310 likes | 872 Views
KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS. OLEH Herry Agoes Hermadi. KEMATIAN EMBRIO DINI. Hari 1 -42 pembuahan disebut embrio RIA – Progesteron Plasma < 4ng/ml Hari > 42 pembuahan disebut sebagai Fetus Variasi : Sapi dan babi : 8-16 hr kematian embrio kuda : 30-36hr,
E N D
KEMATIAN EMBRIO DINI DAN ABORTUS OLEH HerryAgoesHermadi
KEMATIAN EMBRIO DINI • Hari 1 -42 pembuahan disebut embrio • RIA – Progesteron Plasma < 4ng/ml • Hari > 42 pembuahan disebut sebagai Fetus • Variasi : Sapi dan babi : 8-16 hr kematian embrio kuda : 30-36hr, Domba kambing : 9-15 hari
Faktor-Faktor • Genetik • Laktasi • Infeksi • Immulogi • Lingkungan • Keseimbangan Hormonal • Pakan • Umur induk • Kesuburan air mani • ∑ Embrio /Fetus dalam uterus
FAKTOR GENETIK • Imbreding: Sifat-sifat jelek muncul • Sebelum implantasi • Mutasi genetik meliputi Chromosomal Abberation – Poliploid) • Kromosom normal 2n – (2n+1) Poliploid (2n-1) aneuploid • Kuda Betina 63 (Xo), Kuda jantan (XXy) Triploid dan Tetra ploid terjadi pada babi
FAKTOR LAKTASI • Perpanjangan siklus birahi • Kadar hormon progesteron saat laktasi embrio tidak cukup pakan untuk perkembangannya • Berkurangnya pakan embrio karena produksi susu yang tinggi
FAKTOR INFEKSI • Spesifik bakteri: • Vibrio fetus • brusella abortus • Protozoa tricomonas fetus • Non spesifik: • Corine bakterium phiogenes • Escesheria coli • Strepto coccus • Staffilo cocus • Pseudomonas aeroginosa
Cara penularan: • Kawin alam • Pakan Proses implantasi terganggu • Infeksi • Racun endogen – endotoxin bakteri • Contoh penularan bakteri secara general dari kuku, ambing dan Paru-paru
Faktor Immunologi • Atigen berasal dari sel spermatozoa (acrosin) dan embrio • Immunosupressi – Ketidak cocokan unsur anti bodi • Sapi mengandung Transferin sebagai antigen serum darah merupakan beta globulin • Babi faktor kekebalan hb BB x AB Transferin penyebab kematian embrio dini
Faktor Lingkungan • Peningkatan temperatur lingkungan terjadi stres panas dapat terjadi kematian embrio dini • Pada sapi perah peningkatan temperatur menjadi 32 ̊C selama 72 jam menyebabkan kematian embrio pada usia kebuntingan 19 hari setelah inseminasi
FAKTOR TIDAK KESEIMBANGAN HORMONAL • Tergantung dengan kondisi keseimbangan hormonal estrogen dan progesteron dimana 8 – 19 hari setelah fertilisasi embrio dalam kondisi paling kritis • Menurunnya kemampuan Corpus Luteum menghasilkan progesteron untuk mempertahankan kebuntingan
FAKTOR PAKAN • Defesiensi pakan menyebabkan terjadinya kematian embrio • Pada babi pemberian kalori yang berlebih berakibat ovulasi berlebih • Obesitas • Pemberian pakan leguminosa berlebih lamtoro yg mengandung mimosin dan non estrogen genistein +BiochianinA berpengaruh pada metabolisme hormonal dan pembuahan
. Estrogenic pasture – sweet clover, Trifolium sp • Isoflavons alkaloid merupakan like estrogen • Rumput liar, kangkung rawa (KNO3)- Abortus • Pinus panderosa • Defesiensi Beta karoten, mineral Selenium, Phospor dan Cu.
UMUR INDUK • Umur Hewan terlalu tua terjadi penurunan fungsi endokrin • Umur hewan > 5 tahun pada babi, kambing domba • Pada sapi berumur lebih 9 tahun
KESUBURAN AIR MANI • Daya tahan hidup atau fertile life spermatozoa 18 – 24 jam didalam alat kelamin betina • Pada proses pendinginan terjadi penurunan kesuburan sel spermatozoa • Sel mani terlalu lama disimpan didalam pengencer 3 – 4 hari dalam refrigator pada babi • IB terlalau awal atau bahkan terlambat
JUMLAH EMBRIO ATAU FETUS • Hewan Monopara atau hemipara pada kuda hanya beranak 1 bila 2 merupakan genetik • Hewan multipara – polipara kucing anjing dan babi • Kambing domba 1-3 anak • Jika embrio berlebih kebutuhan darah dan makanan meningkat terjadi ganggua implantasi dan kematian • Trans uterin migrasi
ABORTUS • Bila > 42 hari setelah IB janin dikeluarkan • Mumifikasi • Maserasi • Empisematosa • Mekanisme - terjadi kontraksi uterus Estrogen, oksitosi dan PGF2alfa bekerja secara bersama -sama
CAUSA ABORTUS • A. NON INFEKSI • B. INFEKSI • C. ABORTUS BUATAN
NON INFEKSI • Faktor Predisposisi, • Terjadinya seleksi induk terlalu jauh seperti memperoleh produksi yang tinggi pada sapi perah, mendekati filial aslinya seperti simental pada sapi potong hasil IB mudah mengalami stres dan infertil • Ambing besar prod tinggi- Makanan fetus (-) • Induk terlalu muda atau tua – kwalitas embryo menurun
GANGGUAN ALAT KELAMIN • Sembuh infeksi - muncul jaringan ikat pada mukosa uterus • Pembilasan antiseptic saat bunting pada uterus • Selaput fetus tersobek • Perabaan CL manual pecah • IB pada sapi bunting • Kuda bunting kembar • Torsio umbilicalis kuda O2 (-), dan adanya abses uterus
GANGGUAN FISIOLOGI FETUS • Defesiensi pakan terutama protein • Defesiensi mineral Si, yod,Cu,Co • Defesiensi Vitamin A dan E • Def yodium fetus bulu jarang dan gondok • Def vit E abortus • Defesiensi Vitamin A terjadinya keratinisasi mucosa uterus degenerasi plasenta dan abortus
GANGGUAN DARI LUAR • Beban hewa terlalu berat saat bunting • Ditubruk teman, • Transpotasi jauh • Stres dan kaget • Kandang terlalu sempit dan panas • Explorasi rectal yang salah
GENETIK • Gen Lethal yg berasal dr induk Jantan & Betina • Inbreeding • Kembar pada kuda • Kelainan kromosom – autosom • Faktor herediter abortus pada kambing usia 3 – bulan • Kelinan kromosom babi terjadi abortus
RACUN • KNo3 – Rumput liar, cemara, • Lamtoro (Mimosin) • Sweet clover like estrogen • Secale cornotum- ergotamin • Obat cacing phenothiazine • Naftalen, alue, minyak kastor • Pb, NaI dan arsen
HORMONAL • Penyuntikan estradiol > 4 mg • Stiibestrol > 20 – 40 mg • Hidrokortison (glucocortikoid), kortison , dexa metason dan kortikosteroid lainnya • Prostaglandin (PGf2 alfa)
ABORTUS KARENA INFEKSI • Bakteri spesifik : Brucella abortus, Vibrio fetus, Leptospira pomona, Listeria sp, salmonela, streptococus, corine bacterium pyogenes dan ureaplasma sp • Virus: Blue tongue, BVD (Bovine Viral Diarhea), IBR (infectious Bovine Rhinotracheitis), IPV (Infeksius pustular vulvovaginitis) dan Epizootic Bovine abortion • Protozoa: Toxoplasma dan Tricomonas
ABORTUS BUATAN (ABORTUS PROVOCATUS) • Irigasi KI, Yodium, Cl, KMnO4 asam cuka dengan kateter • Corpus luteum enucleasi • Injeksi estrogen 500-1000mg Stilbestrol, hewan kecil 50-150mg 1-2g sc • Injeksi PGf2alfa 25 mg IM
MUMIFIKASI FETUS • Fetus mati steril cairan diserap setelah autolisis fetus kering keras • Terjadi pada pertengahan dan akhir kebuntingan • Terapi 50 -80 stilbestrol 32-72jam abortus, 5 -10mg estradiol benzoas, oksitosin atau PGF2 alfa intra muscular 25 mg
MASERASI FETUS • Fetus mati dalam uterus, masa seperti bubur, tulang –tulang terapung adanya infiltrasi micro organisme masuk kedalam uterus endometritis • Antibiotika + PGF2 alfa 25 mg • Esrogen dosis 5 – 10 mg estradiol benzoas • 50 – 80 mg stilbestrol • EMPISEMA FETUS : Seperti maserasi fetus terjadi pembusukan dan timbunan udara dibawah kulit fetus