1 / 1

Stres Tingkatkan Gula Darah

Stres Tingkatkan Gula Darah Stres berkepanjangan bisa memicu keluhan fisik dan psikis. Namun, untuk penderita diabetes, stres bisa berakibat lebih merugikan bagi tubuh karena akan memacu metabolisme gula darah.

kaloni
Download Presentation

Stres Tingkatkan Gula Darah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Stres Tingkatkan Gula Darah Stres berkepanjangan bisa memicu keluhan fisik dan psikis. Namun, untuk penderita diabetes, stres bisa berakibat lebih merugikan bagi tubuh karena akan memacu metabolisme gula darah. Secara fisiologis stres akan menyebabkan perubahan faal pada tubuh, misalnya gangguan hormonal, gangguan sistem imunitas, atau pencernaan jadi kacau. Nah, pada penderita diabetes stres akan menyebabkan gula darah menjadi lebih tidak terkontrol. "Pada saat kita stres di dalam tubuh akan terjadi pemecahan gula darah. Itu sebabnya, pada pasien diabetes, saat stres, gula darahnya akan tinggi meski sudah minum obat diabetes," papar dr Surjo Dharmono, SpKJ, Koordinator Psikiatri Komunitas dari FKUI/RSCM Jakarta. Penelitian juga pernah menunjukkan orang yang sedang depresi memiliki kecenderungan 42 persen untuk terkena diabetes. Makin merasa sedih, makin besar kecenderungannya untuk diabetes. Itu sebabnya, penderita diabetes sangat dianjurkan untuk mengelola stresnya, salah satunya dengan berolahraga secara rutin. Olahraga juga telah terbukti membuat tubuh lebih efektif dalam menggunakan insulin. "Olahraga bukan cuma untuk kebugaran, tapi juga sebagai waktu untuk diri sendiri. Saat olahraga kita akan lebih memerhatikan tubuh kita. Hal ini memiliki efek antistres cukup tinggi," kata pengajar dari Departemen Psikiatri FKUI ini.

More Related