60 likes | 334 Views
Studi kasus. Yang paling sering terjadi di Unit koagulasi. Kesalahan melakukan jar test Kesalahan menentukan dosis optimal
E N D
Yang paling sering terjadi di Unit koagulasi • Kesalahan melakukan jar test • Kesalahan menentukan dosis optimal • Kesalahan penambahan bahan pengatur pH, alum akan bekerja efektif pada saat pH = 7 tetapi pelaksanaannya pada pH air baku dibawah 7 sering sekali terabaikan untuk menambahkan bahan kimia yang dapat menaikkan pH atau kesalahan penambahan • Kesalahan membuat larutan alum dengan konsentrasi 10 % • Kesalahan debit larutan alum pompa yang dibubuhkan • Stroke pompa dosing yang tidak akurat
Air di bak sedimentasi keruh Air keruhdisedimenmungkinterjadikarenadosis alum yang kurangataujustruberlebihan. Untuk mengetahui penyebabnya hal berikut dapat dilakukan: - Periksa pH air sediment bandingkan dengan pH air hasil jartest optimum, jika pH air sediment > pH air jartest maka proses kekurangan dosis alum, demikian juga sebaliknya. - Selain pH, alkalinitas juga dapat dijadikan parameter untuk mengetahui keakuratan dosis. Periksaalkalinitas air sediment, bandingkandenganalkalinitasair hasiljartest ( dosis optimum ). - Periksa pH air baku, jika pH air baku < 6,0 tambahkankapurhingga pH air bakumenjadi 60 – 7,4
Stroke pompa sudah sesuai tetapi air di sedimentasi masih keruh • Lakukan pengulangan jartest. • Cek konsentrasi larutan alum • Cek debit air baku. • Lakukan kalibrasi sesaat pada stroke saat ini di titik pembubuhan, apakah volume sudah sesuai dengan perhitungan. • Periksa saringan pompa. • Periksa apakah ada kebocoran pada perpipaan pembubuhan. • Periksa apakah katup air “flushing” terbuka sehingga air masuk ke pompa. • Periksa apakah mixer pada titik pembubuhan dalam keadaan jalan (jika menggunakan pencampuran mekanik).