1 / 6

Gedung Kematian @ hadiyahmarowati

Gedung Kematian @ hadiyahmarowati.

zamir
Download Presentation

Gedung Kematian @ hadiyahmarowati

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. GedungKematian@hadiyahmarowati Akumelihatnya, gedungitumuncul. Di seberangperlintasankeretatanpapalangpintu, bangunanmegahitumenampakandiri. Akuberlarimenyongsongkeretaapi yang akanmengantarkukesana. Harusbergegaskarenapintugedunghanyaterbukasesaatketikakeretamenyambartubuhku. Dan setelahituakuakanberkumpulkembalidenganpenghunigedungitu. “Candra, awas!” Puputmemekiksambilmenariktubuhkumenjauhdari rel. Keretaapimelintas. Telingakunyaristulidihajarderukeretaapi. Puputmengagalkanusahakuuntukpulang. Puputmenamparku. “Bodoh! Apa yang kaulakukan? Mau Mati? Lalugimananasibku?” gadisitumenangis. “Kau yang membawakukesini. Teganyakaularidaritanggungjawab!” “Akutakpernahmengajakmu. Kamu yang nekatikutbersamaku. Kamumempersulitku,” sahutku. “Kaumenyalahkanku? Ya, akumemangbersalah. Kesalahankuadalahmencintaimu, cowokcengeng!” *** selanjutnya

  2. Kembali AkumengajakPuputkerumah lama. Rumahkosong yang hanyasesekalidibersihkanoleh Pak Amat, tukangkebunkami. Bangunantuatipegudangdenganduakamartidur, ruangtamu, dapurdankamarmandi. Dilengkapilotenguntukmenjemurpakaian. Rumahkecil yang terabaikan. “Inirumahmu? Koksepi, keluargamumana?” tanyaPuputsambilcelingukanmengamatikondisirumah. “Sedangmenginapdirumahkerabat,” sahutku. “Kamutidurdikamarinisaja, kamaradikku,” kubukakanpintukamardepan. Puputmenurut. Iameletakkantasnyadilantai. Mengambilkelut(sapulidikecil) disisiranjangdanmennyeblakkasursebelummerebahkandiridiranjang. “Nyamankandirimu, akubelimakanandulu,” pamitku. “Jangan lama-lama,” sahutPuput. Akumengangguk. Akukeluarmembelinasiramesdancemilandiwarung yang berjarak 50 meter darirumah. “Tadiitupacarmu, Ndra? Kokmalahdiajakkesini, nggakdibawakerumahbesar?” tanyaDarmi, pemilikwarung. Ada nada sindiran yang menyentiltelingaku. “Temankuliah, Budhe. Lebihnyamandisini, hawanyaadem.” Selanjutnya

  3. Kembali “Syukurlah, masihadakamu yang warasdarikeluargamu. Lainnyaitulhogilahartasemua. Mentang-mentangkayateruslupadiri. Nggakelingasalmuasalnya,” celotehDarmimembuattelingakumemerah. Usaimembayar, akubergegaspulang. Taktahanmendengarcelotehanperempuanbawelitu. Nantimalamakankukirimoleh-olehsebagaiganjarankebawelannya. *** PintukamarPuputtertutuptapitakdikunci. Akumengintipdarilubangkunci. TerlihatPuputsedangterlelap. AdasesosokmahlukberambuthitampanjangsedangberbisikditelinggaPuput. Puputmengeliatmerasakanhembusananginditelinganya. Iamasihterpejam. Kudorongpintuperlahan agar Puputtakterbangun. Kuhampirisosokitu, kubelairambutnyadenganlembut. Sosokituberupakepalasebatasleher, berwajahgadiskecilnancantik. Wajahadikku. “Tenanglah, takkanada yang menganggumu…” bisikmakhlukituditelingaPuput. “Adatugasuntukmu,” katakulirih. Kudekatkanbungkusannasirameskehidungnya. Selanjutnya

  4. kembali Makhlukitumengangguk. Iamenyeringai, memahamimaksudku. IamelayangdidekatwajahPuputdanmengecupkeningnya. Puputterjagaseketika. Iamenjeritketakutan. Berusahamenepismakhlukmengerikandihadapannya. “Tenang, akuadadisini. Apa yang membuatmutakut?” akumembenamkanwajahPuputdidadaku. Kasihanjugamembuatnyaketakutansepertiini. Tapitakterpikirkancara lain untukmemperkenalkanPuputdenganadikku. “Akutakut, Candra. Tadiadahantu…” Puputterisak. “Tenanglah, kamucumabermimpi,” kuelusrambuthinggapunggungnya agar ialebihtenang. “Sekarang, kitamakandulu. Seharianperutmubelumterisi.” *** Kegelapantelahmenjemput. Puputtelahterlelapdalamselimutmalam. Obattidur yang kularutkandalamminumannyaakanmengantarnyakealammimpi. Akutakinginkesenangankumalaminiterusikolehnya, makakukuncikamarnyadariluar. Kesenangankutelahdimulai. Akududukbersiladilantai. Merapal mantra. Melaluimataadikku, akumelihatperempuanbawelitusedangmenghitunguangnya. Lumayanbanyakjugajumlahnya. Selanjutnya

  5. kembali • Darmimenjeritketikaadikkumendekat. Iaketakutanmelihatsosok “gundulpringis” alias kepalatanpabadanmenghampirinya. Iajatuhpingsan. Gigi-gigiadikkuserupataringsemua. TajammengoyakleherDarmi. Cairanmerahmuncratmembasahiwajahdanrambutnya. Iamenghisapdarah yang bercucurandileherDarmi. IaberalihmenggerogotilenganDarmi. MengunyahdagingdanjemariDarmi. Pipinyamenggembung. Muncultembolokdilehernya. “Cukup, Dik. Pulanglah,” panggilkulirih. Adikkumelayangdiudara. Melesatmelintasipekarangandanmasukmelaluijendelakamar. Iameringismemamerkangiginya yang tajamberlumurandarah. “Sudahkenyang?” tanyaku. Adikkumenggeleng. Iamenjulurkanlidahmenjilatidarah yang menempeldiwajahnya. Lidahnyamemanjanghinggasanggupmembersihkandarahdiseluruhwajahdanrambutnya. Bauamismasihmenguardarinya. “Tunggu,” kutarikrambutadikkusebelumiakeluarkamar. Iamenoleh. “Akumasihlapar,” katanyalirih. “Janganmalamini, akumasihinginbersamanya. Istirahatlah,” kuraihkualidibawahranjanglaluperlahankumasukkanadikkukedalamkualidanmenutupnya. *** Selanjutnya

  6. kembali Adaresah yang menyusup. Takbiasanyaakudilandakebimbangansepertiini. Inipertamakalinyaakutakrelamenyerahkangadispilihankupadaadikku. Tapiakujugataktegamembuatadikkukelaparan. Kukuncipintukamarku. LalumasukkekamarPuput. Akuharusmembawanyapergisebelumsemuanyaterlambat. “Put, bangun! Kita harusberangkatsekarang,” kuguncangkantubuhPuput. “Kemana? Akumasihngantuk,” sahutPuputdenganmatasetengahterpejam. Suaranyasepertiorangmengigau. Iakembalitertidurpulas. Kutarikselendang yang menyelimutiPuput. TakadawaktulagibilamenungguPuputterbangun. KugunakanselendangituuntukmenggendongPuput. “Prakk!” terdengarsuaragerabahpecahdaridalamkamarku. Gawat, akuketahuanadikku. AkuberlarisambilmenggendongPuputdipunggungku. Akuakanmengantarnyapulangkerumahnyasecepatnya. Kupercepatlarikusaatmendengarsuarakacajendelapecah. Haruslebihcepatsebelumadikkumenyusul. *** Kembalikeawal

More Related