1 / 19

DAMPAK DESENTRALISASI SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA

DAMPAK DESENTRALISASI SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA. KELOMPOK 9 Risyad.Meivi.Riana.Indah.Anggi.Lala.Niar.Samir.Furi.Romi. Latar belakang.

leala
Download Presentation

DAMPAK DESENTRALISASI SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. DAMPAK DESENTRALISASI SISTEM KESEHATAN DI INDONESIA KELOMPOK 9 Risyad.Meivi.Riana.Indah.Anggi.Lala.Niar.Samir.Furi.Romi Kelompok 9 APRS

  2. Latar belakang Indonesia adalah negara dengan tingkat keragaman tinggi yang tersebar di berbagai area geografis yang unik. Adanya kepercayaan, kebudayaan dan cara berpikir yang berbeda disetiap masyarakat membuat penanganan masalah pada setiap daerah harus berbeda. Untuk penanganan masalah tersebut kita harus menyesuaikan karakterisitik daerah tersebut. Kelompok 9 APRS

  3. Kelompok 9 APRS

  4. .DESENTRALISASI. “ pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu organisasi.” Kelompok 9 APRS

  5. Maksudnya adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat pada pemerintah daerah untuk membuat kebijakan sendiri berdasar kondisi daerahnya. Termasuk membuat kebijakan kesehatan. Kelompok 9 APRS

  6. MANFAAT • Meningkatkan keadilan • Meningkatkan efisiensi • Meningkatkan kualitas • Pelayan Kesehatan lebih maksimal • Peran dan Fungsi Puskesmas Dalam sistem Desentralisasi Kelompok 9 APRS

  7. FUNGSI • Melaksanakan kebijakan yang berkaitan dengan prioritas sektor kesehatan dalam wilayah jangkauan puskesmas, • Alokasi sumber daya yang adil, • Memelihara kesehatan, • Melaksanakan penelitian dasar dalam proses kesehatan. Kelompok 9 APRS

  8. UU YANG MENGATUR • UU No.36 Tahun 2009 tentangKesehatan • Peraturan Pemerintah No.49 tahun 1952 tentang pelaksanaan Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Pusat Mengenai Kesehatan kepada Daerah-daerah Swatantra Provinsi di Jawa. Kelompok 9 APRS

  9. UU YANG MENGATUR (cont.) • Dalam UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah disebutkan : • Di dalam pasal 13 disebutkan urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Provinsi merupakan urusan dalam skala provinsi antara lain meliputi penanganan bidang kesehatan. • Urusan wajib yang menjadi pemerintahan daerah untuk Kabupaten/Kota merupakan urusan Kabupaten/Kota, antara lain meliputi penanganan bidang Kesehatan. Kelompok 9 APRS

  10. PELAKSANAAN Kelompok 9 APRS

  11. TABEL “Klik tulisan di atas untuk menampilkan tabel pelaksanaan” Kelompok 9 APRS

  12. DAMPAK Kelompok 9 APRS

  13. (-) • kekhawatiran pemerintah pusat bahwa data pelayanan kesehatan tidak dilaporkan ke pusat. • menghambat respons terhadap kejadian luar biasa • Belum terbiasa dengan desentralisasi Kelompok 9 APRS

  14. (+) • Di samping itu dengan diterapkannya sistem desentralisasi pada puskesmas diharapkan biaya birokrasi menjadi lebih efisien • Pengelolaan sumber daya alam berbasis komunitas merupakan salah satu strategi pengelolaan yang dapat meningkatkan efisiensi dan keadilan dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam. • Masyarakat menginginkan adanya suatu kemandirian yang diberikan pada mereka untuk berusaha mengembangkan sumber daya alam yang mereka miliki. Karena, mereka lebih mengetahui apa saja yang terbaik bagi mereka. Kelompok 9 APRS

  15. STUDI KASUS Kelompok 9 APRS

  16. KEBIJAKAN DESENTRALISASI PUSKESMAS DI KABUPATEN BOGOR Kebijakandesentralisasipuskesmas di kabupatenBogorsudahmulaidipersiapkansejaktahun 2000 bahkanmenurutbeberapa responden yang berhasildiwawancaramenjelaskanbahwakebijakandesentralisasiuntukpuskesmassudahdiawalidenganpenyerahansebagianurusanpemerintahpusatkepemerintahdaerah yang terdapat pada PP 7 tahun 1997. Responden umumnyaberpendapatbahwadesentralisasi pada sektorkesehatanmerupakanhal yang tepat dan selayaknyadillaksanakan di tingkatkabupatentermasukKabupatenBogor. Kelompok 9 APRS

  17. Seiring dengan kebijakan tersebut pemerintah kabupaten Bogor banyak melakukan upaya-upaya perubahan salah satunya adalah upaya untuk mempercepat pembangunan dengan menggalakkan sebuah visi yaitu ”Mewujudkan Masyarakat yang Maju, Mandiri, Sejahtera berlandaskan Iman dan Takwa” Kelompok 9 APRS

  18. Desentralisasi telah mengubah struktur organisasi pada instansi pemerintah daerah di Kabupaten Bogor. Hal ini dapat diliha pada Perda dan SK Bupati tentang perangkat daerah dan SOTK (Struktur Organisasi tata kerja) Dinas Kesehatan dimana terjadi perubahan yang cukup penting dari SOTK sebelumnya diantaranya perubahan eselonisasi pejabat struktural yaitu eselon kepala dinas berubah dari eselon III.A menjadi II.A. Kelompok 9 APRS

  19. Terima kasih Kelompok 9 APRS

More Related