1 / 30

SISTEM PERTANIAN TERPADU ( INTEGRATED FARMING SYSTEM ) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN

SISTEM PERTANIAN TERPADU ( INTEGRATED FARMING SYSTEM ) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2. Ade Wachjar Adiwirman. DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR, 2009.

lecea
Download Presentation

SISTEM PERTANIAN TERPADU ( INTEGRATED FARMING SYSTEM ) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. SISTEM PERTANIAN TERPADU (INTEGRATED FARMING SYSTEM) PADA EKOSISTEM PERKEBUNAN AGROPASTURAL - 2 Ade Wachjar Adiwirman DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR, 2009

  2. Integrasi sub sistem budidaya pertanian (tanaman, ternak, ikan, hutan) yang saling menguntungkan dapat dijelaskan sbb :  Tanaman : - Sumber pangan (karbohidrat/vitamin) bagi manusia - Sumber pakan (hijauan/pelet) bagi ternak dan ikan - Sumber bahan organik bagi tanah dan unsur hara bagitanaman - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)

  3. Ternak : - Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia • - Kotoran padat dan cair, sumber pakan • (phytoplankton) bagi ikan, sumber bahan organik • bagi tanah danunsurhara bagitanaman • - Sumber biogas • - Sumber tenaga kerja, tenaga pengangkut • - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem) • Ikan : • - Sumber pangan (protein, lemak) bagi manusia • - Sumber bahan organik bagi tanah dan • unsurhara bagitanaman • - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem)

  4. Hutan : - Sumber mataair dan oksigenbagi kehidupan - Sumber bahan organik bagi tanah dan unsurhara bagi tanaman - Sumber pelestari lingkungan (ekosistem) • Integrasi antar sub sistem dalam sistem pertanian terpadu dapat terjadi :  Antara semua sub sistem (tanaman, ternak, ikan, hutan)  Antara dua sub sistem (tanaman-ternak, tanaman-ikan, ternak-ikan). Contoh: Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT), Mina Padi (Padi Sawah-Ikan=Parla), Padi Sawah-Itik, Kolam Ikan-Ternak Unggas (Longyam)

  5. Sistem Pertanian Terpadu (Integrated Farming System): Pola Sawit-Sapi-Jagung Terpadu (SSJT) • Potensi Perkebunan Kelapa Sawit  Penghasil minyak nabati yang cukup penting (Crude Palm Oil, Palm Kernel Oil)  Penghasil limbah tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan (pelepah daun, anak daun)dan pupuk organik (tandan kosong)  Penghasil limbah pengolahan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pakan: bungkil kelapa sawit (palm kernel cake), lumpur minyak sawit (palm oil sludge), dan serat perasan buah sawit (palm press fibre). Biomasa tanaman dan olahan kelapa sawit untuk setiap hektar (Tabel 1).

  6. Sebagai sumber rumput alam yang dapat mendukung pakan ternak. • Potensi Ternak Sapi  Penghasil daging dan susu.  Sebagai tenaga kerja, tenaga pengangkut Penghasil bahan organik yang berasal dari kotoran padat dan kotoran cair.Kotoran yang dihasilkan 1 ekor sapi ± 20 kg/hari Penghasil biogas • Potensi Tanaman Jagung •  Sumber penghasil pangan. •  Sumber penghasil pakan • Penghasil bahan organik yang berasal limbah tanaman. • Sumber bahan baku industri

  7. Tabel 1. Biomasa Tanaman dan Olahan Kelapa Sawit per hektar Sumber: Diwyanto et al (2003)

  8. Keterangan : • - 1 ha k.sawit = 130 pohon • 1 pohon dapat menyediakan pelepah sejumlah 22 • pelepah/tahun • 1 pelepah bobotnya 2.2 kg (hanya 1/3 bagian yang • dimanfaatkan) • - Bobot daun per pelepah 0.5 kg • - Tandan kosong 23 % dari TBS • - Produksi minyak sawit 4 ton/ha/tahun (Liwang, 2003) • 1 000 kg TBS menghasilkan 250 kg minyak sawit, 294 • kg lumpur sawit,180 kg serat perasan dan 35 kg • bungkil kelapa sawit (Jalaludin et al., 1991). • Kebutuhan pakan 1 ekor sapi dewasa 20 – 25 kg/hari. • Potensi per ha kebun kelapa sawit dapat mendukung • pakan ternak sebanyak 4 ekor sapi Bali.

  9. Manfaat Sistem Pertanian Terpadu SSJT • Peningkatan produktivitas secara efisien dengan pemanfaatan lahan, tenaga kerja, serta menekan biaya pemupukan, dan pengangkutan sarana produksi dan hasil panen. • Peluang pengembangan ternak sapi, untuk memenuhi permintaan daging sapi yang cenderung meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup, kesadaran gizi, dan perbaikan tingkat pendidikan (Delgado et al., 1999).

  10. Mengatasi terjadinya penyusutan lahan yang mengakibatkan berkurangnya peluang produksi hijauan dan persediaan hasil samping pertanian yang dapat dijadikan pakan ternak. • SistemPertanian Terpadu SSJTmenuju ke arah konsep LEISA (Low External Input Sustainable Agriculture), yaitu konsep perkebunan terpadu, berkesinambungan, menekan penggunaan input eksternal dan memaksimalkan penggunaan input internal, sehingga akan diperoleh suatu sistem usaha perkebunan yang efisien dan berdaya saing global.

  11. Kajian Sosial Ekonomi Sistem Integrasi Sapi dengan Kelapa Sawit (SISKA) (Sumber: Manti et al., 2003) • Pengelolaan SISKA • Diperlukan perpaduan teknis dari kedua komoditas (sapi dan sawit) • Dikendalikan dan dikelola dalam satu wadah • Pengelola yang terlibat: pihak perkebunan, koperasi karyawan, dan peternak yang sekaligus pekebun (karyawan perkebunan dan petani plasma)

  12. Peran dan fungsi : • Pihak perkebunan : • Perencana, penggerak dan pengendali dengan menyediakan tenaga ahli peternakan • Mengusahakan modal untuk pembelian sapi • Memberikan wawasan pengembangan • Koperasi karyawan : • - Wadah karyawan dan petani plasma • Pengelola dana untuk pembelian sapi dan biaya lain • Memberi pelayanan kebutuhan • Penyambung kepentingan anggota dan perusahaan • Kegiatan pemasaran • Imbalan bagi koperasi berupa keuntngan dalam bentuk sisa hasil usaha (SHU)

  13. Pengadaan dan Perkembangan Sapi • Sapi yang diintroduksi sapi Bali dan terutama sapi betina: • Sudah beradaptasi baik di daerah • Jenis ternak yang umum dipelihara di daerah • Daya berkembangbiaknya tinggi • Teknologi Pemeliharaan Sapi  Pemeliharaan sapi • Dilakukan dengan pola penggembalaan dan di kandang • Penyediaan pakan dari bagian dalam pelepah, rumput King Grass, rumput kebun • Sapi dikandangkan yang dilengkapi dengan penampungan kotoran

  14. - Kandang dibangun berkelompok pada lokasi dekat rumah karyawan agar mudah melakukan pengawasan, perawatan, pengumpulan kotoran, penjagaan keamanan secara bergilir, memudahkan pengamatan masa berahi, dan memudahkan melakukan penimbangan • Daya Tampung Sapi • Bergantung pada jumlah tandan buah segar (TBS) yang diturunkan, setiap TBS yang diturunkan menghasilkan 2 buah pelepah • Daya dukung pakan ternak dari pelepah, daun dan hijauan rumput per hanca (15 ha) (Tabel 2).

  15. Tabel 2. Daya Dukung Pakan Ternak dari Pelepah, Daun dan Hijauan Rumput per Hanca (15 ha) Sumber : Manti et al. (2003)

  16. Sumber Modal  Dari pihak perkebunan dengan cara kredit • Analisis Kelayakan Usaha • Tingkat suku bunga • Revenue per Cost (R/C) • Net Present Value (NPV) • Internal Rate of Return) • Manfaat dan Efisiensi SISKA • Aset petani meningkat berupa sapi, 2 – 11 ekor dengan rata-rata 6 ekor/petani. • Meningkatkan pendapatan. • Efisien dalam penggunaan tenaga kerja pengangkutan hasil panen.

  17. Meningkatkan kemampuan pemanen dalam mengelola kebun. • Penghematan pemakaian pupuk kimia. • Memperbaiki struktur dan tingkat kesuburan tanah.

  18. TERIMA KASIH

More Related