1 / 44

APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN USAHA SKALA KECIL (USK)

APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN USAHA SKALA KECIL (USK). Oleh: ASDEP PENGENDALIAN PENCEMARAN AGROINDUSTRI DAN USK Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan, KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. DASAR KEBIJAKAN.

ralph
Download Presentation

APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS UNTUK PENGENDALIAN PENCEMARAN USAHA SKALA KECIL (USK)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. APLIKASI TEKNOLOGI BIOGAS UNTUK PENGENDALIANPENCEMARAN USAHA SKALA KECIL (USK) Oleh: ASDEP PENGENDALIAN PENCEMARAN AGROINDUSTRI DAN USK Deputi Pengendalian Pencemaran Lingkungan, KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP

  2. DASAR KEBIJAKAN • UU. NOMOR 32 TAHUN 2009 TENTANG PERLINDUNAGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP • UU. NOMOR 20 TAHUN 2008 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

  3. UKL-UPL (Pasal 34 – 35 UU PPLH No. 32 TH 2009)

  4. InstrumenEkonomiLingkunganHidup (Pasal 42UU PPLH No. 32 TH 2009) Pemerintah & Pemda wajib mengembangkan dan menerapkan instrumen ekonomi lingkungan hidup. Instrumen ekonomi lingkungan hidup mencakup: a. Perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi; b. Pendanaan lingkungan; dan c. Insentif dan/atau disinsentif.

  5. UU NO 20 TAHUN 2008TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH ASAS BERWAWASAN LINGKUNGAN PEMERINTAH DAN PEMDA MEMFASILITASI PENGEMBANGAN USAHA BIDANG : • PRODUKSI DAN PENGOLAHAN • PEMASARAN • SDM • DESAIN DAN TEKNOLOGI MELESTARIKAN LH

  6. USAHA KECIL ADALAH USAHA EKONOMI PRODUKTIF YANG BERDIRI SENDIRI, YANG DILAKUKAN OLEH ORANG PERORANGAN ATAU BADAN USAHA YANG BUKAN MERUPAKAN ANAK PERUSAHAAN ATAU BUKAN CABANG PERUSAHAAN YANG DIMILIKI, DIKUASAI, ATAU MENJADI BAGIAN BAIK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG DARI USAHA MENENGAH ATAU USAHA BESAR YANG MEMENUHI KRITERIA USAHA KECIL • KRITERIA USAHA KECIL ; • KEKAYAAN BERSIH RP. 50 JT S/D 500 JT TIDAK TERMASUK • TANAH DAN BANGUNAN • 2. HASIL PENJUALAN TAHUNAN LEBIH DARI RP. 300 JT • S/D PALING BANYAK Rp. 2,5 M

  7. USAHA MIKRO :ADALAH USAHA PRODUKTIF MILIK ORANG PERORANGAN DAN/ATAU BADAN USAHA PERORANGAN YANG MEMENUHI KRITERIA USAHA MIKRO KRITERIA USAHA MIKRO : • MEMILIKI KEKAYAAN BERSIH PALING BANYAK Rp. 50 JT TIDAK TERMASUK TANAH DAN BANGUNAN • MEMILIKI HASIL PENJUALAN TAHUNAN PALING BANYAK Rp. 300 JT

  8. Sistem Pengendalian Pencemaran USK

  9. Kontribusi Sumber Pencemar Air DAS CILIWUNG

  10. Pilihan Rencana Aksi Penurunan Beban Pencemar Ternak Sapi dI Kab.Bogor Rencana Aksi Penurunan Beban Pencemar Industri Tahu di Kota Bogor

  11. Kewajiban Kota Depok menurunkan beban pencemar 14,91 % Pilihan Rencana Aksi Penurunan Beban Pencemar Air Limbah Rumah tangga dan Ternak Sapi

  12. TOTAL POTENSI BEBAN PENCEMARAN DI DAS KAPUAS

  13. Hasil Inventarisasi dan Identifikasi di DA S Ayung, Prov.Bali

  14. Estimasi Investasi Biogas Ternak

  15. EstimasiInvestasi Biogas Ternak di DAS Jangkok, NTB

  16. Sistem Pembinaan PengelolaanLimbah USK • Identifikasijenisdanteknologi best manajemenpractises; mempertimbangkanaspek: pembiayaan, operasional, pemeliharaandanakseslahan • Pembinaanteknisberkenaandenganpeningkatankesadaran, pemahamandanpenaatanterhadapperaturanperundang-undangan • Bantuanteknis; pembangunaninfrastruktur pengelolaanlimbah (percontohan)

  17. Teknologi Biogas untuk USK Kegiatan penurunan beban pencemaran pada Bidang Usaha skala Kecil (USK) KLH pada tahun 2007-2014 difokuskan pada pemanfaatan limbah dan pengolahan limbah industri tahu dan usaha ternak sapi karena pada kedua kegiatan/usaha tersebut telah tersedia teknologi tepat guna yang sudah terbukti handal serta murah dan mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi pengolahan limbah yang memenuhi kriteria tersebut adalah teknologi biogas.

  18. SistemPengelolaanLimbah IndustriTahu • Bahanbaku: kedelai, asamcuka, air • Teknologisederhanadgnmanajementradisional • Umumnya lokasimenyatudenganpermukiman • Biasanya limbahdibuangkelingkungantanpaprosespengolahan • Munculpermasalahanlingkungan dan sosial

  19. Estimasi Beban Pencemaran Tahu • 1 kg kedelai diestimasi menghasilkan BOD, COD dan TSS sebesar 50 gr, 110 gr dan 80 gr (Romli, dan Suprihatin, 2008) • Efesiensi IPAL biogas untuk menurunkan konsentrasi zat pencemar sekitar 80%.

  20. Estimasi Gas Rumah Kaca • 1 kg kedelai menghasilkan metan 0.028 kg (1 kg metan=25 kg CO2), sehingga potensi emisi gas rumah kaca setara CO2 yang dapat direduksi denganmemanfaatkannya untuk gas bio bisa diperkirakan (Romli, 2008)

  21. Manfaat IPAL Biogas • 1 kg kedelai menghasilkan 30 liter gas, kemudian dengan mengetahui kapasitas produksi di setiap sentra industri tahu, dapat dihitung potensi gas bio yang dihasilkan (LPTP, 2008). • 1 kk membutuhkan 0,5 m3 biogas • Apabila dikonversi dengan LPG, 1 M3 gas bio setara dengan 0,46 kg LPG, maka potensi keuntungan ekonomi dari subtitusi atau penghematan dapat diestimasi dengan mengalikan harga LPG per kg dengan volume gas bio yang diperoleh.

  22. Sumberbiomasdan biogas yang dihasilkan

  23. Investasi IPAL Biogas Tahu/Tempe • Biaya kontruksi fisik: 1 m3 air limbah x Rp. 9,5 juta • Biaya pemipaan: 1 m x Rp.125.000 • Biaya sosialisasi dan pendampingan: 10% x (Kons.fisik+pemipaan)

  24. Estimasi Beban Pencemar Sapi • Faktor emisi 1 ekor sapi untuk parameter BOD dan COD adalah 292 dan 716 gr per hari (Iskandar, 2007) • Efesiensi biodigester untuk menurunkan konsentrasi zat pencemar sekitar 30%.

  25. Estimasi Gas Rumah Kaca Menurut IPCC (2006) satu ekor sapi perah Asia diestimasi menghasilkan gas metan 68 kg/tahun, sedangkan sapi potong 47 kg/tahun (1 kg metan=25 kg CO2), sehingga potensi emisi gas rumah kaca setara CO2 yang dapat direduksi dengan memanfaatkannya untuk gas bio bisa diperkirakan.

  26. Estimasi Manfaat Biodigester Sapi • Satu ekor sapi rata-rata mengeluarkan kotoran 12 kg per hari, sedangkan 1 kg kotoran sapi menghasilkan 40 liter gas bio (LPTP, 2008). • Apabila dikonversi dengan LPG, 1 M3 gas bio setara dengan 0,46 kg LPG, maka potensi keuntungan ekonomi dari subtitusi atau penghematan dapat diestimasi dengan mengalikan harga LPG per kg dengan volume gas bio yang diperoleh. • Keuntungan ekonomi tersebut belum memasukan pemanfaatan ampas (sludge) limbah untuk pupuk organik.

  27. Perhitungan Potensi Beban Pencemaran, emisi gas rumah kaca dan manfaat ekonomi dari penggunaan teknologi biogas

  28. Estimasi Investasi Kontruksi IPAL Biogas Tahu dan Biodigester Sapi

  29. BIO DIGESTER • Desain kedap udara • Menghasilkan gas Bio sebagai sumber energi • Mengolah limbah berkandungan air rendah

  30. PEMBANGUNAN BIOGAS

  31. MODEL – MODEL BIOGAS

  32. MODEL – MODEL BIOGAS BIO-DIGESTER SAPI – WONOGIRI ( FIBER) BIO-DIGESTER SAPI – KARANGANYAR ( FIXDOME) BIO-DIGESTER SAPI – KLATEN (FIXDOME) BIO-DIGESTER SAPI – NGAWI (FIXDOME)

  33. IPAL Biogas IndustritahudiSentraPesalakan Selatan, Kab.Tegal

  34. Gambar Teknis IPAL Biogas Industri Tahu

  35. Gambar Teknis Biodigester Ternak Sapi Kapasitas 4 m3 dengan bahan ferro semen

  36. Gambar Teknis Biodigester Ternak Sapi Kapasitas 4 m3 dengan bahan Fiber

  37. Perencanaan • Melakukan konsultasi dengan unit kerja yang menangani Usaha Skala Kecil di KLH • Melakukan survei lapangan untuk mendapatkan informasi: lokasi, jumlah industri dan ternak, persebaran industri dan ternak, kapasitas produksi industri tahu, keberadaan kelembagaan para pengusaha tahu dan peternak • Mendapatkan lahan dengan kepemilikan yang jelas dan luasan yang mencukupi untuk lokasi IPAL biogas dan biodigester • Mereplikasi model IPAL biogas industri tahu dan biodigester ternak yang dikembangakan KLH • IPAL biogas komunal industri tahu merupakan pilihan terbaik yang mempertimbangkan jarak industri dengan IPAL dan kapasitas produksi serta topografi lahan • Membangun atau memperkuat kelembagaan yang berfungsi untuk mengoperasikan dan merawat IPAL biogas industri tahu dan biodigester ternak

  38. Pelaksanaan Kontruksi • Melakukan sosialisasi kepada para pengusaha tahu mengenai cara kerja IPAL biogas dan cara pengoperasian dan perawatannya • Melakukan pengawasan pembangunan

  39. Pasca Kontruksi • Melakukan pemantauan kinerja IPAL biogas industri tahu dan biodigester ternak • Melakukan pembinaan kepada para pengusaha tahu dan peternak dalam pengoperasian dan perawatan IPAL biogas industri tahu dan biodigester ternak

  40. Percontohan IPAL-biogas Industri Tahu, KLH 2007-2012

  41. Percontohan Biodigester Ternak Sapi, KLH 2007-2012

  42. T E R I M A K A S I H

More Related