1 / 98

KONSEP PRODUK L embaga Keuangan Syariah

KONSEP PRODUK L embaga Keuangan Syariah. Iwan Setiawan. SUMBER DANA BANK SYARIAH. MODAL WADIAH (TITIPAN) MUDHARABAH (INVESTASI) MUDHARABAH MUQAYYADAH (INVESTASI KHUSUS). PENGGUNAAN DANA BANK ISLAM. EARNING ASSETS al-Mudharabah al-Musyarakah al-Bai’ al-Ijarah

dutch
Download Presentation

KONSEP PRODUK L embaga Keuangan Syariah

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. KONSEP PRODUK Lembaga Keuangan Syariah Iwan Setiawan

  2. SUMBER DANABANK SYARIAH • MODAL • WADIAH (TITIPAN) • MUDHARABAH (INVESTASI) • MUDHARABAH MUQAYYADAH (INVESTASI KHUSUS)

  3. PENGGUNAAN DANA BANK ISLAM • EARNING ASSETS • al-Mudharabah • al-Musyarakah • al-Bai’ • al-Ijarah • Surat-surat Berharga Syariah • & • investasi lainnya • NON EARNING ASSETS • Cashal assets • al-Qard • Premises & equipments • (penanaman dana dalam • aktiva tetap • & • investasi)

  4. Bagi Hasil (Profit & Loss Sharing) Titipan (al Wadi’ah) Depository Jual-Beli (al Bai’) Sale & Purchase Bank Syariah Mekanisme Operasional(Prinsip & Piranti Keuangannya) Jasa (Ujroh) Fee-based Service Sewa (Ijarah) Lease al-Qard (Soft & Benevolent Loan)

  5. MEKANISME OPERASIONAL BANK ISLAMMENGGUNAKAN PIRANTI-PIRANTI KEUANGANBERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP: Bagi Hasil (Profit & Loss Sharing) Jual-Beli (al Bai’) Sale & Purchase Sewa (Ijarah) Lease (al-Qard) Soft & Benevolent Loan Jasa (Fee-based Service) Titipan (al Wadi’ah) Depository 1. Musyara- kah (Joint Venture Profit Sharing) 2. Mudhara- bah (Trustee Profit Sharing) • Bai’ al • Murabahah • (Deferred Payment Sale) • Bai’ as • Salam • (In-front Payment Sale) • Bai’ al • Istishna’ • (Purchase by Order or • Manufacture) • Dan lain-lain • Sewa • (al-Ijarah) • Operating Lease • Sewa-Beli • (Ijarah • wa Iqtina’) • Financing Lease • al-Qard al • Hasan • (Sebagaiaqd • tathawwui • yaitu akad saling • membantu / • bukan • transaksi komersial) • ar-Rahn • (Mortgage) • al-Wakalah • (Deputyship) • al-Kafalah • (Guaranty) • al-Hawalah • (Transfer Service) • Ju’alah • Exp.:Bank Reference • Sharf • Exp.: Moneychanger 1. Wadi’ah yad al-Amanah (Trustee Depository) 2. Wadi’ah yad adh- Dhamanah (Guarantee Depository)

  6. 1 Wadiah

  7. Al-WADI’AH (Titipan) • Adalah titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain, • baik individu maupun badan hukum, • yang harus dijaga dan • dikembalikan kapan saja si penitip menghendaki. • Memberikan kekuasaan kepada orang lain • untuk menjaga hartanya / barangnya • dengan secara terang-terangan • atau dengan isyarat yang semakna dengan itu. • Adalah akad antara pemilik barang (mudi’) • dengan penerima titipan (wadi’) • untuk menjaga harta / modal (ida’)dari kerusakan atau • kerugian dan untuk keamanan harta.

  8. RUKUN WADIAH • PIHAK YANG BERAKAD • penitip (muwaddi’) • penerima titipan (wadi’) • OBYEK YANG DIAKADKAN • barang yang dititipkan • (wadi’ah / ida’) • SIGOT • serah(ijab) • terima (qabul)

  9. SYARAT WADIAH • PIHAK YANG BERAKAD • cakap hukum • sukarela (ridha) • tidak dalam keadaan dipaksa / • terpaksa di bawah tekanan • OBYEK YANG DIAKADKAN • merupakan milik mutlak penitip (muwaddi’) • SIGOT • jelas apa yang dititipkan • tidak mengandung persyaratan- • persyaratan lain

  10. SIFAT WADIAH • PIHAK YANG BERAKAD • Para pihak dapat membatalkan perjanjian akad ini • setiap saat (karena wadi’ah termasuk • “akad yang tidak lazim”). • Terdapat unsur permintaan tolong dari penitip (muwaddi’), • sedangkan memberikan pertolongan • adalah hak dari penerima titipan (wadi’). • Kalau wadi’ tidak mau, • maka tidak ada keharusan baginya • untuk menjaga titipan. • (bersambung … )

  11. SIFAT WADIAH • PIHAK YANG BERAKAD • Namun, apabila wadi’ mengharuskan pembayaran, • misalnya: sejenis biaya administrasi, • maka akad wadi’ah • berubah menjadi “akad sewa” • yang mengandung unsur kelaziman. • Oleh karena itu wadi’ harus bertanggung jawab & • menjaga terhadap barang yang dititipkan (wadi’ah). • Dalam hal ini, • wadi’ tidak dapat membatalkan akad ini • secara sepihak.

  12. Wadiah • Ketentuan wadiah untuk uang: • Harus minta izin jika ingin digunakan • Jika digunakan oleh penerima titipan, hukumnya jatuh pada hukum Qardh. • Jika dijanjikan untuk diberi imbalan, atau menjadi tradisi dalam pemberian imbalan, maka hukumnya jatuh pada Qardh yang menghasilkan riba

  13. Keterangan: • Penerima simpanan • (tangan amanah) = yad al-amanah • penitip = muwaddi’ • pemilik barang = mudi’ • penerima titipan = wadi’ • penyimpan = mustawda’ • harta / modal = ida’ • Penerima simpanan • (tangan penanggung) = yad adh-dhamanah

  14. Al-WADI’AH (Titipan) Wadi’ah yad Amanah Wadi’ah yad Dhamanah

  15. al-Wadi’ah Yad al-Amanah • Adalah akad titipan di mana penerima titipan (custodian) adalah penerima kepercayaan (trustee), artinya dia tidak diharuskan mengganti segala resiko kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan (karena akadnya adalah titipan murni), kecuali bila hal itu terjadi karena akibat kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan atau bila status titipan telah berubah menjadi al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah. (bersambung …) 1

  16. al-Wadi’ah Yad al-Amanah • (lanjutan ...) • Barang / obyek titipan tidak boleh diubah, atau • diganti dengan jenis yang sama oleh pihak yang menerima titipan • (karena akadnya adalah titipan murni). • Titipan tersebut akan diambil kembali oleh penitip sebagaimana • kondisi, bentuk dan kriteria semula pada saat dititipkan. • Untuk jasa titipan ini, pihak penerima titipan mendapat upah, • (karena telah menjaga, memelihara, dan mengamankan • barang titipan tersebut sampai diambil kembali oleh pihak penitip. • Contohnya dalam dunia perbankan: • - Safe Deposit Box • - Safe Keeping • Bank menerima fee (upah).

  17. Skema al-Wadi’ah Yad al-Amanah 1 NASABAH (penitip / muwadi’) BANK (Penyimpan / Mustawda’ atau Penerima titipan / wadi’) Titip Barang Biaya Penitipan 2

  18. Al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah • Adalah akad titipan di mana penerima titipan (custodian)adalah trusteeyang sekaligus penjamin (guarantor)keamanan aset yang dititipkan. • Penerima titipan bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan atau kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. • Penerima titipan (custodian)memperoleh izin dari pemilik aset titipan / barang / harta, untuk menggunakannya dalam perniagaan / perdagangan, selama aset tersebut berada di tangannya. serta berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan aset tersebut. (bersambung …) 1

  19. Al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah • ( • lanjutan …) • Penitip / penyimpan mempunyai kebebasan mutlak untuk • sewaktu-waktu menarik kembali sebagian atau seluruh asetnya. • Semua keuntungan yang dihasilkan dari penggunaan / • pengelolaan harta tersebut (selama dalam status simpanan) • menjadi hak custodian. • Custodian boleh memberikan bonus kepada pemilik aset • atas kehendaknya sendiri, tanpa diikat oleh perjanjian. • Dalam dunia perbankan al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah • memanfaatkannya dalam bentuk: • - Current Account • - Saving Account • Catatan: • Di beberapa negara seperti Iran, produk giro berdasarkan prinsip Qard al-Hasan. • Di Malaysia Saving Account tidak berdasarkan prinsip Wadi’ah, melainkan atas • dasar prinsip Mudharabah. 2

  20. Skema al-Wadi’ah Yad adh-Dhamanah BANK (Penyimpan / Mustawda’ atau Penerima titipan / wadi’) NASABAH (penitip / muwadi’) 1 Titip Dana 4 Beri Bonus Bagi Hasil 3 2 Pemanfaatan Dana Pengguna Dana (Dunia Usaha)

  21. 2 Musyarakah

  22. AL-MUSYARAKAH (JOINT VENTURE PROFIT SHARING) Adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana atau amal / expertise dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

  23. AL-MUSYARAKAH • RUKUN • •Sigot (ucapan), • ijab & qabul (penawaran & penerimaan). • Pihak yang berkontrak. • Obyek kesepakatan: modal / dana & kerja.

  24. AL-MUSYARAKAH • SYARAT • Tidak ada bentuk khusus dari kontrak. • Berakad dianggap sah jika diucapkan secara verbal atau ditulis. • Kontrak dicatat dalam tulisan dan disaksikan. • Mitra harus kompeten dalam memberikan atau diberikan • kekuasaan perwalian. • Modal harus uang tunai, emas, perak atau yang nilainya sama. • Dapat terdiri dari aset perdagangan, • hak yang tidak terlihat (mis.lisensi, hak paten, dsb.) • Partisipasi para mitra dalam pekerjaan, adalah sebuah hukum dasar, • dan tidak dibolehkan bagi salah satu dari mereka untuk mencantumkan • tidak ikut sertanya mitra lainnya. • Namun porsi melaksanakan pekerjaan tidak perlu harus sama, • demikian pula dengan bagian keuntungan yang diterima.

  25. Jenis-jenis al-Musyarakah Musyarakah pemilikan Musyarakah akad (kontrak) • Tercipta karena: • warisan, wasiat, atau • kondisi lainnya, • yang mengakibatkan • pemilikan satu aset • oleh dua orang atau lebih. • Kepemilikan dua orang atau • lebih, berbagi dalam sebuah • aset nyata & berbagi pula • dari keuntungan yang • dihasilkan aset tersebut. • Tercipta dengan cara • kesepakatan • di mana dua orang atau lebih • setuju bahwa • tiap orang dari • mereka memberikan • modal musyarakah. • Mereka juga sepakat • berbagi • keuntungan & kerugian

  26. Jenis-jenis al-Musyarakah Musyarakah pemilikan Musyarakah akad (kontrak) • Terbagi menjadi • al-inan • al-mufawadhah • al-a’maal • al-wujuh, dan • al-mudharabah • Sebagian ulama menganggap • bahwa al-mudharabah • tidak termasuk sebagai • al-musyarakah.(meskipun • memenuhi rukun & syarat sebuah • akad / kontrak musyarakah).

  27. SKEMA AL-MUSYARAKAH BANK NASABAH Modal & Tenaga / Keahlian Modal Proyek / Usaha Keuntungan Bagi Hasil sesuai porsi kontribusi modal (nisbah)

  28. Al-Musyarakah,Aplikasi dalam perbankan • Al-Musyarakah lazimnya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek di mana nasabah & bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek tersebut selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. • Pada lembaga keuangan khusus yang dibolehkan melakukan investasi dalam kepemilikan perusahaan, al-musyarakah diterapkan dalam sekema modal ventura. Penanaman modal dilakukan untuk jangka waktu tertentu & setelah itu bank melakukan divestasi atau menjual bagian sahamnya, baik secara singkat maupun bertahap.

  29. Syirkah al-inan • Adalah kontrak antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana & berpartisipasi dalam kerja. Kedua pihak berbagi dalam keuntungan & kerugian sesuai dengan yang disepakati di antara mereka. Namun porsi masing-masing pihak, baik dalam dana, maupun kerja, atau bagi hasil, tidak harus sama & identik sesuai dengan kesepakatan mereka. • Mayoritas ulama membolehkan jenisal-musyarakah ini.

  30. Syirkah Mufawadhah • Adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih. Setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana & berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan & kerugian secara sama. Dengan demikian, syarat utama dari jenis al-musyarakah ini adalah, kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab, & beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.

  31. Syirkah A’maal • Adalah kontrak kerja sama dua orang seprofesi untuk menerima pekerjaan secara bersama & membagi keuntungan dari hasil pekerjaan itu.

  32. Syirkah Wujuh • Adalah kontrak antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi & prestise baik, serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan & menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi dalam keuntungan & kerugian berdasarkan jaminan kepada supplier yang disediakan oleh tiap mitra. • Jenis al-musyarakahini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasar pada jaminan tersebut. Oleh karena itu, kontrak ini pun, lazim disebut sebagai musyarakah piutang.

  33. 3 Mudharabah

  34. AL-MUDHARABAHTrust Financing / Trust Investment / Trustee Profit Sharing • Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak, • di mana pihak pertama (shahibul maal) • menyediakan seluruh modal (100%), • sedangkan pihak lainnya adalah • pengusaha / pengelola (mudharib). • Keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan • yang dituangkan dalam kontrak. • Apabila terjadi kerugian, maka ditanggung oleh shahibul maal • (selama kerugian itu bukan karena kelalaianmudharib). • Apabila karena kelalaian mudharib, • maka ybs.yang harus menanggung kerugian tersebut.

  35. AL-MUDHARABAHTrust Financing / Trust Investment / Trustee Profit Sharing • RUKUN • 1. Pihak yang berakad • pemilik modal (shahibul maal) • pengelola dana (mudharib) • 2. Obyek yang diakadkan • Modal (maal) • Kerja • Keuntungan • 3. Akad (sighot) • Serah (ijab) • Terima (qabul)

  36. AL-MUDHARABAHTrust Financing / Trust Investment / Trustee Profit Sharing • SYARAT • 1. Pihak yang berakad • shahibul maal & mudharib, kedua-duanya • harus memiliki kemampuan untuk diwakili dan mewakilkan. • 2. Obyek yang diakadkan adalahmodal, kerja & nisbah • Modal yang disetorkan kepada mudharib, • harus jelas jumlah dan mata uangnya. • Jangka waktu pengelolaan modal. • Jenis pekerjaan yang di mudharabah-kan. • Proporsi pembagian keuntungan (nisbah).

  37. AL-MUDHARABAHTrust Financing / Trust Investment / Trustee Profit Sharing • 3. Akad (sighot) • Harus jelas & disebutkan secara spesifik, dengan siapa berakad. • Antara ijab-qabul harus selaras, • baik dalam modal, kerja, & penentuan nisbah. • Tidak mengandung ketentuan yang bersifat menggantungkan • keabsahan transaksi pada hal/kejadian yang akan datang.

  38. AL-MUDHARABAHTrust Financing / Trust Investment / Trustee Profit Sharing MUDHARABAH MUQAYYADAH (Restricted Mudharabah / Specified Mudharabah) Adalah kebalikan dari Mudharabah Muthlaqah. Mudharib dibatasi dengan ketentuan- ketentuan khusus seperti: jenis usaha, waktu, tempat usaha, dst. (Adalah kontrak Mudharabah yang tidak memiliki ikatan tertentu) MUDHARABAH MUTHLAQAH Kontrak Mudharabah yang cakupannya sangat luas & tidak dibatasi oleh ketentuan khusus (tidak memiliki ikatan tertentu). Ada ungkapan ttg. hal ini: if’al ma syi’ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal kepada mudharib

  39. SKEMA AL-MUDHARABAH BANK Shahibul Maal PERJANJIAN BAGI HASIL NASABAH (Mudharib) Proyek / Usaha Modal 100% Tenaga / Keahlian Keuntungan Bagi Hasil sesuai porsi kontribusi modal (nisbah) Nisbah X % Nisbah Y % Pengambilan Modal Pokok Modal

  40. Al-Mudharabah,Aplikasi dalam perbankan • Al-Mudharabah biasanya diterapkan pada produk-produk pembiayaan & pendanaan. • Pada sisi penghimpunan dana, biasanya diterapkan pada: tabungan berjangka, (untuk tujuan khusus seperti: tabungan haji, tabungan kurban, dll.), deposito biasa. Special investment (di mana dana yang dititipkan nasabah, khusus untuk bisnis tertentu saja, misal: murabahah saja, ijarah saja).

  41. 4 Jual Beli

  42. Klasifikasi Jual Beli • Objek Dagang • Jual Beli Umum ( Tukar Menukar antara uang dgn barang ) • Jual Beli Ash-sharf / money changer • Cara standarisasi harga • Jual Beli Bargainal (Tawar Menawar harga tanpa menyebutkan harga dasarnya ) • Jual Beli amanah ( Harga Modal brg diberitahukan ) ( Murabahah, Wadhi’ah, Tauliyah ) • Jual Beli Muzayadah ( Lelang ) / Munaqadhah (Obral) • Cara Pembayaran • Jual Beli dengan penyerahan barang & uang secara langsung • Jual beli dengan cara pembayaran tertunda • Jual beli dengan cara penyerahan barang tertunda • Jual beli dengan penyerahan barang dan pembayaran sama sama tertunda

  43. BAI’ AL-MURABAHAH • Adalah akad transaksi jual-beli suatu barang di mana penjual menyebutkan harga jual yang terdiri dari harga pokok barang & tingkat keuntungan tertentu ( margin ) atas barang, dimana harga jual tersebut disetujui oleh pembeli. • Karakteristiknya adalah, penjual harus memberitahukan harga produk yang dibelinya & menentukan suatu tingkat keuntungan ( MARGIN ) sebagai tambahannya.

  44. BAI’ AL-MURABAHAH RUKUN Pihak yang berakad: • penjual • pembeli Obyek yang diakadkan: • barang yang diperjual-belikan • harga Akad / sigot: • serah (ijab) • terima (kabul)

  45. BAI’ AL-MURABAHAH SYARAT Pihak yang berakad: • Cakap hukum • Sukarela (ridha) Obyek yang diperjual-belikan: • Tidak termasuk yang dilarang / diharamkan • Bermanfaat • Penyerahan dari penjual ke pembeli, dapat dilakukan • Merupakan hak milik penuh pihak yang berakad • Sesuai spesifikasinya antara yang diserahkan penjual & yang diterima pembeli Akad / sigot: • Harus jelas & disebutkan sec. spesifikasi dgn siapa berakad. • Antara ijab-kabul (serah terima) harus selaras, baik dalam spesifikasi barang maupun harga yang disepakati • Tidak mengandung klausul yang bersifat menggantungkan keabsahan transaksi pada hal/kejadian yang akan datang. • Tidak membatasi waktu,(mis: saya jual kpd. anda untuk. jangka waktu satu tahun, sesudah itu menjadi milik saya)

  46. Jual Beli Murobahah Tanpa Pesanan Jenis Mengikat Berdasarkan Pesanan Cara Pembayaran Tdk Mengikat Tunai Tangguh

  47. SKEMA BAI’ AL-MURABAHAH BANK 1 NASABAH Akad Jual Beli 4 Bayar 2 3 Beli Barang Kirim Barang & Dokumen Suplier

  48. Penjelasan 1 • Proses Pengadaan Barang harus dilakukan oleh BMT / Bank • Pembayaran Murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan • BMT / bank dapat memberikan potongan apabila nasabah melakukan pembayaran tepat waktu atau lebih cepat dari waktu yang disepakati, dengan syarat tidak diperjanjikan dalam akad • BMT dapat meminta nasabah meminta agunan atas piutang murobahah • BMT dapat meminta uang muka pembelian ( Urbun )

  49. Penjelasan 2 • Urbun diberikan kepada bank bukan kepada pemasok • Jika BMT hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga , maka akad harus dilakukan setelah barang tersebut resmi menjadi milik BMT. • Apabila dalam transaksi dilakukan secara angsuran atau tangguh maka pengakuan porsi pokok dan keuntunganya harus dilakukan secara merata dan tetap selama jangka waktu angsuran. • Apabila nasabah melakukan pembayaran angsuran lebih kecil dari kewajibanya maka perhitungan distribusinya hasil usaha dilakukan secara proposional atau sebanding dengan porsi margin yang terkandung dalam angsuran

  50. Penjelasan 3 • BMT berhak mengenakan denda kepada nasabah yang tidak melunasi pembayarannya dengan indikasi antara lain : • Adanya unsur kesengajaan untuk tidak membayar walaupun mampu membayar • Adanya unsure penyalahgunaan dana yaitu nasabah mempunyai dana tetapi digunakan terlebih dahulu untuk hal lain

More Related