1 / 16

INDIKATOR PENGELOLAAN OBAT DI RUMAH SAKIT

INDIKATOR PENGELOLAAN OBAT DI RUMAH SAKIT. Lestyorini Dewi P FA/07169 Fitria Dwi Rachmawati FA/07730 Maliha Kholiqotul Husna FA/07751 Naely Syarifah FA/07806 Febriana Trisnaputri Rahajeng FA/07875 Murojil Hasan FA/07941 Septilina Melati Sirait FA/08880

pete
Download Presentation

INDIKATOR PENGELOLAAN OBAT DI RUMAH SAKIT

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. INDIKATOR PENGELOLAAN OBAT DI RUMAH SAKIT LestyoriniDewi P FA/07169 FitriaDwiRachmawati FA/07730 MalihaKholiqotulHusna FA/07751 NaelySyarifah FA/07806 FebrianaTrisnaputriRahajeng FA/07875 MurojilHasan FA/07941 SeptilinaMelatiSirait FA/08880 AndikaPurnama Devi FA/08887 DitaAyulia D S FA/08894

  2. PENDAHULUAN • Pengelolaanobatdirumahsakitmerupakansalahsatumanajemenrumahsakit yang penting. Jikapengelolaantidakefisienakanberdampaknegatifterhadaprumahsakitbaiksecaramedismaupunekonomi (Quick et al, 1997). • Pengelolaanobatbertujuan agar obat yang diperlukanbisaselalutersediasetiapsaatdiperlukandalamjumlah yang cukup, tepatjenis, tepatwaktu, danmutu yang terjaminsertadigunakansecararasional

  3. Tahap Pengelolaan Obat • Untukmenganalisiskualitaspengelolaanobat→perluindikatordaritiaptahappengelolaanobat.

  4. Indikator Pengelolaan Obat • Merupakanalatukurkuantitatif yang dapatdigunakanuntuk monitoring, evaluasi, danmengubahataumeningkatkanmutupengelolaanobatdifarmasirumahsakit (Jati, 2010). • Indikatorjugadigunakanuntukmenetapkanprioritas, pengambilankeputusan, sertauntukpengujiancaraataumetodedalammencapaisasaran yang ditetapkan.

  5. Dasar-dasar seleksi kebutuhan obat meliputi : SELEKSI merupakanproseskegiatansejakdari : meninjaumasalahkesehatandi RS ↓ identifikasipemilihanterapi, bentukdandosis ↓ menentukankriteriapemilihandenganmemprioritaskanobatesensial ↓ Standarisasi, menjaga, danmemperbaharuistandarobat Indikatorseleksiobat: kesesuaian item obat yang tersediadengan DOEN

  6. PERENCANAAN • Merupakansuatuproseskegiatandalampemilihanjenis, jumlah, danhargaperbekalanfarmasi yang sesuaidengankebutuhandananggaran, untukmenghindarikekosonganobatdenganmenggunakanmetode yang dapatdipertanggungjawabkandandasar-dasarperencanaan yang telahditentukanantara lain metodekonsumsi, epidemiologi, sertametodekombinasikonsumsidanepidemiologi yang disesuaikandengananggaran yang tersedia (Anonim, 2004). • Tujuanperencanaan: untukmendapatkanjenisdanjumlahobat yang sesuaidenganpolapenyakitdankebutuhanpelayanan, menghindariterjadinyastock outdanmeningkatkanpenggunaanobatsecararasional.

  7. Beberapaindikator yang digunakandalamperencanaanobatadalah (Pudjaningsih, 1996): • Persentase Dana → persentasedana yang tersediapada IFRS dibandingkebutuhandana yang sesungguhnya. Nilaistandarpersentasedana yang tersediaadalah 100%. • Penyimpanganperencanaan → jumlah item obatdalamperencanaandanjumlah item obatdalamkenyataanpakai. Nilaistandarbataspenyimpanganperencanaanadalah 20-30%.

  8. PENGADAAN • Pengadaanmerupakanprosesuntukmemperolehbarang. Menurut Quick et al (1997), pengadaan yang efektifmenjaminketersediaanobatdalamjenisdanjumlah yang tepat, harga yang rasional, dankualitasobat yang terjamin. • Tigasumberpengadaanbarang: • Pembelian • Sumbangan • Pembuatan • Metodepengadaanobatadaempat, yaitu: • Open Tender (Tender Terbuka) • Restricted Tender (Tender Tertutup) • Competitive Negotiation (Negosiasi) • Direct Procurement (Pengadaan Langsung)

  9. Indikator-indikator dalam pengadaan obat

  10. PENYIMPANAN • Penyimpananmerupakanproseskegiatanmenempatkanperbekalanfarmasi yang diterimapadatempat yang memenuhisyaratdanaman, sehinggaobatberadadalamkeadaanaman, dandapatdihindarikemungkinanobatrusak. • Semakinbesarpersediaanberartiresikopenyimpanan, fasilitas yang harusdibangundanpemeliharaan yang dibutuhkanmenjadilebihbesar. • Penyimpanan yang baikbertujuanuntukmempertahankankualitasobat, meningkatkanefisiensi, mengurangikerusakanataukehilanganobat, mengoptimalkanmanajemenpersediaan, sertamemberikaninformasikebutuhanobat yang akandatang (Quick et al, 1997).

  11. Indikator penyimpanan obat antara lain (Pudjaningsih, 1996): • Persentase kecocokan antara barang dan stok komputer atau kartu stok Prosespencocokanharusdilakukanpadawaktu yang samauntukmenghindarikekeliruankarenaadanyabarang yang keluarataumasuk (adanyatransaksi). Apabilatidakdilakukanbersamaanmakakemungkinanketidakcocokanakanmeningkat. Ketidakcocokanakanmenyebabkanterganggunyaperencanaanpembelianbarangdanpelayananterhadappasien. • Turn Over Ratio (TOR) TOR = perbandinganHargaPokokPenjualan (HPP) dalam 1 tahundengannilai rata – rata persediaanpadaakhirtahun. TOR digunakanuntukmengetahuiberapa kali perputaran modal dalam 1 tahun, menghitungefisiensidalampengelolaanobat. Apabila TOR rendah, berartimasihbanyakstokobat yang belumterjualsehinggamengakibatkanobatmenumpukdanberpengaruhterhadapkeuntungan (Jati, 2010). • Sistem penataan gudang. SistempenataangudangbertujuanuntukmenilaisistempenataanobatdigudangStandarsistempenataanobatadalah FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out).

  12. Persentase nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak Mencerminkan ketidaktepatan perencanaan dan atau kurang baiknya sistem distribusi dan atau kurangnya pengamatan mutu dalam penyimpanan obat dan atau terjadinya perubahan pola penyakit atau pola peresepan oleh dokter. Persentase nilai obat yang kadaluarsa dan atau rusak masih dapat diterima jika nilainya dibawah 1%. • Persentase stok mati Stokmati = stokobat yang tidakdigunakanselama 3 bulanatauselama 3 bulantidakterdapattransaksi. Penyebabnya : • Tidak diresepkannya obat oleh dokter karena dokter memilih obat lain. • Perubahan pola penyakit. • Dokter tidak taat terhadap formularium. • Kurang tepatnya perencanaan pengadaan obat. Kerugian yang ditimbulkan akibat stok mati: perputaran uang yang tidak lancar, kerusakan obat akibat terlalu lama disimpan sehingga menyebabkan obat kadaluarsa. Pengatasan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian: mengembalikan beberapa item obat kepada PBF.

  13. Persentase nilai stok akhir obatUntuk menilai stok akhir obat, yaitu sebagai berikut : • Stok berlebih Stokberlebih→ meningkatkanpemborosan & kemungkinanobat ED ataurusakdalampenyimpanan. Untukmengantisipasiadanyaobat yang melampauibatas ED: • MemberlakukansistemFirst in First Out (FIFO) danatauFirst Expired First Out (FEFO) • Mengembalikanobatkepada PBF ataumenukarobat yang hampirtibawaktukadaluarsanyadenganobatbaru • Stok kosong Stokkosongadalahjumlahstokakhirobatsamadengannol; stokobatdigudangmengalamikekosongandalampersediaannyasehinggabilaadapermintaantidakbisaterpenuhi. Faktor-faktorpenyebabterjadinyastokkosong: • Tidak terdeteksinya obat yang hampir habis. • Hanya ada persediaan yang kecil untuk obat – obat tertentu (slow moving). • Barang yang dipesan belum datang. • PBF mengalami kekosongan • Pemesanannya ditunda oleh PBF

  14. DISTRIBUSI • Merupakanproses yang dimulaidaripermintaansampaipenyerahankepenggunaanperbekalanfarmasidi RS yaitupasiendanpetugaskesehatan. Tujuan distribusi: untuk menjamin ketersediaan obat, memelihara mutu obat, menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab, menjaga kelangsungan persediaan, memperpendek waktu tunggu, pengendalian persediaan, dan memudahkan pencarian dan pengawasan. • Sistemdistribusiobatdirumahsakitsangatbervariasitergantungdarikebijakan yang diterapkanrumahsakit, kondisisertafasilitasfisik, sumberdayamanusiasertatataruangrumahsakittersebut. Macamsistemdistribusiobatdi RS: sistem floor stock, individual prescription, dan unit dose dispensing. • Syaratdistribusi yang baik : • Ketersediaan obat tetap terpelihara • Mutu dan kondisi sediaan obat tetap stabil dalam seluruh proses distribusi • Kesalahan obat minimal dan keamanannya maksimum pada penderita • Obat yang rusak dan kadaluarsa sangat minimal • Efisiensi dalam penggunaan sumber terutama personel • Meminimalkan pencurian, kehilangan, pemborosan, dan penyalah gunaan obat • IFRS  mempunyai  akses  dalam  semua  tahap  produksi  untuk  pengendalian,  pemantauan  dan  penerapan pelayanan farmasi klinik • Terjadinya interaksi antara dokter-apoteker-perawat-penderita • Harga terkendali • Meningkatnya penggunaan obat yang rasional

  15. Indikator-indikatordistribusiobat, yaitu (Pudjaningsih, 1996) : • Rata-rata waktu yang digunakan untuk melayani resep sampai ke tangan pasien Bertujuan untuk mengetahui tingkat kecepatan pelayanan apotek rumah sakit. • Persentase obat yang diserahkan Bertujuanuntukmengetahuisejauhmanakemampuan IFRS menyediakanobat yang diresepkan. • Persentaseobat yang diberi label denganbenar Bertujuanuntukmengetahuipenguasaanperacik (dispenser) tentanginformasipokok yang harusditulisdalametiket.

  16. PENGGUNAAN • Penggunaanobatadalahproses yang meliputiperesepanolehdokter, pelayananobatolehfarmasisertapenggunaanobatolehpasien. • Indikatordalampenggunaanobatantara lain sebagaiberikut (WHO, 2003) : • Jumlah rata – rata obattiapresep Tujuannyauntukmengukurderajatpolifarmasi. Biasanyakombinasiobatdihitungsebagai 1 obat. Perhitungandilakukandenganmembagijumlah total produkobat yang diresepkandenganjumlahresep yang disurvei. • Persentaseobatgenerik yang diresepkan Tujuannyauntukmengukurkecenderunganperesepanobatgenerik • Persentaseantibiotik yang diresepkan Digunakanuntukmengukurpenggunaanantibiotiksecaraberlebihankarenapenggunaanantibiotiksecaraberlebihanmerupakansalahsatubentukketidakrasionalanperesepan. • Persentaseinjeksi yang diresepkan Tujuannyauntukmengukurpenggunaaninjeksi yang berlebihan. • Persentaseobat yang diresepkandariformularium Tujuannyauntukmengukurderajatkesesuaianpraktekdengankebijakanobatnasional yang diindikasikandenganperesepandariformularium. Tiaprumahsakitharusmempunyaiformulariumsehinggadapatdijadikanacuandalampenulisanresepsertadibutuhkansuatuproseduruntukmenentukanapakahsuatumerkproduktertentuekuivalendenganbentukgenerik yang adapadadaftarobatatauformularium.

More Related