1 / 11

PERIODISASI SEJARAH PEMBINAAN HADIS

PERIODISASI SEJARAH PEMBINAAN HADIS. Periode I : Masa Rasulullah saw + Sahabat (Masa Pewahyuan: 13 SH-11 H) Periode II : Masa Sahabat + Tâbi‘în (Masa Penyebaran riwayat & pengetatan periwayatan) Periode III: Masa Tâbi‘în + Tâbi‘ al-Tâbi‘în

lindley
Download Presentation

PERIODISASI SEJARAH PEMBINAAN HADIS

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PERIODISASI SEJARAH PEMBINAAN HADIS Periode I : Masa Rasulullah saw + Sahabat (Masa Pewahyuan: 13 SH-11 H) Periode II : Masa Sahabat + Tâbi‘în (Masa Penyebaran riwayat & pengetatan periwayatan) Periode III: Masa Tâbi‘în + Tâbi‘ al-Tâbi‘în (Masa Penyebaran Hadis Mawdlû‘ & Tadwîn al-Hadîts) Periode IV: Masa Pen-tashhîh-an Hadis & Penyusunan kaidah2nya. Periode V : Masa Pengembangan & Penyempurnaan Sistem Penyusunan Kitab2 Hadis.

  2. Periode I: Masa Rasulullah saw + Sahabat Siapa itu sahabat? Shahâbat adalah org yg pernah bergaul dg Nabi saw & tetap muslim hingga akhir hayatnya. Kondisi pada masa ini Tidak banyak masalah yg muncul pd masa ini, krn setiap ada persoalan, para shbt langsung konfirmasi kpd Nabi saw. Itulah sbbnya pemalsuan hds tdk muncul pd masa ini.

  3. Cara Nabi saw menyampaikan hadisnya: • Pengajian dlm Majlis Ilmi. Jika ada yg tdk hadir dlm majlis ini, Nabi saw brpesan utk mnyampaiknya kpd yg tdk hdr:أَلاَ لِيُبَلِّغْ الشَّاهِدُ الْغَائِبَkrn bs jadi yg tdk hdr lbh paham drpd yg hdr saat itu. Nabi saw bahkan mendoakan mrk yg mnjaga hdsnya: نَضَّرَ اللَّهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ (HR. Tir, Dd, Mj) Selain itu, Nabi juga mengingatkan siapa saja utk tdk berdusta atas namanya (Hadis mutawatir) • Nasihat & dialog dg seorg sahabat atau bbr shbt, atau selain shbt yg disaksikan shbt. • Keteladanan sikap dan prilaku. • Ceramah umum di tempat terbuka, spt: pd saat Fathu Makkah & Haji Wadâ’. • Mengutus bbr sahabat ke bbr wilayah, spt Abu Musa al-Asy‘ari & Mu‘adz, Mâlik bin al-Huwayrits, Abu Qays, dll.

  4. Smntr itu para sahabat memelihara ajaran Nabi saw dg berbagai cara, antara lain: • Mengikuti Nabi saw scr bergantian, kec dlm urusan internal RT diceritakan istri2 beliau. • Menghapalkan ajarannya. Metode ini yg plg banyak mrk lakukan • Mempraktekkan langsung ajaran Nabi • Mengajarkannya pd sesama shbt & tâbi‘în. • Menulisnya dlm catatan terpisah dr Al-Q. Kegiatan menulis hadis di masa awal mmg dilarang oleh Nabi saw. Namun ktika kekhawatiran percampuran hds thd Al-Q tdk lagi mengkhwtrkan, mk beliau mengizinkan bbr shbt utk menuliskanya, spt: ‘Abdullah bn ‘Amr, & sekretaris utk Abu Syâh.

  5. Periode II : Masa Sahabat + Tâbi‘în Kondisi umum: • Tidak ada lagi Nabi yg bisa dikonfirm & memutus langsung permslhn mrk. • Munculnya kaum murtadin & nabi palsu • Al-Qur’an dlm proses pembukuan • Sudah mulai muncul pertentangan akibat kepentingan politik. Melihat kondisi di atas shg para sahabat (khususnya Khulafâ’ Rasyidn) antusias utk mmlihara hds Nabi, yi dg mmperketat prwytn hds, namun tetap mempercayakan sbgn shbt utk mengajarkanya.

  6. Priode III : Masa Tâbi‘în + Tâbi‘ al-Tâbi‘în Sejak pecahnya perang ant kelompok ‘Ali VS Muawiyah dan berlanjut dg munculnya berbg kelompok / mazhab politik, teologi & fiqh, mk muncul pulalah hds2 palsu. Inilah sbbnya masa ini disbt juga dg Masa Penyebaran Hadis Palsu. Untuk menghambat penyebaran hds palsu, maka para khalifah melakukan upaya pencegahan, ant-lain: • Mengutus ulama hds ke brbg wilyh, spt: Madina, Makah, Syam, Kufah, Basrah, Mesir, Yaman, Khurasan, dll. • Khalifah Umar b Abd al-Azîz (99-101H) menginstruksikan Abu Bakar b Muhammad utk menghimpun hadis yg ada pd `Amrah bt `Abd al-Rahman & Qasim utk dikodifikasikan. Dan, Al-Zuhri yg pertama2 menyelesaikan tugas khalifah tsb lalu kitabnya disebar ke brbg daerah sbg bahan penghimpunan hadis selanjutnya.

  7. Kontroversi sekitar Kodifikasi Hadis (تَدْوِينُ الحديث) Salah satu prmslhn mendasar dlm ilmu hadis adlh masalah Tadwîn al-Hadits => proses penulisan (الكِتَابَة),pengumpulan (الجَمْعُ)smp pd penyusunan hadis dlm bentuk buku. Dikatakan mendasar krn mempelajari sejarah tadwîn al-hadîts berarti mempelajari ttg proses pemeliharaan hds dr masa awal Islam smp masa pembukuannya. Jika proses pemeliharaan hadis ini sejak awal smp akhir abad I Hijriyah diyakini hanya dipelihara lewat hapalan saja maka otentisitas hds Nabi diragukan. Sebab bgmanapun juga tulisan adlh alat yg lbh baik dlm menyimpan data daripada hapalan yg kemampuannya terbatas.

  8. Sebab terjadinya kontroversi • Karena memang ada dua hadis yg berbeda, yakni ada hadis yg melarang penulisan hadis & ada hadis yg membolehkan bahkan memerintahkan penulisan tsb. • Adanya perbedaan interpretasi thd hadis karena perbedaan sudut pandang & perbedaan kepentingan (misal: Sunni, Syi’ah & Orientalis)

  9. Menrt Syi‘ah, keterlmbtn penulisan hds di kal Sunni krn mrk meyakini adanya hadis yg melarang penulisan hds, shg hds2 di kal Sunni tdk dpt diprtggjwbkan. Hds larangn tsb dirwytkn Abu Sa‘id al-Khudri dari Nabi saw: لاَ تَكْتُبُوا عَنِّي وَمَنْ كَتَبَ عَنِّي غَيْرَ الْقُرْآنِ فَلْيَمْحُهُ وَحَدِّثُوا عَنِّي وَلاَ حَرَجَ وَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّار(HR. Mus, Ahm & Drm) Berdsr penelitian penulis: hadis di atas adalah sahih. Skrg, bgmn menyelesaikan pertentangan dalil tsb? Pada kasus ini, umumnya ulama menempuh metode al-jam`u wa al-tawfîq&al-nâsikh wa al-mansûkh. Bagi yg memilih metode al-jam`u maka larangan tsb khusus penulisan hadis brsm Al-Qur’an krn dikhwtirkn trjdi percampuran. Smntr bg yg memilih nâsikh-mansûkh berpndpt bhw krn kekhwtran itu sdh tdk ada, khususnya sjk Nabi memblhkan hds2nya dituliskan --aplgi stlh Al-Qur’an dibukukan--, maka ketentuan hds yg mlarang penulisan hds tlh di-nasakh oleh hadis Nabi yg memperkenankan bahkan memerintahkan penulisan hadis.

  10. Periode IV: Masa Pentashhîhan hds &penyusunan kaidah2nya. Setlh mulai beredar hadis2 palsu & da‘if akibat pertentgn politik, maka muncul gerakan pentashihan (penyeleksian) hadis sejak Dinasti Abbasiah (201-300 H). Hal ini karena pd periode seblmnya, belum dipisahkan hds mawquf & maqthu‘ dari yg marfu‘, dmk pula hds2 daif dari yg sahih. Pd masa inilah Kitab Standar yg 6 (Kutub al-Sittah) + 3 Kitab Hadis masyhur lainnya disusun, seperti: 1. al-Jami al-Shahih lil-Bukhari 7. Sunan al-Darimi 2. al-Jami al-Shahih li Muslim 8. Musnad al-Imam Ahmad 3. Sunan Abi Dawud 9. Muwaththa’ Imam Malik 4. Sunan al-Tirmidzi -dll. 5. Sunan al-Nasa’i 6. Sunan Ibn Majah

  11. Periode V : Masa Pengembangan & Penyempurnaan Sistem Penyusunan ktb2 hds. Meskipun kegiatan pentashihan tetap ada, namun kegtn yg dominan pd masa ini (abad 4 – skrg) adlh pengembangan & penyempurnaan sistem penyusunan ktb yg sdh ada sblmnya. Pada masa ini muncul kitab & ulama hadis seperti: 1. Shahih Ibn Khuzaymah 2. Taqsim Ibn Hibban 3. Mustadrak al-Hakim 4. al-Mu‘jam al-Kubra, al-Awsath & al-Shugra lil-Thabrani 5. Sunan al-Daraquthni 6. al-Sunan al-Kubra lil-Bayhaqi (abd 5 H) 7. al-Nawawi (abd 7 H), Ibn Hajar al-’Asqallani (abd 9H), al-Suyuthi (abd 10 H), dll 8. Komputerisasi Kitab Hadis (‘90an M): Mawsu‘at al-Hadits, al-Maktabat al-Alfiah lis-Sunnah, al-Maktabat al-Syamilah.

More Related