1 / 21

Tanggung jawab profesional dan otoritas atasan

Tanggung jawab profesional dan otoritas atasan. Mei Allif, ST. Siapakah profesionalisme itu ?. Profesionalisme. Profesionalisme  profesi  pekerjaan atau jabatan Seorang yang profesional pd suatu aktivitas sekedar berarti mencari penghidupan melalui kegiatan tersebut Muncul istilah :

jalia
Download Presentation

Tanggung jawab profesional dan otoritas atasan

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Tanggung jawab profesional dan otoritas atasan Mei Allif, ST

  2. Siapakah profesionalisme itu ? Profesionalisme

  3. Profesionalisme  profesi  pekerjaan atau jabatan • Seorang yang profesional pd suatu aktivitas sekedar berarti mencari penghidupan melalui kegiatan tersebut • Muncul istilah : • petinju profesional • Sopir taksi profesional • Tentara bayaran atau pembunuh profesional • petenis profesional

  4. Profesi Dalam makna baru : • Pekerjaan yg melibatkan keterampilan, penilaian, dan kearifan yg canggih tdk sepenuhnya rutin atau dpt digantikan dgn mekanisme. • Persiapan supaya dpt terlibat dalam pekerjaan ini membutuhkan pendidikan formal yg ekstensif • Organisasi2 khusus yg mengatur para anggota profesi yg bersangkutan diizinkan oleh publik utk memainkan peranan yg besar. • Kedudukan itu mengabdi suatu aspek penting bagi kebaikan masyarakat (obat-obatan utk kesehatan, hukum utk melindungi hak2 publik, kerekayasaan utk memajukan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan masy dalam kaitannya dgn teknologi

  5. Kata “profesi” dan “profesional” telah mendapatkan konotasi positif (diimpikan baik sbg jabatan atau individu) penting dan sulitnya mendapatkan keterampilan dan pengetahuan profesional Layak utk di bayar, prestice yg tinggi, keuntungan2 sosial Muncul Gelar (Doktor, Kiai)

  6. Perdebatan ttg profesionalisme

  7. Profesionalisme dan kemerdekaan • Seseorang tdk bisa dikatakan profesional bila masih tdk memiliki kebebasan dan kemerdekaan dari paksaan. • Whitelaw (1975)“… sejauh individu lebih dilihat sbg seorang karyawan ketimbang sebagai seorang seniman bebas, selama itupula sama sekali tidak ada status profesional” •  menurut whitelaw : rekayasawan konsultan  profesional

  8. Profesionalisme sebagai pelayan terhadap Majikan • Memperlakukan pengabdian yang loyal kepada majikan (atau klien, dlm kasus konsultas) sebagai jantung profesionalisme dalam kerekayasaan. • “pada hakikatnya, profesional itu harus mengabdi..”(Florman, 1978)

  9. Pandangan Tengah • Mencapai standar prestasi dalam pendidikan, kemampuan bekerja, maupun kreativitas dalam kerekayasaan yang membedakan mereka dari teknis dan teknolog kerekayasaan • Mau menerima tanggung jawab moral, thdp masyarakat, majikan, klien, kolega, dan bawahan sbg bagian dari kewajiban profesional mereka.

  10. Profesionalisme dan Islam • Ihsan  selalu merasa di awasi…

  11. Otoritas Atasan • Rekayasawan  dibayar  kewajiban untuk menghormati otoritas sah majikan. • Tujuan Institusi • Organisasi pelayan • Organisasi bisnis (mencari keuntungan)

  12. organisasi pelayanan • Tujuan organisasi pelayanan adalah : menyediakan pelayanan terpilih bagi masyarakat atau bagi organisasi lain. contoh : universitas  pendidikan rumah sakit  kesehatan pengadilan  kebutuhan hukum Dinas Sosial  masalah sosial LSM  masalah sosial

  13. Organisasi Bisnis • Tujuannya : mencari keuntungan sebanyak-banyaknya (friedman, 1979) sedang oleh sebagian pihak, adalah pengembalian modal dan yang masuk akal.

  14. Otoritas institusional Agar mencapai tujuan insitusional  dibuat aturan2 organisasi Posisi  kewajiban Kewajiban institusional = tugas yg diberikan dalam organisasi, baik apakah penugasan itu dinyatakan secara spesifik dan langsung maupun tidak oleh peraturan yang ada. Otoritas institusional : otritas yg didapatkan, digunakan dan didefinisikan dalam institusi

  15. Otoritas institusional : Hak institusinal yg diberikan kpd seseorang utk menggunakan kekuasaan yg bersumber dari institusi tersebut (pitchler, 1974, 428) • Otoritas institusional : hak institusional untuk menggunakan suatu bentuk kekuasaan, dan hak ini benar2 sekedar kebebasan yang dikatakan dimiliki oleh peraturan institusi tersebut.

  16. Otoritas institusional Vs otoritas keahlian • Otoritas keahlian : penguasaan pengetahuan, keterampilan, atau kompetensi istimewa untuk melakukan suatu tugas atau memberikan nasehat yang tepat . • Contoh : dokter  otoritas dlm ksehatan sipil  otoritas dlm struktur dan transportasi Arsitektur  design dn bangunan

  17. Otoritas Vs kekuasaan • Otoritas institusional bukan KEKUASAAN • Otoritas institusional scr tipikal sudah dgn sendirinya mendapatkan jatah sumber daya yang dibutuhkan untuk merampungkan tugas. kasus : atasan yang kurang karismatik

  18. Otoritas Vs Strategi Manajerial • Memanage orang adl membimbing dan menintegrasikan pekerjaan mereka, dan ada berbagai macam pendekatan atau strategi umum untuk melakukannya. Kasus : atasan yang menggunakan otoritas secara mutlak

  19. Otoritas yang tidak dibenarkan secara moral • Kasus : majikan mengarahkan para insinyurnya untuk melakukan sesuatu yg secara moral tidak benar • Kasus : rekayaswan mempunyai kewajiban institusionaluntuk mematuhi petunjuk yng secara moral tidak di benarkan dan yang menurut kewajiban moralnya, ia dgn segala sesuatunya harus tidak mematuhinya

  20. Otoritas yang dibenarkan secara moral • Dibenarkan bila : >> apakah tujuan institusional tb secara moral diijinkan atau diharapkan >> apakah kewajiban2 tsb melanggar

  21. Loyalitas • Berusaha memenuhi kewajiban2 moralnya kepada seseorang atau organisasi, dan melakukan dengan keikhlasan dengan sikap pengabdiandan keteikatan serta identifikasi pibadi (ladd, 1976) • Mengabdi dan patuh atau dengan penuh semangat bersikap mendukung alasan, orang atau organisasi tersebut tapi tanpa perlu karena kewajiban moral.

More Related