1 / 32

MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2014

MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2014. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. DASAR HUKUM.

Download Presentation

MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2014

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. MANAJEMEN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR TAHUN 2014 Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  2. DASAR HUKUM • Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 101 Tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2014 • Peraturan Menteri Keuangan Nomor 201/PMK.07/2013 tentang Pedoman Umum Alokasi Bantuan Operasional Sekolah Tahun Anggaran 2014 • Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2011 tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah

  3. BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) PENDIDIKAN DASAR BERDASARKAN PERMENDIKBUD NO 101 TAHUN 2013

  4. SistematikaPaparan Pendahuluan Prosedur Pelaksanaan dan Penggunaan Dana BOS Pelaporan, Pertanggungjawaban, Pengawasan, Pemeriksaan, dan Sanksi Monitoring dan Supervisi Pelayanan dan Penanganan Pengaduan Masyarakat B C A D F E G Implementasi BOS Organisasi Pelaksana

  5. A • Pendahuluan

  6. Besar biaya satuan BOS yang diterima oleh sekolah dibedakanmenjadiduakelompoksekolah, sebagaiberikut : • Sekolahdenganjumlahpesertadidik minimal 80 (SD/SDLB) dan 120 (SMP/SMPLB/Satap) BOS yang diterimaolehsekolah, dihitungberdasarkanjumlahpesertadidiksebagaiberikut: a. SD/SDLB : Rp. 580.000,-/Pesertadidik/tahun b. SMP/SMPLB/SMPT/Satap : Rp. 710,-/pesertadidik/tahun • Sekolahdenganjumlahpesertadidikdibawah 80 (SD/SDLB) dan 120 (SMP/SMPLB/Satap). Agar pelayananpendidikandisekolahdapatberjalandenganbaik , Pemerintahmemberikandana BOS denganperhitungansebagaiberikut: • Pesertadidik SD kurangdari 80 pesertadidikdiberikansebanyak 80 pesertadidik • Pesertadidik SMP kurangdari 120 pesertadidikdiberikansebanyak 120 pesertadidik Sehinggajumlahdana BOS yang diterimasekolahpadakelompokini : SD sebesar = 80 x Rp. 580,-/tahun = Rp. 46.400.000,-/tahun SMP/Satapsebesar = 120 x Rp. 710.000,-/tahun = Rp. 85.200.000,-/tahun

  7. Kebijakaninitidakberlakubagisekolah-sekolahdengankriteriasebagaiberikut : • Sekolahswastabagikeluargamampusehinggatelahmemungutbiayamahal • Sekolah yang tidakdiminatiolehmasyarakatsekitarkarenatidakberkembangsehinggajumlahpesertadidiksedikitdanmasihterdapatalternatifsekolah lain disekitarnya • Sekolah yang dengansengajamembatasijumlahpesertadidikdengantujuanuntukmemperolehdana BOS dengankebijakankhusustersebut.

  8. Agar kebijakankhususinitidaksalahsasarandanmenimbulkanefeknegatif, makamekanismepemberianperlakuankhususmengikutilangkahsebagaiberikut: • Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota memverifikasisekolah yang akanmendapatkankebijakankhusustersebut, • Hasilverifikasioleh Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota mengirimsuratkepada Tim manajemenProvinsidengandaftarsekolah yang direkomendasidandaftarsekolah yang tidakdirekomendasimemperolehperlakuankhusustersebutdengandiberikan data jumlahpesertadidikditiapsekolah, rekomendasiinidisampaiaknsatu kali dalamsatutahunpadaawaltahunanggaran. • Apabila Tim Kabupaten/Kota tidakmengirimkanrekomendasi, makadianggapsemuasekolah yang jumlahpesertadidiknyadibawahbatas minimal berhakmemperolehalokasikhusus. • Tim Manajemen BOS Provinsimenyalurkandana BOS sesuairekomendasi Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota

  9. SekolahLuarBiasa (SLB), terdapat 3 (tiga) kemungkinan yang terjadidilapangan: • SDLB yang berdirisendiritidakmenjadisatudengan SMPLB dana BOS yang diterimasebesar = 80 x Rp. 580.000,- = Rp. 46.400.000,-/tahun. • SMPLB yang berdirisendiritidakmenjadisatudengan SDLB dana BOS yang diterima sebesar = 120 x Rp. 710.000,- = Rp. 85.200.000,-/tahun c. SDLB dan SMPLB menjadisatupengelolaan, dana BOS yang diterimasebesar = 120 X Rp. 710.000,- = Rp. 85.200.000,-

  10. B • Implementasi BOS

  11. A. Sekolah Penerima BOS • Semua sekolah SD/SDLB negeri dan SMP/SMPLB/SMPT negeri wajib menerima BOS • Sekolah swasta yang menolak BOS harus melalui persetujuan orang tua peserta didik melalui komite sekolah • Semua sekolah SD/SDLB dan SMP/SMPLB/SMPT negeri dilarang melakukan pungutan kepada orang tua/wali peserta didik • Sekolah dapat menerima sumbangan dari masyarakat atau orang tua/wali peserta didik yang mampu memenuhi kekurangan biaya yang diperlukan oleh sekolah • Untuk SD/SDLB swastadan SMP/SMPLB/SMPT swastadapatmemungutbiayapendidikan yang digunakanuntukmemenuhikekuranganbiayainvestasidanbiayaoperasi • Sekolahdapatmenerimasumbangandarimasyarakatdanorangtua/walipesertadidik yang mampuuntukmemenuhikekuranganbiaya yang diperlukanolehsekolah. • Sumbangandapatberupauangdan/ataubarang/jasa yang bersifatsukarela, tidakmemaksatidakmengikatdantidakditentukanjumlahmaupunjangkawaktupemberiannya 8. Menteri dan Kepala Daerah dapat membatalkan pungutan yang dilakukan oleh sekolah apabila sekolah melanggar peraturan perundang-undangan

  12. B. Program BOS dan Wajar 9 Tahun yang Bermutu Melalui program BOS yang terkait dengan Wajar 9 thn, setiap pengelola program pendidikan harus memperhatikan: • BOS harus menjadi sarana penting untuk meningkatkan akses pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu • BOS harus memberi kepastian bahwa tidak ada peserta didik miskin putus sekolah karena alasan finansial • BOS harus menjamin kepastian lulusan setingkat SD dapat melanjutkan ke tingkat SMP • Kepala Sekolah SD/SDLB menjamin semua peserta didik yang akan lulus dapat melanjutkan ke SMP/SMPLB • Kepala Sekolah berkewajiban mengidentifikasi anak putus sekolah di lingkungannya untuk diajak kembali ke bangku sekolah • Kepala Sekolah harus mengelola dana BOS secara transparan dan akuntabel • BOS tidak menghalangi peserta didik, orangtua yang mampu, atau walinya memberikan sukarela yang tidak mengikat kepada sekolah

  13. C. Program BOS dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Dana BOS diterima oleh sekolah secara utuh, dikelola secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan dewan guru dan Komite Sekolah dengan menerapkan MBS, yaitu: • Sekolah mengelola dana secara profesional, transparan, dan akuntabel • Sekolah harus memiliki Rencana Jangka Menengah yang disusun 4 tahunan • Sekolah harus menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) dalam bentuk Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), dimana dana BOS merupakan bagian integral dari RKAS tersebut • Rencana Jangka Menengah dan RKAS harus disetujui dalam rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah dan disahkan oleh SKPD Pendidikan Kabupaten/Kota (untuk sekolah negeri) atau yayasan (untuk sekolah swasta)

  14. C • Organisasi Pelaksana

  15. 1. Tim Pengarah • Tingkat Pusat • Menteri Koordinator Kesejahteraaan Rakyat • Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas • Menteri Pendidikan dan Kebudayaan • Menteri Keuangan • Menteri Dalam Negeri • Tingkat Provinsi • Gubernur • Wakil Gubernur • Tingkat Kabupaten/Kota • Bupati/Walikota • Wakil Bupati/Bupati

  16. 2. Tim Manajemen BOS Pusat

  17. 3. Tim Manajemen BOS Provinsi

  18. 3. Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota • Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota. • Sekretariat Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota berada di Kantor SKPD Pendidikan Kab/Kota

  19. 3. Tim Manajemen BOS Sekolah Tim Manajemen BOS Sekolah ditetapkan dengan SK dari Kepala Sekolah

  20. D • Prosedur Pelaksanaan dan Penggunaan Dana BOS

  21. A. Mekanisme Pengalokasian Dana BOS

  22. B. Mekanisme Penyaluran BOS

  23. C. Penggunaan Dana BOS PENGGUNAAN DANA BOS • Diwajiban membeli buku pegangan guru dan buku teks pelajaran kurikulum 2013 semester satu tahun ajaran 2014/2015, kecuali sudah dipenuhi dari sumber pendanaan lain maksimal 5% dari total dana yang diterima dalam satu tahun anggaran. (Juli-Desember 2014) • Setiap sekolah akan memperoleh tambahan dana yang akan disalurkan oleh dinas pendidikan prov. Melalui dan dekonsentrasi untuk semester satu • Untuk semester dua tahun ajaran 2014/2015 akan dibiayai dari dana alokasi khusus (untuk kabupaten kota penerima DAK) dan dari APBD untuk kabupaten/kota bukan penerima DAK • 1 Pengembangan Perpustakaan Kegiatan dalam rangka penerimaan peserta didik baru Kegiatan pembelajaran dan ekstrakurikuler peserta didik Kegiatan Ulangan dan Ujian Pembelian bahan-bahan habis pakai Langganan daya dan jasa Perawatan sekolah Pembayaran honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer Pengembangan profesi guru • Guru honorer (hanya untuk memenuhi SPM)dan harus mempertimbangkan batas maksimum penggunaan dana BOS untuk belanja pegawai serta kualifikasi guru honorer harus sesuai bidang yang diperlukan

  24. Pembelian desktop workstation max 5 unit untuk SMP dan 3 unit untuk SD dalam satu tahun anggaran serta peralatan tersebut harus dicatat sebagai inventaris sekolah 10. Membantu peserta didik miskin 11. Pembiayaan pengelolaan BOS 12. Pembelian dan perawatan perangkat komputer 13. Biaya lainnya jika seluruh komponen 1 s.d. 12 telah terpenuhi pendanaannya dari BOS Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan dana BOS : Prioritas utama penggunaan dana BOS adalah untuk kegiatan operasional sekolah Bagi sekolah yang telah menerima DAK, tidak diperkenankan menggunakan dana BOS untuk peruntukan yang sama Bunga Bank/Jasa Giro akibat adanya dana di rekening sekolah menjadi milik sekolah dan digunakan untuk keperluan sekolah

  25. D. Larangan Penggunaan Dana BOS Disimpan dengan maksud dibungakan Dipinjamkan kepada pihak lain Membeli Lembar Kerja peserta didik (LKS) Membiayai kegiatan yang tidak menjadi prioritas sekolah dan memerlukan biaya besar, misalnya studi banding, tur studi (karya wisata) dan sejenisnya Membayar iuran kegiatan yang diselenggarakan oleh UPT Kecamatan/Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat, atau pihak lainnya, kecuali untuk menanggung biaya peserta didik atau guru yang ikut serta dalam kegiatan tersebut Membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru Membeli pakaian/seragam/sepatu bagi guru/peserta didik untuk kepentingan pribadi (bukan inventaris sekolah), kecuali untuk peserta didik penerima BSM Digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat Membangun gedung/ruangan baru Membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran Menanamkan saham Membiayai kegiatan yang telah dibiayai dari sumber dana pemerintah pusat atau pemerintah daerah secara penuh dan wajar Membiayai kegiatan penunjang yang tidak ada kaitannya dengan operasi sekolah Membiayai kegiatan dalam rangka mengikuti pelatihan/sosialisasi/pendampingan dan perpajakan program BOS yang diselenggarakan lembga diluar SKPD Pendidikan Prov/ Kabupaten/Kota dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

  26. B. Pengaduan Masyarakat

  27. BOS 2013 vs 2014 2014 2013 Sasaran dan Unit Cost Tetap Tetap • Sekolah dengan jml peserta didik dibawah 80 (SD/SDLB) dan 120 (SMP/SMPLB/SatapSD = 80 x Rp.580.000,-/tahun • =Rp 46.400.000,-/tahun • SMP/Satap =120 x Rp 710.000,-/tahun • =Rp 85.200.000,-/tahun Sekolah Kecil Sekolah kecil diperlakukan sama dengan sekolah reguler SLB/SDLB/SMPLB Sekolah SLB/SDLB/SMPLB diperlakukan sama dengan sekolah reguler • SDLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SMPLB, dana BOS yang diterima sebesar = 80 x Rp 580.000,- = Rp. 46.400.000,-/tahun • SMPLB yang berdiri sendiri tidak menjadi satu dengan SDLB, dana BOS yang diterima sebesar = 120 x Rp 710.000,- = Rp 85.200.000,-/tahun. • SLB dimana SDLB dan SMPLB menjadi satu pengelolaan, dana BOS yang diterima sebesar = 120 x Rp 710.000,- = Rp 85.200.000,-/tahun.

  28. BOS 2013 vs 2014 BOS 2013 vs 2014 2014 2013 • Diwajibkanmembeli buku pegangan guru kurikukum 2013 semester 1 tahun ajaran 2014/2015 (Juli-Desember 2014), kecuali sudah dipenuhi dari sumber pendanaan lain; • Diwajibkanmembeli buku teks pelajaran kurikulum 2013 bagi peserta didik untuk semester 1 tahun ajaran 2014/2015 (Juli – Desember 2014) sebanyak jumlah peserta didik, kecuali sudah dipenuhi dari sumber pendanaan lain • Dalam rangka untuk pembelian buku kurikulum 2013 semester I tahun ajaran 2014/2015, setiap sekolah akan memperoleh tambahan dana yang akan disalurkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi melalui dana dekonsentrasi. • Dana dari sumber dekonsentrasi harus digunakan untuk pembelian buku kurikulum tahun ajaran 2014/ 2015 semester I, sedangkan kekurangannya dipenuhi dari dana BOS maksimal 5% dari total dana yang diterima dalam satu tahun anggaran. • Buku untuk semester II tahun ajaran 2014/2015 akan dibiayai dari Dana Alokasi Khusus (untuk kabupaten/ kota penerima DAK) dan dari APBD untuk kabupaten/kota bukan penerima DAK. • Buku teks pelajaran kurikulum 2013 yang dibeli adalah yang sudah ditentukan oleh Kemdikbud Program BOS Buku Tidak ada program BOS Buku, pengembangan perpustakaan hanya untuk membeli/menggandakan/mengganti buku yang rusak untuk memenuhi rasio satu peserta didik satu buku, dll • Telah disediakan perangkat lunak yang dapat digunakan oleh sekolah: • Aplikasi Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Penggunaan dana BOS di tingkat sekolah (ALPEKA BOS); dan • Pelaporan Penggunaan Dana BOS secara online. Kedua perangkat lunak ini ada dalam laman www.bos.kemdikbud.go.id. Pelaporan dilakukan secara manual oleh sekolah/kab/kota/prov Pelaporan BOS

  29. KRITERIA SEKOLAH KECIL Agar kebijakan khusus ini tidak salah sasaran dan menimbulkan efek negatif, maka mekanisme pemberian perlakuan khusus ini mengikuti langkah sebagai berikut: • Kebijakan sekolah kecil tidak berlaku bagi sekolah dengan kriteria sebagai berikut: • Sekolah swasta bagi keluarga mampu sehingga telah memungut biaya mahal. • Sekolah yang tidak diminati oleh masyarakat sekitar karena tidak berkembang sehingga jumlah peserta didik sedikit dan masih terdapat alternatif sekolah lain di sekitarnya. • Sekolah yang terbukti dengan sengaja membatasi jumlah peserta didik dengan tujuan untuk memperoleh dana BOS dengan kebijakan khusus tersebut • Tim Manajemen Kabupaten/Kota memverifikasi sekolah yang akan mendapatkan kebijakan khusus tersebut. • Berdasarkan hasil verifikasi, Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota mengirim surat kepada Tim Manajemen BOS Provinsi dengan dilampiri daftar sekolah yang direkomendasikan dan daftar sekolah yang tidak direkomendasikan memperoleh perlakuan khusus tersebut dengan diberikan data jumlah peserta didik per sekolah. Surat rekomendasi ini disampaikan kepada Tim Manajemen BOS Provinsi hanya satu kali dalam satu tahun pada awal tahun anggaran (periode penyaluran triwulan 1). • Tim Manajemen BOS Provinsi menyalurkan dana BOS sesuai rekomendasi Tim Manajemen BOS Kabupaten/Kota.

  30. Proyek Dikmen • Rekapitulasi Jumlah temuan per Proyek dan per Propinsi TERIMA KASIH Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gedung E Lt. 17 Komplek Kemdikbud Jl. Jenderal Sudirman – Senayan Jakarta Pusat

More Related