi atau sampling harus diusahakan semaksimum mungkin.dengan eksternal validitas yang tinggi,hasil dari pecobaan akan cukup representatif untuk mewakili populasi. Validitas internal Suatu desain percobaan harus dibuat sedemikina rupa sehingga perbedaan yang diperlihatkan benar-benar disebabkan oleh perlakuan yang diberikan,bukan oleh faktor atau variabel lain.
Tiga prinsip Dasar desain percobaan Replikasi Yaitu pengulangan dari percobaan dasar Randomisasi Berguna untuk membuat uji signifikasi menjadi valid,juga berguna untuk mengurangi bias, randomisasi dapat menghilangkan bias yang disebabkan oleh pilih kasih. Kontrol Internal Kontrol Internal adalah banyaknya perimbangan,bloking,dan pengelompokan dari unit-unit percobaan yang digunakan dalam percobaan.kontrol internal ini berguna untuk membuat proseduruji lebih kuat,lebih efisien,dan lebih sensitif, desain percobaan harus memikirkan kontrol internal yang cocok.
Perlakuan dan Faktor Perlakuan Perlakuan ( treatment ) adalah suatu set khusus yang dikenakan atau dilakukan terhadap sebuah unit percobaan dalam batas-batas desain yang digunakan.contoh dari perlakuan : Dalam percobaan agronomi : sejenis pupuk,sejumlah pupuk,jarak tanam,varietas sejenis tanaman dan sebagainya Dalam penelitian peternakan : turunan lembu,jenis kelamin hewan,campuran makanan ternak dan sebagainya Dalam penelitian ilmu-ilu sosial : umur,jenis kelamin,jumlah tahun sekolah,motivasi dan sebagainya
Perlakuan dan Faktor Faktor dan Faktorial Dalam bahasa desain percobaan,variabel bebas demikian sering juga disebut faktor,faktor ini sering dijabarkan dalam huruf kecil. Misalnya suatu penelitian yang menyangkut pemupukan,jarak tanam dan musim,maka ketiga variabel tersebut ditulis : p = jenis pupuk yang digunakan, d = jarak tanam, m = musim Harga atau nilai dari faktor dinamakan level dari faktor. Sedangkan jumlah perlakuan adalah perlakuan dari level faktor
Kelebihan Desain Percobaan Dengan adanya desain percobaan, maka telah terjalin kerja sama antara ahli statistik dengan peneliti dalam menganalisa dan memberikan interpretasi terhadap data. Dalam percobaan, peneliti dapat membuat preplanning yang sistematis telebih dahulu. Perhatian dapat ditujukan terhadap hubungan-hubungan tertentu dalam mengukur dan mengenal sumber-sumber variasi. Jumah uji yang dilakukan dapat ditentukan lebuh dahulu dengan tingkat kepercayaan yang tinggi. Dengan adanya pengelompokan, maka pengaruh yang dapat diukur secara lebih tepat. Kesimpulan yang diperoleh dapat diketahui secara pasti dengan kepastian matematika.
Kekurangan Desain Percobaan Desain dan analisa percobaan selalu dinyatakan dalam ”bahasa” ahli-ahli statistik. Desain percobaan menghendaki biaya yang besar dan juga memakan waku yang lama.
Langkah – Langkah Pokok Berikan penjelasan tentang masalah Sampai dimana cakupa area dari masalah. Identifikasikan outline masalah serta limitasi-limitasi yang terkandung di dalamnya. Berikan skope atau jangkauan dari proram serta perencanaan percobaan tersebut. Tentukan hubungan dari masalah yang khas dengan masalah keseluruhan. Kumpulkan keterangan yang tersedia Pelajari dan selidki semua keterangan dari sumber-sumber yang ada tentang masalah serta percobaan yang akan dibuat. Catat dan tabulasikan data yang ada hubungannya dengan percobaan yang akan dilakukan. Buat program mengenai desain percobaan:
Program-program mengenai desain percobaan Dikusikan dengan anggota peneliti hak-hal berikut: Perumusan hipotesa yang mau diuji Pemilihan variabel-variabel yang akan digunakan Pembuatan dari alternatif hasil yang bakal ditemui Pemilihan range yang praktis dari faktor-faktor tersebut dan level yang akan digunakan Penentuan ukuran yang akan digunakan Pertimbangan ukuran yang akan digunakan Pertimbangan terhadap efek varabilitas sampling dan ketetapan yang akan digunakan dalam percobaan Pertimbangan-pertimbangan tentang kemungkinan adanya interaksi Penetuan limitasi waktu, biaya, meterial, tenaga, alat-alat, kondisi tanah, iklim serta fasilitas lainnya Pertimbangan mengenai hal-hal yang menyangkut hubungan-hubungan lain antarmanusia.