1 / 14

PEMIKIRAN AHLU HADIS (EKSTRIM)

PEMIKIRAN AHLU HADIS (EKSTRIM). PENGERTIAN. Ahlul Hadits:

loren
Download Presentation

PEMIKIRAN AHLU HADIS (EKSTRIM)

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. PEMIKIRAN AHLU HADIS (EKSTRIM)

  2. PENGERTIAN • Ahlul Hadits: mereka yang mempunyai perhatian terhadap hadis Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya, (mereka menyampaikannya serta mengamalkannya, mereka iltizam dengan hadis, menjauhi bid’ah , tidak mengikuti hawa nafsu dalam memahaminya, tidak mendahulukan akal dibanding Al Qur’an dan As Sunnah).

  3. Sejarah munculnya.... • Kelompok ini muncul pada masa tabi’in. • Dalam penetapan hukum Islam mereka lebih dominan menggunakan hadis ketimbang ra’yu. • Kelompok ini berkembang di Hijaz (Mekkah, Madinah dan Thaif). • Salah satu tokoh adalah Imam malik, yg berguru kepada Zaid bin Tsabit, Aisyah, Abdullah bin Abbas dan Abdullah bin Umar.

  4. Kenapa muncul di Hijaz.. • Adanya ketertarikan terhadap metode yang digunakan guru-guru mereka terutama Abdullah bin Umar yang sangat kuat berpegang pada hadis. • Banyaknya hadis yang mereka peroleh, sebab para sahabat yang hidup pada zaman nabi banyak yang tinggal di Hijaz terutama di Mekkah dan Madinah. • Masalah-masalah baru yang memerlukan fatwa sangat minim sekali, karena penduduknya cukup homogen dan jarang terjadi pergolakan seperti di Iraq.

  5. KEISTIMEWAAN • Sangat kuat berpegang terhadap hadis dan tidak memberikan kriteria yang sangat ketat dalam periwayatan hadis, sebab mereka berpandangan bahwa riwayat yang berasal dari penduduk Hijaz adalah siqat. • Tidak suka mempersoalkan atau mendiskusikan masalah-masalah yang belum muncul karena akan mendorong penggunaan ra’yu. • Dalam memahami suatu nash, sangat berpatokan kepada makna zahir hadis dan tidak mendiskusikan lebih lanjut tentang alasan dan hikmah yang terkandung di dalam hadis tersebut. • Tidak menggunakan ra’yu kecuali pada saat terpaksa.

  6. METODE HUKUM • Mengutamakan penggunaan hadis dr pd ra’yu. • Setiap permasalahan yang muncul, mereka mencari jawabannya melalui Alquran dan hadis, bila tidak diketemukan maka mereka tidak mengeluarkan fatwa akan tetapi mereka tunda dan mencarinya melalui pendapat para fuqaha sahabat dan tabi’in. • Apabila terdapat perbedaan pendapat di kalangan fuqaha, maka dilihat siapa yang paling wara’ dan paling banyak ilmunya. • Bila masih ada juga perbedaan pendapat, maka mereka memilih pendapat yang lebih mendekati pemahaman mereka. Dengan demikian terlihatlah bahwa ra’yu digunakan dalam keadaan terpaksa bila pada sumber-sumber hukum utama tidak diketemukan keterangannya.

  7. TOKOHNYA..... 1. Abu Bakar bin Abd al-Rahman bin Haris bin Hisyam (w. 94 H). 2. al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar (w. 107 H.) 3. Urwah bin Zubeir bin Awwam (w. 94 H.) 4. Sa’id bin al-Musayyab (w. 94 H.). 5. Sulaiman bin Yasar (w. 107 H). 6. Kharij bin Zaid bin Tsabit (w. 100 H.). 7. Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah bin Mas’ud (w. 98 H.).

  8. KATEGORI AHLU HADIS Ahlu hadisdapat dikategorikan menjadi 3: • Ahlu hadis yang memegang sumberajaran Islam secaraketat (ekstrim), • Ahlu hadis yang memegang sumberajaran Islam secaramoderat, • Ahlu hadis yang memegang sumberajaran Islam secara liberal (ra’yu ekstrim).

  9. Ahlu hadis ekstrim • Kelompok yang ketatmenyakinihadissebagaisatukesatuandengan al-Qur’an , dan sekaligusmerupakansolusisatu-satunyadalammenyelesaikanproblemakehidupanmanusia, dimanapundankapanpun. Denganpemahaman yang bersifattekstual. Di antara merekaahlulhadisyang ekstrimadalahparamutakllimjabariy, parafuqaha’ madzabdhohiry, danparapuritanis (fundamentalis).

  10. Ahlu hadis moderat...... • Kelompok mayoritasumat Islam yg memilikikeyakinanbahwahadisadalahsumberajaran Islam yang kedua setelah al-Qur’an,jikadiketahui orisinalitasnyadenganderajatkeotentikanShahih. • Sedangkanhadis yang bernilai dha’iftidakdapatdijadikansebagaihujjah (dasarhukum) tetapidapatdijadikansebagaimotifasiamalshalih (fadla-ilula’mal). • Golonganiniadalahgolongan yang berusahamemadukanlogikakaumahlulhadisdenganlogikakaumahlulra’yi.

  11. Ahlu hadis liberal..... • Merekayang punya keyakinan sama dg yg moderat, namun mereka mensyaratkan bahwa hadis tersebut mencapaiderajatmutawattir. • Pemahamannya harus sesuai denganrasiosertamenggunakanpendekatankontektual. • Pemahamanini didasari pada keyakinan bahwa posisi akal sejajardg wahyu. • Mereka adalahgolonganqadariyahataufirqahmu’tazilah

  12. CIRI2 AHLU HADIS EKSTRIM • Selalu mengaku berada di atas kebenaran, • Yakin bahwa persepsi, konsepsi dan pemahaman mereka terhadap hadis sangat jelas, • Yakin terhindar dari segala bentuk bid’ah • Mengklaim mereka selalu mengikuti petunjuk langsung dari generasi Islam pertama, para sahabat Nabi SAW • Menerima begitu saja setiap hadis yang mereka dapatkan, • Mereka tidak berani mengkritik sebuah hadis dg menggunakan akal fikirannya, • Mereka memahami hadis cenderung tekstual, tidak berani keluar dari teks (kontekstual).

  13. Contoh produk pemikirannya • كل مسكرخمروكل مسكر حرام (رواه البخاري و مسلم) • Artinya; “Setiap yang memabukkanadalahkhamardansetiap yang memabukkanadalahharam” (HR. Bukhari-Muslim). • Secaratektualhadistersebutmenunjukkankeharamankhamartanpaterikatolehwaktudantempat. • Tetapisecarakontektual yang berlakupadamasaNabiSAW dansesuaidenganprosespangharamkhamardalam al-Qur’an adadispensasisesuaidengankepentingandakwah.

  14. Contoh lain.. • “Tuhan kita (Allah) setiap malam turun ke langit dunia pada saat malam sepertiga terakir, (Allah) berfirman; barang siapa berdo’a kepada-Ku niscaya Aku kabulkan, barang siapa yang meminta maka Aku akan memberinya, dan barang siapa yang meminta pengampunan maka Aku ampuni dia”. (HR. Bukhari-Muslim). • Ulama’ yang memahami hadis tersebut secara tektual kebanyakan menyatakan bahwa matan hadis tersebut adalah lemah (dho’if) atau bahkan palsu, karena bertentangan dengan keyakinan Islam menggambarkan Allah sebagai naik-turun ke langit dunia. Ituberartimenyamakan Allah denganmakhluk. • Padahalredaksitekstersebutberkualitasshahihmanakaladifahamisecarakontektual. Karenamatanhadis yang menyebutkanbahwa Allah turunkelangitduniatersebutadalahlimpahanrahmat-Nya.

More Related