1 / 42

TINGKAT KEBAHAYAAN LIMBAH B3

TINGKAT KEBAHAYAAN LIMBAH B3. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN. SIFAT TOKSISITASNYA. KARENA SIFAT & KARAKTERISTIKNYA. Toksisitas : tingkat atau daya racun dari suatu bahan Toksikan : bahan yang mempunyai toksisitas.

kiona
Download Presentation

TINGKAT KEBAHAYAAN LIMBAH B3

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. TINGKAT KEBAHAYAAN LIMBAH B3

  2. LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN SIFAT TOKSISITASNYA KARENA SIFAT & KARAKTERISTIKNYA

  3. Toksisitas : tingkat atau daya racun dari suatu bahan Toksikan : bahan yang mempunyai toksisitas

  4. NIOSH : The National Institute for Occupational Safety and HealthSuatu substansi bersifat racun bila secara demonstratif mempunyai kemampuan untuk : • -menimbulkan kanker, tumor, atau pengaruh neoplastik pada manusia, atau pada hewan percobaan • menyebabkan terjadinya perubahan permanen dari satu keturunan atau perubahan genetis yang permanen • cacat fisik hingga menimbulkan kematian dan dapat mengakibatkan perubahanatau kelainan seksual pada manusia

  5. Bentuk serangan toksikan - Toksisitas fisika - Toksisitas kimia - Toksisitas fisiologi , • Toksisitas Fisika • bentuk serangan cenderung dalam bentuk • penghancuran dan peradangan. • Contoh : kasus dermatitis yang terjadi pada kulit, kekeringan, kulit pecah-pecah, dan lain-lain. • Salah satu penyebab adalah radiasi. Radiasi menyebabkan kehancuran lapisan mukosa pada kulit.

  6. Toksisitas kimia Kerusakan akibat reaksi kimia lebih luas. Persenyawaan kimia dapat menyebabkan rusaknya jaringan dan bahkan kematian pada sel-sel. Bahan kimia anorganik seperti Hg dapat menyebabkan terhalangnya proses metabolisme tubuh, sehingga mempengaruhi sistem faal yang berlanjut dapat menyebabkan kematian.

  7. Toksisitas fisiologis keberadaan suatu toksikan dapat mempengaruhi kerja enzim-enzim fisiologis tubuh, malahan akan memutus kerja enzim sehingga reaksi metabolisme tubuh akan gagal . Hal ini merupakan dasar tumbulnya berbagai penyakit.

  8. Bahan Kimia Berbahaya ? Bahan kimia berbahaya secara fisikatau kesehatan semua bahan KIMIA harus dianggap berbahaya (beracun, mudah terbakar) sampai diketahui sifat-sifatnya dengan jelas.

  9. LIMBAH B3 (MENGANDUNG BAHAN KIMIA TERTENTU) MENJADI BEGITU PENTING TIDAK TIMBUL BEGITU SAJA DALAM WAKTU SINGKAT, MELAINKAN DAPAT MENEMPUH WAKTU YANG LAMA LIMBAH B3 MEMBERIKAN EFEKTOKSIK KEPADA MANUSIA

  10. DIPERLUKAN WAKTU BERPULUH –PULUH TAHUN UNTU MEMAHAMI AKIBAT YANG DITIMBULKAN OLEH LIMBAH B3 TERHADAP KESEHATAN DAN LINGKUNGAN EPIDEMIOLOGI KIMIA ANALITIK TOKSIKOLOGI DAPAT DIKETAHUI KETERKAITAN ANTARA KEHIDUPAN MAHLUK HIDUP DENGAN PAPARAN BAHAN KIMIA BERACUN

  11. KASUS PENCEMARAN LIMBAH B3 DDT : EFEK TOKSIK PADA POPULASI BURUNG MERKURI : EFEK KERACUNAN MERKURI PADA POPULASI MANUSIA DI JEPANG KASUS PCB(Polychlorinated bi phenyls) DAN DIOKSIN

  12. PENETAPAN TOKSISITAS AKUT : LD50. LD50 : DOSIS TOKSIKAN YANG MENGHASILKAN 50% RESPONS KEMATIAN PADA POPULASI ORGANISME UJI PENETAPAN TOKSISITAS KRONIK : LOEL (LOWEST OBSERVED EFFECT LEVEL) NOEL (NO OBSERVED EFFECT LEVEL)

  13. Contoh bahan kimia beracun 4

  14. JALAN MASUK ZAT KIMIA KE DALAM TUBUH Zat kimia dapat masuk ke dalam tubuh melalui • saluran pencernaan (tertelan) • kulit (kontak dengan kulit) • melalui saluran pernafasan (terhirup).

  15. Lungs Brain CNS Kidney Heart Intestines Liver Skin Blood System Bone Marrow Target Organs

  16. a. Saluran Pencemaan • Zat kimia yang tertelan masuk ke kerongkongan kemudian kelambung terus ke usus dan diserap masuk ke dalam aliran darah dan selanjutnya tersebar ke seluruh tubuh. Kerusakan dapat terjadi pada setiap bagian dari saluran pencenaan serta organ-organ dalam tubuh tergantung dari jenis bahan kimia tersebut.

  17. b. Kontak dengan kulit • Bagian kulit yang sering terpapar bahan kimia adalah tangan dan lengan bawah. • Zat kimia tersebut dapat merusak kulit diserap atau kedua- duanya. • Kerusakan dapat berupa bercak-bercak atau bintik berwarna kemerahan luka bakar dan peradangan kulit. Beberapa zat kimia dapatmenembus permukaan kulit dan merusak jaringan di bawah kulit sedangkan beberapa zat kimia lain dapat diserap ke dalam aliran darah kemudian sampai ke organ-organ tertentu.

  18. Kulit yang tidak normal lebih mudah menyerap bahan kimia dari pada kulit yang sehat. • Selaput mata lebih sensitif terhadap bahan kimia dibandingkan dengan kulit yang lain.

  19. Saluran Pernafasan • Saluran pemafasan dapat dibedakan menjadi saluran konduksi (sebagai penghantar udara pemafasan) dan saluran respirasi yang berfungsi untuk pertukaran udara (022 dan 002). • Keracunan bahan kimia di industri sebagian besar disebabkan oleh penghirupan zat kimia di lingkungan kerja. Hal ini disebabkan oleh permukaan paru yang sangat luas dan kemampuan menyerap zat kimia lebih banyak melalui pembuluh darah kapiler yang terdapat dalam jaringan paru yang berbatasan dengan alveoli. • Bahan kimia yang masuk melalui pernafasan dapat berupa gas uap mist fume dan debu halus yang tidak dapat dilihat oleh mata. • Bahaya bahan kimia yang masuk melalui saluran pernafasan dapat berupa iritasi pada mukosa hidung dan saluran pernafasan dan dapat pula merusak jaringan paru. • Apabila zat kimia tersebut masuk ke dalam aliran darah akan menimbulkan kerusakan pada organ tertentu.

  20. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT BAHAYA SUATU ZAT • Tingkat bahaya suatu zat ditentukan oleh : • faktor toksisitas • dosis • respon individu. • Tingkat bahaya menunjukkan besar kecilnya resiko yang timbul pada pamaparan kimia dengan mempertimbangkan ketiga faktor tersebut diatas.

  21. TINGKAT TOKSISITAS DITENTUKAN DENGAN UJI a. Lethal Concentration fifty : LC50 mg/l b. Lethal Dose fifty : LD50 mg/kg Uji toksisitas selain LC50 juga digunakan LD50 (lethal dose fifty) yg diawali pada tahun 1927 untuk menentukan toksisitas akut Response yang ditunjukkan organisme uji : - tidak menunjukkan kematian - terjadi sejumlah kematian apabila doses dinaikkan - terjadi peningkatan jumlah kematian apabila dosis terus ditingkatkan, hingga seluruh organisme mati 40 F.Eff

  22. Nilai LD50 tidaklah ekuivalen dengan toksisitas tetapi nilai ini dapat diinterpretasikan ke dalam nilai TD, ED. Toxic Dose (TD) : merupakan dosis dari suatu bahan yang dipaparkan pada suatu populasi dan pada tingkat dosis tersebut sudah dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan tubuh hewan percobaan Effective Dose (ED) : merupakan dosis dari suatu bahan dan pada tingkat dosis tersebut sudah dapat menimbulkan efek biologis yang ringan untuk pertama kalinya pada hewan percobaan

  23. KLASIFIKASI TOKSISITAS BAHAN KIMIA

  24. b. Dosis • Dosis untuk pemaparan tunggal dan berulang tergantung dari lamanya pemaparan. • Pada dosis rendah dan pemaparan berulang beberapa zat tertentu mempunyai sifat akumulatif di dalam tubuh. Gejala-gejala baru kelihatan setelah beberapa lama. • Sedangkan untuk dosis tinggi pemaparan tunggal saja sudah dapat menimbulkan gejala-gejala.

  25. c. Responindividu • Responindividu terhadap suatu zatkimia berbeda-beda dan ada berbagai faktor yang mempengaruhi kerentanan individu terhadap efek suatu zat kimia.

  26. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerentanan Individu 1. usia Efek terhadap anak-anak lebih serius dibandingkan dengan orang muda. 2. status Kesehatan dan Emosi Penderita bronchitis kronik atau asma lebih rentan terhadap zat iritan. Penderita diabetes militus lebih rentan terhadap efek aseton. Stress atau depresi dapat peningkatkan efek bahan kimia. Kebiasaaan merokok dan minuman keras berlebihan. Perokok berat lebih rentan terhadap efek karsini genik asbestos sedangkan pecandu minuman keras mempengaruhi proses detoksikasi zat kimia dalam tubuh. 3. Kelainan Genetik Beberapa kelainan genetik dapat mempengaruhi kerentanan individu terhadap suatu zat kimia al : - status atopi - defisiensi enzim glucose phosphate dehydrogenase (GPD) defisiensi alfa antitriosin yang terdapat dalam serum. 4. Status gizi Defisiensi protein zat besi atau kalsium akan menyebabkan absorbsi timah hitamoleh tubuh meningkat, Intereksi Beberapa Zat kimia. Pemaparan dua zat kimia atau lebih akan menimbulkan efek yang lebih berbahaya dari pada efek masing-masing zat kimia. 5. Aktivitas fisik Kerja beratakan menyebabkan seseorang bemafas lebih dalam dan lebih cepat. Keadaan ini akan menyebabkan lebih banyak udara yang terkontaminasi masuk kedalam paru sehingga dosis yang terpapar akan meningkat.

  27. Routes of Exposure Ingestion Absorption/ Penetration Inhalation

  28. Lungs Brain CNS Kidney Heart Intestines Liver Skin Blood System Bone Marrow Target Organs

  29. Chemical LD Chemical LD 50 50 Sucrose 29,700 Ethyl Alcohol 14,000 NaCl 3,000 Vitamin A 2,000 Vanillin 1,580 Aspirin 1,000 Chloroform 800 Copper Sulfate 300 Caffeine 192 Phenobarbital 162 DDT 113 Sodium nitrite 85 Nicotine 53 Aflatoxin B1 7 Sodium cyanide 6.4 Strychnine 2.5 Toxicity Rating LD50 in mg compound/kg body weight of test animal

  30. KARAKTERISTIK LIMBAH B3 : • MUDAH MELEDAK: • LIMBAH YANG PADA SUHU DAN TEKANAN STANDAR (25°C, 760 mmHg) DAPAT MELEDAK ATAU MELALUI REAKSI KIMIA ATAU FISIKA DAPAT MENGHASILKAN GAS DENGAN SUHU DAN TEKANAN TINGGI, YANG DENGAN CEPAT DAPAT MERUSAK LINGKUNGAN SEKITARNYA

  31. MUDAH TERBAKAR : • Berupa cairan, mengandung alkohol < • 24% volume dan/atau pada titik nyala < • 60°C akan menyala apabila terjadi kontak • dengan api, percikan api, atau sumber • nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg

  32. Bukan berupa cairan, yang pada suhu • dan tekanan standar dapat menyebabkan • kebakaran melalui gesekan, penyerapan • uap air, atau perubahan kimia secara • spontan, dan apabila terbakar dapat • menyebabkan kebakaran yang terus • menerus

  33. Merupakan limbah bertekanan yang mudah terbakar • Merupakan limbah teroksida

  34. BERSIFAT REAKTIF : • Pada keadaan normal tidak stabil, dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan • Dapat bereaksi hebat dengan air • Bila bercampur dengan air, berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yg. membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan

  35. Limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada pH 2.0 – 12.5 dapat menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan • Mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar • Menyebabkan kebakaran karena • melepas atau menerima oksigen • peroksida yg tidak stabil pada • suhu tinggi

  36. Beracun : • menyebabkan kematian atau sakit yg serius apabila masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. • Penentuan sifat racun menggunakan baku mutu TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure). Bila nilainya < dari nilai ambang batas , maka perlu dilakukan uji toksikologi.

  37. MENYEBABKAN INFEKSI : • limbah laboratorium atau limbah • lainnya yang terinfeksi kuman • penyakit yang dapat menular

  38. 6. KOROSIF : • menyebabkan iritasi atau terbakar • pada kulit menyebabkan proses • pengkaratan dan korosi lempeng baja • (SAE 1020) dengan laju korosi > 6.35 • mm/tahun pada suhu pengujian 55°C • pH 2 untuk limbah bersifat asam • pH 12.5 untuk limbah bersifat • basa

  39. PEMAPARAN : • TOKSIKAN YANG MASUK KEDALAM MAHLUK HIDUP DAPAT MENGALAMI PROSES SBB: • EKSKRESI • BIOTRANSFORMASI : METABOLISME TOKSIKAN MENJADI MOLEKUL YG BERSIFAT LEBIH POLAR SHG. LEBIH MUDAH DIEKSKRESIKAN • DIAKUMULASI DALAM SEL

  40. TOKSIKOLOGI LIMBAH B3 KARENA EFEK TOKSIK SULIT DIDETEKSI DALAM EKOSISTEM, MAKA DIGUNAKAN PENDEKATAN DENGAN BIOMARKER RESPONS BIOMARKER DAPAT BERUPA RESPONS BIOKIMIAWI ATAUPUN FISIOLOGIK

  41. TERIMA KASIH Terima Kasih

More Related