370 likes | 782 Views
PERTEMUAN-14 PENGUKURAN KERJA. OLEH IR. INDARAWANI SINOEM, MS. Mengorganisasikan Sistem Konversi. Random Fluctuations. Organising Job Design, Work Measurement Project Management. Proses Konversi. OUTPUTs. INPUTs. Pokok Bahasan. Manusia dan Sistem Kerja
E N D
PERTEMUAN-14PENGUKURAN KERJA OLEH IR. INDARAWANI SINOEM, MS.
Mengorganisasikan Sistem Konversi Random Fluctuations • Organising • Job Design, Work Measurement • Project Management Proses Konversi OUTPUTs INPUTs
Pokok Bahasan • Manusia dan Sistem Kerja • Kendala Manusia dalam Sistem Kerja • Klasifikasi Pekerjaan dan Aturan Kerja • Desain Pekerjaan • Spesialisasi Tenaga Kerja • Perluasan Pekerjaan • Unsur Kejiwaan suatu Desain Pekerjaan • Kelompok Kerja Mandiri • Motivasi dan Sistem Insentif • Ergonomi dan Metode Kerja • Standar Tenaga Kerja dan Pengukuran Kerja • Pengalaman Masa Lalu • Studi Waktu • Standar Waktu • Sampel Kerja
Manusia dan Sistem Kerja • Manusia unsur utama dalam organisasi. Kinerja organisasi ditentukan oleh kinerja manusia. Organisasi tidak akan unggul tanpa manusia handal dan termotivasi. Di banyak organisasi biaya untuk upah dan gaji mencapai sepertiga biaya total. • Mutu kehidupan kerja yang baik : pekerjaan yang tidak hanya aman dan kompensasinya sebanding, tetapi juga pekerjaan yang memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis
Kendala Manusia dalam Sistem Kerja • Strategi Produk • Keahlian yg dibutuhkan • Bakat yg dibutuhkan • Bahan Baku yg digunakan • Keamanan • Strategi Proses • Teknologi • Alat dan Mesin • Keamanan Prosedur Apa ? • Penjadwalan • Waktu hari • Waktu tahun (musim) • Stabilitas Manusia dan Desain Pekerjaan • Perbedaan Perorangan • Kekuatan dan Kelelahan • Pemrosesan Informasi • Penanganan Informasi Siapa ? Kapan ? Bgmana ? Dimana ? • Strategi Tata Letak • Posisi Tetap • Proses • Sel Kerja • Produk • Strategi Lokasi • Iklim • Suhu • Cahaya • Kualitas Suara
Desain Pekerjaan • Desain Pekerjaan : spesifikasi tugas yg terkandung dalam pekerjaan untuk seseorang atau suatu kelompok • Spesialisasi Tenaga Kerja : pembagian kerja akan menekan biaya karena : • Pengembangan ketrampilan • Berkurangnya waktu terbuang • Alat yg terspesialisasi akan berkembang
Desain PekerjaanPerluasan Pekerjaan Kelompok Mandiri Pemberdayaan Enrichment Enlargement Spesialisasi Perluasan Pekerjaan
Desain PekerjaanUnsur Kejiwaan • Strategi SDM yg efektif memerlukan pertimbangan unsur kejiwaan (psikologi) • Studi Hawthorne : memperkenalkan manfaat ilmu jiwa di tempat kerja • Studi Hackman dan Oldham : mengemukakan bahwa desain pekerjaan mencakup : • Variasi Keahlian • Identitas Pekerjaan • Pentingnya Pekerjaan • Otonomi • Umpan Balik
Desain Pekerjaan Yg Efektif Variabel Antara Outcome Yg Diharapkan Teknik Desain Pekerjaan • Parameter • Organisasi • Co-worker • Manajemen • Struktur • Parameter • Individu • Ability • Knowledge • Needs • Values Lingkungan Eksternal • Teknik Rekayasa • Spesialisasi • Analisis aktivitas • Psikologi pekerja • Lingkungan kerja • Outcome Organisasi • Efisiensi • Kualitas • Pencapaian Tujuan Desain Pekerjaan • Teknik Tingkahlaku • Rotasi pekerjaan • Perluasan pekerjan • Pengkayaan pkjaan • Desain ulang pkjan • Partisipasi • Outcome Individu • Kepuasan Kerja • Ketepatan • Kehadiran • Longevity
Motivasi dan Insentif Hubungan antara Sistem Insentif dan Motivasi Kerja Motivasi Karyawan Kepuasan Kerja Karyawan Kinerja Organisasi Kinerja Karyawan
Motivasi Karyawan Upaya Karyawan Menghasilkan Produk Berkualitas Pendapatan Perusahaan Upaya Karyawan Menjual Produk Nilai Perusahaan Laba Perusahaan Upaya Karyawan Mencapai Efisiensi Produksi + Pemasran Pengeluaran Perusahaan Upaya Karyawan Mencapai Biaya Terendah
Teori-Teori Motivasi • Teori Hawthrone : perhatian terhadap karyawan • Teori Maslow : hirarki kebutuhan • Teori Herzberg : kepuasan dan ketidakpuasan karyawan • Teori McGregor : teori X, teori Y dan teori Z • Teori Pengharapan : penghargaan atas kinerja • Teori Ekuitas : kompensasi sesuai kinerja • Teori Pemaksaan : positif (imbalan penghargaan utk kinerja tinggi) dan negatif (finalti untuk kinerja buruk)
Penelitian Hawthrone Kondisi Hasil • Karyawan menjadi lebih termotivasi apabila mereka merasa diberi kesempatan untuk berpartisipasi Meningkatkan penerangan bagi karyawan Produktivitas meningkat Percobaan Mengurangi penerangan bagi karyawan Produktivitas meningkat Penyesuaian apapun yg dilakukan untuk memberi perhatian terhadap karyawan Produktivitas meningkat Kesimpulan
Hirarki Kebutuhan Maslow Aktualisasi Diri Maksimalisasi potensi Dihormati, prestise, Pengakuan, kekuasaan Kebutuhan Penghargaan Interaksi sosial, Diterima oleh orang lain Kebutuhan Sosial Keamanan pekerjaan, Kondisi kerja yg aman Kebutuhan Rasa Aman Makanan, rumah pakaian Kebutuhan Fisiologis
Penelitian Kepuasan Kerja Herzberg Sangat Puas • Pencapaian • Tanggungjawab • Pengakuan • Kemajuan Agak Puas Netral • Kondisi kerja yang pantas • Pengawasan yang memadai • Gaji yang mencukupi • Jaminan pekerjaan yang memadai Tidak Puas • Kondisi kerja yang buruk • Pengawasan yang tidak perlu • Gaji yang rendah • Tidak ada keamanan pekerjaan Sangat Tidak Puas
Teori X dan Y : McGregor Pandangan Pengawas Terhadap Karyawan Implikasi Teori Karyawan tidak menyukai kerja dan tanggungjawab pekerjaan, berusaha menghindar jika mungkin Pengawas tdk mendele- gasikan tanggungjawab Teori X : Karyawan berkemauan untuk bekerja dan memilih tanggung- jawab pekerjaan yang lebih besar Pengawas mendelegasi- kan tanggungjawab yg Akan memuaskan dan memotivasi karyawan Teori Y : Teori Z : karyawan akan lebih puas jika mereka terlibat dalam Pengambilan keputusan shg mereka akan lbh termotivasi
Teori Lainnya • Teori Pengharapan : usaha karyawan dipengaruhi oleh hasil yang diharapkan (penghargaan) atas usaha tersebut • Teori Ekuitas : kompensasi haruslah adil, sesuai dengan proporsi kontribusi setiap karyawan • Teori Pemaksaan : pemaksaan dapat mengendalikan prilaku • Pemaksaan Positif : memberikan imbalan penghargaan untuk karyawan dgn kinerja baik • Pemaksaan Negatif : mendorong karyawan untuk berprilaku menghindari akibat yang tidak diinginkan
Ergonomi dan Metode Kerja • Ergonomi : hubungan yang baik antara manusia (pekerja) dengan mesin (alat kerja) • Lingkungan Kerja : lingkungan fisik tempat karyawan bekerja mempengharuhi kinerja, keamanan dan mutu kehidupan kerja. • Faktor-faktor lingkungan : pencahayaan, suara dan getaran, mutu udara merupakan faktor-faktor yg dapat dikendalikan oleh organisasi. • Penyesuaian respon operator terhadap mesin mesti dilakukan untuk memberikan pengendalian yang diperlukan.
Analisis Metode Kerja:Bagaimana suatu tugas dilaksanakan Teknik metode kerja digunakan untuk : • Analisis perpindahan orang atau bahan baku menggunakan diagram arus (skema dan gambar) dan diagram proses (simbol) • Analisis kegiatan manusia serta mesin menggunakan diagram kegiatan • Analisis gerak tubuh (terutama lengan dan tangan) menggunakan diagram gerakan-mikro (disebut juga diagram operasi)
Standar dan Pengukuran Kerja • Standar Kerja : jumlah waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu (atau bagian dari) pekerjaan. • Standar Kerja diperlukan karena : • Kandungan tenaga kerja untuk suatu unit produk yang diproduksi (biaya tenaga kerja) • Kebutuhan penugasan staf (berapa org yg diperlukan untuk suatu pekerjaan) • Estimasi biaya dan waktu sebelum pekerjaan dilakukan • Jumlah operator dan keseimbangan kerja • Produksi yang diinginkan (juga hari kerja yang adil) • Dasar dalam pemberian insentif • Efisiensi karyawan
Standar dan Pengukuran Kerja • Standar Kerja ditetapkan dengan cara : • Pengalaman masa lalu : jumlah jama kerja yg diperlukan untuk melaksanakan suatu tugas pada waktu terakhir kali pekerjaan itu dilaksanakan (standar historis) • Studi Waktu : menghitung waktu pada sampel pekerjaan dan menggunakannya sbg standar (chek: seberapa teliti sampel tersebut) • Ditetapkan sebelum Pekerjaan : MTM ditetapkan oleh MTM Association • Sampel Kerja : Persentase waktu yg dihabiskan pekerja untuk mengerjakan berbagai tugas : • Studi pemborosan waktu, Penetapan standar kerja, pengukuran kinerja
Studi Waktu Standar brdskan Studi Waktu, dgn tahapan : • Mendefinisikan tugas (setelah dilakukan analisis metode) • Memilah tugas menjadi elemen dasar (bagian dari tugas yang memerlukan waktu beberapa detik saja) • Menentukan jumlah pengukuran (jumlah siklus atau sampel yang dibutuhkan) • Menentukan dan mencatat waktu pelaksanaan elemen dasar tugas dan menentukan peringkat bagi kinerja pelaksanaan tersebut. • Menghitung waktu siklus aktual rata-rata. • Menghitung waktu normal untuk setiap elemen. • Menjumlahkan waktu normal untuk setiap elemen. • Menghitung waktu standar.
Studi Waktu • Waktu siklus aktual rata-rata = (Jumlah Waktu Yg Diperlukan untuk Melaksanakan Elemen Tugas) DIBAGI (Jumlah Siklus Yg Diamati). • Waktu normal = (Waktu siklus aktual rata-rata) DIKALIKAN (Faktor Peringkat). • Waktu standar = (Waktu Normal Total) DIBAGI ( 1 – Faktor Kelonggaran)
Studi Waktu: Contoh • Management Science Association (MSA) mempromosikan seminar pengembangan dengan mengirim beribu-ribu surat yang diketik satu per satu kepada berbagai perusahaan. Studi waktu dilakukan pada tugas penyiapan surat untuk dikirim. Dengan dasar pengamatan berikut, MSA ingin mengembangkan waktu standar untuk tugas tersebut. Allowance factor (faktor kelonggaran) untuk keperluan pribadi, keterlambatan dan kelelahan adalah 15 %.
Studi Waktu: Contoh Prosedur Perhitungan • Menghitung waktu siklus rata-rata untuk setiap elemen pekerjaan. • Menghitung waktu normal untuk setiap elemen pekerjaan. • Menjumlahkan waktu normal untuk setiap elemen agar diperoleh waktu normal total untuk seluruh pekerjaan. • Menghitung waktu standar untuk pekerjaan tersebut.
Contoh Suatu pekerjaan pengemasan barang dalam kotak kardus terdiri dari empat elemen kegiatan dengan setiap elemen kegiatan dilakukan 10 kali pengamatan seperti pada table berikut. Apabila kelonggaran adalah 15% Tentukan waktu standar.
Sampel Kerja • Tujuan : mengestimasi proporsi waktu yang dicurahkan untuk suatu pekerjaan. • Tahapan dalam Sampel Kerja : • Tentukan kegiatan yang didefinisikan sebagai “bekerja”. “Tdk bekerja”= semua kegiatan yg tidak didefinisikan sbg “bekerja”. • Observasi para pekerja pada selang waktu tertentu, catat apakah seseorang “bekerja” atau “tidak bekerja”. • Hitung proporsi dari waktu seorang pekerja sebagai : p = (jml observasi seseorang sdg bekerja)/(jumlah observasi secara total). • Hasil Sampel Kerja digunakan untuk menghitung Waktu Normal = {(Waktu Observasi Total)x (Persentase waktu bekerja) x (Peringkat)} DIBAGI (jumlah unit yg diproduksi)
Pengukuran Waktu dengan Sampling Kerja • Melakukan pengamatan dengan mengamati apakah tk dalam kondisi kerja atau menganggur. • Pengamatan tidak dilakukan secara terus-menerus melainkan hanya sesaat pada waktu yang telah ditentukan secara acak/random. • Melakukan kunjungan ke tk yang akan diukur waktunya secara acak, yaitu setiap kali kunjungan dengan selang waktu yang tidak sama dan didasarkan pada bilangan random yang dikonversi ke satuan waktu. • Misal, kunjungan dilakukan sebanyak 100 kali dengan waktu pengamatan secara acak dan 90 kali pengamatan tk dalam kondisi kerja/sibuk, maka prosentase tk dalam kondisi sibuk adalah 90/100 = 0,9. Tk dalam kondisi idle/menganggur adalah 10/100 =0,1
Pengujian Data • Kecukupan Data SP = N’ = Dengan : S = Derajat ketelitian p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan N’ = Ukuran sample/data
Keseragaman Data Batas kontrol untuk p BKA = BKB = Dengan pengertian sbb: BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah p = Prosentase sibuk/produktif k = Tingkat keyakinan Contoh : Suatu pengamatan sampling kerja dilakukan selama 10 hari kerja dengan waktu pengamatan setiap hari kerja adalah 6 jam. Ukuran sample adalah 50 setiap hari, tingkat keyakinan 99% dan derajat ketelitian 5%. Tentukan kecukupan dan keseragaman data.
Prosentase idle = 0,116, prosentase kerja (p) = 1 –0,016 = 0,884 k = 99% = 3 N = 500 S = 0,05 n = 50 N’ = Karena N’ < N, maka data dianggap cukup BKA = BKB =
Karena nilai prosentase kerja semuanya masuk dalam range BKA dan BKB, maka data seragam. • Waktu Baku Penentuan waktu baku dengan sampling kerja dihitung dengan menggunakan rumus : Waktu Normal = Waktu Baku =
Contoh : Seorang pekerja kantor pos bekerja delapan jam sehari untuk melakukan penyortiran surat-surat. Dari pengamatan yang dilakukan ternyata 85% pekerja tersebut dalam kondisi bekerja dan 15% dalam kondisi menganggur. Apabila jumlah surat yang disortir sebanyak 2345 surat, maka tentukan waktu bakunya dengan asumsi rating factor adalah 115% dan kelonggaran 20%. Waktu Normal (Wn) = Waktu Baku (Wb) = Output Standar = Jadi, pekerja mampu mengerjakan penyortiran surat sebanyak 4 surat per menit.