1 / 67

Pertemuan ke 7-8

Pertemuan ke 7-8. ANALISA HASIL & RISIKO INVESTASI. dan EFESIENSI PASAR MODAL. KONSEPSI HASIL :. Imbal Hasil (return) dapat dipandang sebagai penghargaan untuk investasi.

tiara
Download Presentation

Pertemuan ke 7-8

An Image/Link below is provided (as is) to download presentation Download Policy: Content on the Website is provided to you AS IS for your information and personal use and may not be sold / licensed / shared on other websites without getting consent from its author. Content is provided to you AS IS for your information and personal use only. Download presentation by click this link. While downloading, if for some reason you are not able to download a presentation, the publisher may have deleted the file from their server. During download, if you can't get a presentation, the file might be deleted by the publisher.

E N D

Presentation Transcript


  1. Pertemuan ke 7-8 ANALISA HASIL & RISIKO INVESTASI dan EFESIENSI PASAR MODAL

  2. KONSEPSI HASIL : • Imbal Hasil (return) dapat dipandang sebagai penghargaan untuk investasi. • Contoh : Dana tabungan Rp. 10 juta dengan bunga 10% dipinjamkan kepada pihak lain, maka selayaknya dikenakan bunga pinjaman minimal 10% Dengan strategi ini , berarti pemilik dana memper - oleh penghargaan yang sama seperti jika dananya tetap ditabung/tidak dipinjamkan. • Investasi tidak selalu memberikan kepastian hasil • Kepastian hanya mungkin dalam bentuk simpanan pada bank yang bonafid, meski masih ada risko, minimal inflation risk

  3. UNSUR HASIL : Hasil dari suatu investasi tediri dari 2 unsur, yaitu : 1. Current Income, yaitu penghasilan berjalan seperti bunga, dividen, sewa dll. 2. Capital Gain, berupa kenaikan nilai, karena harga jual investasi lebih tinggi dari harga belinya

  4. Current Income (Penghasilan Berjalan) Adalah penghasilan periodik yang diterima secara tunai atau cepat dapat diubah menjadi tunai yang bersumber dari pemilikan suatu investasi, seperti : • Bunga yang diterima dari obligasi, • Dividen dari saham, • Sewa dari properti dll.

  5. Contoh :Penghasilan berjalan dari Invetasi A dan B selama kepemilikan satu tahun : Investasi AInvestasi B Harga Beli (awal tahun) Rp 1.000 jt Rp. 1.000 jt Uang tunai yg diterima : • Triwulan I Rp. 10 jt Rp. 0 jt • Triwulan II Rp. 20 jt Rp. 0 jt • Triwulan III Rp. 20 jt Rp. 0 jt • Triwulan IV Rp. 30 jtRp. 120 jt Jumlah (setahun) Rp. 80 jtRp. 120 jt Harga jual (akhir tahun) Rp 1.100 jtRp. 96 0 jt Berdasarkan pernghasilan berjalan yang diterima selama setahun , ternyata Investasi B lebih menguntungkan dari pada Investasi A

  6. Capital Gain Investor tidak hanya mengharapkan untuk mempero- leh penghasilan berjalan, tetapi juga pengembalian da- na yang diinvestasikannya dikemudian hari atau dijual dengan hasil yang lebih besar dari harga belinya atau disebut capital gain; namun jika sebaliknya disebut capital loss • Pemegang obligasi akan memperoleh dana yang diinvestasikan pada jatuh tempo atau investor bisa menjualnya sebelum jatuh tempo . • Pemegang saham, properti dan instrumen investasi lainnya yang tidak memiliki jatuh tempo, maka pe- ngembalian dananya tidak pasti, namun setiap saat bisa menjualnya

  7. Contoh : Penghasilan yang diperoleh dari Investasi A dan Investasi B Pada tabel 1 Investasi A memberi capital gain Rp. 100 juta t (harga jual Rp. 1.100 jt - 1.000 jt) dan Investasi B mengalami capital loss Rp. 40 juta (harga jual Rp. 960 Rp. 1.000) dalam setahun Hasil total dari masing-2 investasi adalah : H a s i lInvestasi AInvestasi B Penghasilan berjalan Rp. 80 jt Rp. 120 jt Capital gain (loss) Rp. 100 jtRp. ( 40 jt) Hasil Total Rp. 180 jtRp. 80 jt Investasi A memberi kan hasil Rp 180/1.000 x 100% = 18% sedang Investasi B memberikan hasil Rp. 80/1.000 x 100% = 8% Dengan demikian, Investasi A lebih unggul dari pada Investasi B

  8. Nilai Historis dari Hasil yang diharapkan(expected return) • Dalam dunia investasi umum dilakukan peman - tauan atas data historis dari suatu instrumen inves tasi tertentu untuk memperkirakan kemungkinan dimasa depan. Contoh : • Data historis dari suatu investasi

  9. 1 : Rp 1 jutaNilai Pasar (Harga) Pengha- Awal Akhir Capital Hasil % Hasil TahunsilanThn Thn Gain Total Total (1) (2) (3) (4) ( 5) (6) 1995 Rp 4 Rp100 Rp 95 - Rp 5 - 1 - 1,00 % 1996 3 95 99 4 7 7,37% 1997 4 99 105 6 10 10,10 % 1998 5 105 115 10 15 14,29 % 1999 5 115 125 10 15 12,00 % 2000 3 125 120 - 5 - 2 - 1,60 % 2001 3 120 122 2 5 4,17 % 2002 4 122 130 8 12 9,84 % 2003 5 130 140 10 15 11,54 % 2004 5 140 165 15 20 14,29 % Rata-rata Rp 4,10 Rp 5,50 Rp 9,60 8,10 %

  10. Investasi awal Rp 100 juta (kol.2) memberi pengha - silan berjalan (kol.1 ) dan capital gain/loss (kol.4) se- tiap tahun. Hasil total rata-2 selama 10 tahun tera - khir adalah 8,10%. • Data historis dari investasi ini menunjukkan terjadi- nya siklus hasil lima tahunan. • Setiap tahun (1995 dan 2000) hasil negatif, diikuti dengan empat tahun (1996-1999 dan 2001-2004) ha - sil positif yang naik • Dengan analisa data historis ini, dapat dilakukan proyeksi hasil yang diharapkan (expected return) dimasa depan.

  11. Proyeksi tahun 2005, 2006 dan seterusnya dapat dilakukan melalui dua arah, yaitu : a. Melanjutkan trend peningkatan hasil lima tahun terakhir, yang mengharapkan hasil total rata-rata antara 12% sampai 15% b. Mengikuti pola siklus hasil lima tahunan, yang mengharapkan hasil negatif 2005 dan diikuti kenaikan hasil positif sehingga memperkirakan hasil total rata-rata antara 8% sampai 9%

  12. Tingkat Hasil(rate of return) Tingkat hasil yang dicapai atau diharapkan dari suatu invetasi terutama tergantung pada Fakotr-2 sbb. : 1. Sifat-sifat Internal 2. Kekuatan Eksternal, dan 3. I n f l a s i

  13. 1. Sifat-Sifat Internal : Seperti jenis instrumen investasi, cara pembelanjaan nya, klien dari emiten dan manajemennya mempenga ruhi tingkat hasil. Contoh : Saham dari pabrik baja yang besar, dikelola baik, dibelanjai sepenuhnya dengan penyertaan (equity financed) yang kliennnya adalah perakitan/karoseri mobil Toyota, diharapkan memberikan tingkat hasil yang bebeda dengan pabrik garmen yang kecil, manajemen kurang baik, dibelanjai terutam dengan hutang (debt financed) yang kliennya toko-2 kecil

  14. 2. Kekuatan Eksternal : Seperti perang, resesi, peraturan baru, kebijakan po- litik yang diluar kekuasaan emiten. Setiap instrumen investasi terkena pengaruh yang berbeda, dimana kekuatan eksternal yang sama akan mengakibatkan naiknya hasil dari suatu instrumen, sedang hasil dari instrumen lain bisa turun 3. I n f l a s i : Cenderung memberikan pengaruh positif terhadap jenis-2 instrumen investasi seperti properti dan pe - ngaruh negatif terjadap jenis instrumen investasi lainnya seperti saham dan obligasi

  15. PENGUKURAN HASIL Pengukuran hasil dari suatu investasi didasarkan atas waktu dari penghasilan berjalan dan/atau capital gain/loss. Dalam hal ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu : 1. Bunga, sebagai hasil dasr bagi penabung 2. Konsepsi Hasil selama periode investasi ditanam 3. Nilai Waktu atas uang

  16. 1. Bunga (interest) Tabungan pada lembaga keuangan merupakan salah satu bentuk investasi yang paling dasar. Penabung memperoleh bunga sebagai penghargaan atas penem - patan dananya. Bunga tersebut sebagai penghasilan se- dang nilai investasinya (tabungan awal) tidak memper- oleh capital gain/loss Berbagai cara perhitungan bunga : a. Bunga sederhana, yaitu bunga yang dibayarkan ha - nya pada saldo aktual selama jumlah waktu aktual dana ybs. ditabung. Contoh : Tabungan Rp 100 juta bunga 6% p.a selama 1,5 th. akan memperoleh bunga : Rp 100 juta x 1,5 x 6% = Rp. 9 juta selama periode tersebut

  17. Jika pada akhir tengah tahun tabungannya ditarik Rp. 50 juta, maka akan diperoleh bunga : (Rp. 100 juta x 6/12 x 6%) + (Rp. 50 jt x 1 x 6%) = Rp. 6 juta selama 1,5 tahun b. Bunga Majemuk, yaitu bunga yang dibayar baik pada tabungan awal maupun pada setiap bunga yang terpupuk dari satu periode ke periode berikutnya Contoh : Tabungan dengan Bunga Majemuk 5% Tabel 1 : 1 : Rp. 1 juta Tanggal Tabungan Saldo Bunga Saldo Akhir (Penarikan) Awal 5% x (2)(2) + (3) (1) (2) (3) (4) 1-1-2002 Rp. 1.000 Rp. 1.000 Rp. 50 Rp. 1.050 1-1-2003 ( 300) 750 38 788 1-1-2004 1.000 1.788 89 1.877 Bunga Rp 50 juta dari tabungan Rp. 1.000 juta selama 2002 menjadi saldo yang mendapat bunga dalam tahun 2003, dan seterusnya

  18. Perhitungan bunga majemuk akan menghasilkan bu - nga dan saldo akhir tabungan yang lebih besar, bila penggandaan bunga dilakukan lebih sering Contoh : Perhitungan Bunga Majemuk tengah tahunan 5% atas tabungan awal Rp. 1.000 juta Tabel 2 : 1 : Rp. 1 juta Tanggal Tabungan Saldo Bunga Saldo Akhir (Penarikan) Awal 5% x1/2x (2)(2) + (3) (1) (2) (3) (4) 1-1-2002 Rp. 1.000 Rp. 1.000 Rp. 25 Rp. 1.025 1-7-2002 1.025 26 1.051 1-1-2003 ( 300) 751 19 770 1-7-2003 770 19 789 1-1-2004 1.000 1.789 45 1.834 1-7-2004 1.833 46 1.879 Saldo akhir 2004 pada tabel 2 adalah Rp. 1.879 juta lebih besar dari pada saldo akhir 2004 pada tabel 1 sebesar Rp. 1.877

  19. Apabila perhitungan bunga dilakukan dengan cara sederhana dan cara majemuk tahunan , maka ting- kat bunga yang dinyatakan (stated rate of interest) sama dengan tingkat bunga yang sebenarnya (true rate ofinterest) • Tetapi apabila perhitungan bunga dilakukan dengan cara mejemuk yang lebih sering tahunan, maka ting- kat bunga yang sebenarnya akan lebih tinggi dari tingkat bunga yang dinyatakan Contoh : Perhitungan bunga majemuk 5% dengan berbagai periode

  20. Tabel 3 : Tingkat Bunga Sebenarnya dari Berbagai Periode Majemuk (Tingkat Bunga Dinyatakan 5%) Periode MajemukTingkat Bunga Sebenarnya • Tahunan 5,000 % • Tengah Tahunan 5,063 % • Triwulanan 5,094 % • Bulanan 5,120 % • Mingguan 5,125 % • Harian 5,127 % Oleh karena periode majemuk yang berbeda mengakibatkan tingkat bunga sebenarnya yang berlainan, maka penabung perlu menilai bebagai alternatif tabungan sesuai dengan cara perhi - tungan bunga yang dianut.

  21. 2. Hasil Selama Periode Investasi • Hasil invetasi yang berupa penghasilan berjalan sela- lu terealisir, karena biasanya diterima oleh investor selama periode investasi. Sedangkan capital gain/loss biasa terealisir apabila instrumen investasi dijual pada akhir periode investasi , dan bersifat potensial bila tidak dijual dan tetap dipegang • Selain itu, hasil investasi bisa positif atau negatif, di- mana penghasilan berjalan negatif bisa terjadi, mi - salnya dalam usaha apartemen karena tingkat hunian yang rendah, sehingga hasil sewa < biaya operasi, sehingga investor harus menutup defisit. • Capital loss bisa terjadi apabila nilai pasar dari instu men investasi menurun selama periode investasi

  22. Dalam perhitungan jumlah hasil investasi, maka selu ruh hasil, baik yang terealisir maupun potensial, ba- ik yg positif maupun negatif harus diperhitungkan. • Seluruh hasil yang diperoleh selama periode, dimana suatu investasi dipegang/ditahan/ditanam disebut “Hasil Periode Penanaman” atau Holding PeriodReturn/HPR dengan rumus : Penghasilan berjalan + Capital Gain/loss Nilai Investasi Awal HPR merupakan cara yang praktis untuk menilai pemilihan berbagai alternatif instrumen investasi Contoh : Perbandingan 4 instrumen investasi melalui HPR

  23. Tabel 1 : Variabel-2 Finansial Utama dari 4 Instrumen Investasi (1 : Rp 1 juta) Instrumen Investasi TabunganSaham BiasaObligasiProperti Penerimaan Tunai : Triwulan I/2004 Rp 15 Rp 10 Rp 0 Rp 0 Triwulan II/2004 15 10 50 0 Triwlan III/2004 15 10 0 0 Triwulan IV/2004 15 15 50 0 Jumlah Penghasilan Berjalan (1) Rp 60 Rp 45 Rp100 Rp 0 Nilai Investasi : Akhir Tahun Rp1.000 Rp 2.100 Rp 970 Rp 3.200 Awal Tahun (2) 1.000 2.000 1.000 3.000 Capital Gain/Loss (3) Rp 0 Rp 100 Rp ( 30) Rp 200 Hasil Total (4) = (1) + (3) Rp 60 Rp 145 Rp 70 Rp 200 HPR (5) = (4) : (2) 6,00% 7,25% 7,00% 6,67% Ternyata HPR tertinggi berada pada Saham Biasa (7,25%) mes- kipun hasil total tertinggi diperoleh dari Properti (Rp 200 juta)

  24. NILAI WAKTU DARI UANG(Time Value of Money) Makin cepat investor menerima hasil dari suatu investasi semakin baik, karena peluan untuk menginvestasikan kembali dan memperoleh tambahan hasil Jadi w a k t u menjadi faktor penting dalam proses penilaian dan keputusan memilih alternatif investasi, yaitu baik waktu mendatang maupun waktu sekarang

  25. a. Waktu Mendatang (Future Value ) Adalah jumlah dimana investasi sekarang akan tumbuh selama periode tertentu dengan bunga majemuk. Contoh nilai mendatang dari investasi Rp 1.000 juta dengan bunga majemuk 8% p.a, diperoleh dengan perhitungan : • Jumlah akhir tahun ke-1 : Rp 1.000 juta x (1+0,08) = Rp 1.080,00 juta • Jumlah akhir tahun ke-2 : Rp 1.080 juta x (1+ 0,08) = Rp 1.166,40 juta atau dengan rumus : FV = PV x (1+r)

  26. Untuk menghitung nilai mendatang dapat dipergu- nakan Tabel Faktor Bunga Majemuk. Tabel ini me- nunjukkan kelipatan setiap Rp. 1 yang dihitung se- lama periode dan bunga tertentu, contoh : • Investasi Rp. 1.000 juta, bunga 8% p.a selama 4 tahun adalah : Rp. 1000 juta x 1,360 = Rp. 1.360 juta • Investasi Rp. 1.000 juta, bunga 5 % p.a selama 4 tahun adalah : Rp. 1000 juta x 1,216 = Rp. 1.216 juta

  27. b. Nilai Sekarang (Present Value) Adalah kebalikan dari Future Value, dalam arti se- bagai nilai saat ini dari suatu jumlah yang akan di- terima dimasa datang. Tingkat bunga untuk meng- hitung Nilai Sekarang disebut tingkat diskon (dis- count rate) contoh : Nilai Sekarang dari Rp 1000 juta yang akan dite- rima 1 tahun mendatang dengan diskon 8% p.a adalah : PV x (1 + 0,08) = Rp. 1000 juta PV = Rp 1000 juta / (1+0,08) = Rp. 925,93 juta atau dengan rumus : PV = FV/ (1+r)

  28. Untuk menghitung Nilai Sekarang dapat dipergu- nakan Tabel Faktor Nilai Sekarang. Tabel ini me- nunjukkan kelipatan setiap Rp. 1 yang dihitung se- lama periode dan bunga tertentu, contoh : • Nilai Sekarang Rp. 1.000 juta selama 4 tahun diskon 8% p.a adalah : Rp. 1000 juta x 0,735 = Rp. 735 juta • Nilai Sekarang Rp. 500 juta diterima 5 th mendatang, diskon 6 % p.a adalah : Rp. 500 juta x 0,747 = Rp. 373,50 juta

  29. c. PV dari Suatu Aliran Penghasilan Jumlah yang akan diterima mendatang (FV) bisa berupa Sekaligus (single lump sum) atau suatu alir- an (stream ) yang akan diterima setiap tahun seba - gai mana penerimaan hasil suatu invetasi. Aliran tsb. bisa berupa : • Aliran campuran (mixed stream) dimana pengha- silan tahunan tsb. jumlahnya tidak selalu sama. • Anuitas (Annuity) dimana penghasilan anuitas tahunan tersebut jumlahnya selalu sama

  30. Aliran Campuran (mixed stream) Nilai Sekarang (PV) dari suatu aliran campuran peng- hasilan tahunan harus dihitung dengan menggunakan Tabel Faktor PV untuk setiap tahun, kemudian dijum- lahkan. Contoh : PV dari aliran campuran pengha - silan dengan tingkat diskon 9% ( 1 ) ( 2 ) (3) = (1) x (2) Tahun PenghasilanFaktor PVPresent Value 2004 Rp 30 jt 0,917 Rp 27,51 jt 2005 40 jt 0,842 33,68 jt 2006 50 jt 0,772 38,60 jt 2007 60 jt 0,708 42,48 jt 2008 70 jt 0,650 45,50 jt Jumlah Nilai Sekarang (PV) Rp 187,77 jt

  31. Aliran Anuitas (Annuity) Nilai yg akan datang dari suatu Anuitas (FV Annuity) merupakan jumlah uang pada akhir dari beberapa periode yang akan datang jika setiap periode mulai sekarang penambahan aliran dengan jumlah sama Untuk mempermudah perhitungan, gunakan Tabel Faktor FV untuk setiap Rp 1,- anuitas dengan berba- gai tahun dan tingkat bunga tertentu Contoh : Tabungan Rp. 10 juta (A) pertahun, sela- ma 20 th. (N) , tingkat bunga 10% (r) Nilai pada akhir tahun ke-10 (FVA10) = Rp. 10 juta x 15,937 = Rp. 159,37 juta

  32. Aliran Anuitas (Annuity) Nilai Sekarang (PV) dari suatu Anuitas dapat dihitung dengan cara yang sama seperti aliran campuran. Untuk mempermudah perhitungan, gunakan Tabel Faktor PV untuk setiap Rp 1,- anuitas dengan berbagai tahun dan tingkat diskon Contoh : PV dari Rp. 50 juta anuitas 5 th, dengan dengan diskon 9% adalah : Nilai Sekarang Anuitas = Rp. 50 juta x 3,890 = Rp. 194,50 juta

  33. Investasi Yang Layak : Dengan menggunakan konsepsi PV maka investasi dianggap la - yak apabila PV dari penerimaa (pada tingkat diskon tertentu) sama atau melebihi nilai sekarang dari pengeluaran; dimana pe- ngeluaran (harga beli) dari investasi dilakukan sekarang, sehing ga pengeluaran dan Nilai Sekarangnya dianggap sama. Dengan menggunakan contoh Tabel Perhitungan PV dari Aliran Campuran tingkat diskon 9% , maka terdapat 3 alternatif : 1. Jika pengeluaran investasi (sekarang) sama dengan Rp 187,77 juta investor akan memperoleh tingkat hasil yang sama dengan 8% 2. Jika pengeluaran investasi (sekarang) lebih kecil dari Rp 187,77 juta, investor akan memperoleh tingkat hasil yang lebih besar dari 8% 3. Jika pengeluaran investasi (sekarang) lebih besar dari Rp 187,77 juta, investor akan memperoleh tingkat hasil yang lebih kecil dari 8% Investor akan melakukan investasi dalam kondisi alternatif 2 atau setidak-tidaknya alternatif 1

  34. Y I E L D • Yield dari suatu investasi adalah tingkat diskon di - mana Nilai Sekarang (PV) dari penerimaan (benefit) tepat sama dengan pengeluaran investasinya (cost) • Apabila Yield telah dihitung, maka kelayakan suatu investasi dapat ditentukan. • Apabila dari suatu investasi lebih besar atau sama dengan tingkat diskon yang dikehendaki, maka investasi tersebut dapat diterima • Investasi yang memberikan Yield dibawah tingkat diskon yang dikehendaki tidak bisa diterima • Yield disebut pula dengan IRR dan seringkali dicari dengan cara trial & error atau coba-coba

  35. Contoh : Mencari Yield yang diperkirakan Tabel Nilai Sekarang Aliran Penerimaan dari suatu Investasi : (1) (2) (3) = (1) x (2) Tahun PenerimaanFaktor PV 8%PV Penerimaan Ke-1 Rp 90 jt 0,926 Rp. 83,34 jt Ke-2 Rp 100 jt 0,857 Rp. 85,70 jt Ke-3 Rp 110 jt 0,794 Rp. 87,34 jt Ke-4 Rp 120 jt 0,735 Rp. 88,20 jt Ke-5 Rp 100 jt 0,681 Rp. 68,10 jt Ke-6 Rp 100 jt 0,630 Rp. 63,00 jt Ke-7 Rp1200 jt 0,583 Rp. 699,60 jt Jumlah Nilai Sekarang (PV) Penerimaan Rp1175,28 jt Jika pengeluaran investasi (outlay) Rp. 1.100 juta maka jumlah PV Penerimaan Rp 1.175,28 juta > dari outlay, berarti Yield dari investasi ini > dari tingkat diskon 8% Berapa besar Yield yang akan mempersamakan pengeluaran investasi dengan jumlah PV Penerimaan ?

  36. Yield diperkirakan antara 9% - 10%, PV penerimaan dengan menggunakan kedua tingkat diskon tersebut ada;lah : (1) (2) (3)=(1)x(2) (4) (5)=(1)x(4) Thn. Pener.FPV 9%PV Pener. FPV 10%PV Pener. Ke-1 Rp 90 0,917 Rp 82,53 jt 0,909 Rp 81,81 jt Ke-2 100 0,842 84,20 0,826 82,60 Ke-3 110 0,772 84,92 0,751 82,61 Ke-4 120 0,708 84,96 0,683 81,96 Ke-5 100 0,650 65,00 0,621 62,10 Ke-6 100 0,596 59,60 0,564 56,40 Ke-7 1200 0,547 656,40 0,513 615,60 Jumlah PV Pener. 1.117,61 jt 1.063,08 jt Selisih PV penerimaan dengan diskon 9% dan outlay Rp 1.11,61 - 1.100 juta = Rp 17,61 lebih kecil dari tingkat diskon 10%, yaitu Rp 1.063,08 - 1.100 juta = - Rp 36,92 Karena itu Yield dari investasi ini kira-kira sebesar 9%

  37. R I S I K O (R i s k) • Risiko adalah kemungkinan bahwa hasil nyata dari suatu investasi dapat berbeda dari Hasil yang Diha- rapkan (expected return) • Pada umumnya, makin variable atau lebar range kemungkinan nilai hasil dari suatu investasi, makin besar risikonya dan sebaliknya. • Risiko dari suatu investasi langsung berkaitan deng- an hasil yang diharapkan . • Pada hakekatnya investor berusaha meminimkan risiko untuk mendapatkan tingkat hasil tertentu atau memaksimumkan hasil untuk tingkat risiko tertentu.

  38. Jenis Risiko Investasi yang mungkin terjadi dan harus diperhitungkan oleh investor dalam mengam- bil keputusan investasi, a.l : • Risiko Kegagalan (default risk) • Risiko Tingkat Bunga (interest rate risk) • Risiko Pasar (market risk) • Risiko Manajemen (manajemen risk) • Risiko Kemampuan Membeli (Purchasing Power) • Risiko Politik (political risk) • Risiko Kemampuan Pasar (marketability risk) • Risiko Kollabilitas (collability risk) • Risiko Konversi (conversion risk)

  39. Hubungan timbal-balik (trade off) antara Hasil dan Risiko ditunjukkan pada gambar : Hasil yang Diharapkan Fungsi Risiko Hasil Tingkat Bebas Risiko Rf R i s i k o

  40. Keterangan : • Makin tinggi hasil berhubungan dengan makin tingginya risiko • Dalam hal ini, kenaikan risiko merupakan faktor negatif, sedangkan kenaikan Hasil adalah faktor positif • Titik Rf menunjukkan kemungkinan bahwa risiko nol dapat memberikan hasil yang positif, contoh : obligasi pemerintah

  41. Ukuran Risiko Beta Dalam pengukuran risiko dikenal dua teori, yaitu : • B e t a, sebagai ukuran risiko, dan • CAPM (Capital Asset Pricing Mode) atau Model Perhitungan Aktiva Modal, yang menghubungkan risiko yang diukur melalui beta dengan hasil yang diharapkan Beta menunjukkan bagaimana nilai dari suatu sekuri- tas bereaksi terhadap kekuatan pasar, dan dihitung melalui hubungan antara hasil (historis) dari suatu se- kuritas dengan hasil (historis ) dari pasar. Hasil pasar (market return) biasanya diukur berdasarkan hasil rata-rata dari seluruh atau sampel besar sekuritas (IHSG)

  42. Beta untuk pasar = 1, sedang beta dari sekuritas dinya- takan relatif terhadap nilai itu (positif atau negatif) Contoh sampel nilai Beta secara selektif : B e t aKeteranganInterprestasi 2,0 Bergerak dengan - Dua kali responsipseperti Pasar 1,0 arah yang sama - Sama responsif seperti Pasar 0,5 seperti Pasar - Separoh responsif seperti Pasar 0 Tidak terpengaruh Pasar -0,5 Bergerak dengan - Separoh responsif seperti Pasar -1,0 arah terbalik - Sama responsif seperti Pasar -2,0 terhadap Pasar - Dua kali responsif seperti Pasar

  43. Jika pasar diharapkan mengalami kenaikan tingkat hasil 10% pada periode berikut, maka saham dengan beta 1,50 diharapkan akan mengalami kenaikan hasil kira-kira 1,50 x 10% 15% dan sebaliknya • Pada umumnya, makin tinggi nilai absolut beta (postif atau negatif) makin tinggi risiko investasi • Tanda positif atau negatif hanya menunjukkan apakah risiko suatu investasi sejalan (positif ) atau terbalik (negatif) dengan pasar

  44. Seluruh risiko dari suatu investasi terdiri dari : a. Diversifiable risk (risiko yang dapat didiversifikasi) atau Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk), ya- itu bagian dari risiko investasi seperti Risiko Kebang krutan , manajemen. Diversifiable risk dapat dihi - langkan melalui diversifikasi, yaitu dengan membuat portofolio investasi yang didiversifikasi yang diguna- kan dalam upaya mengurangi risiko portofolio deng- an cara mempelajari pola tingkat keuntungan (re - turn) berbagai sekuritas (saham). Artinya jika satu porsi saham mengalami kerugian maka keuntungan dari porsi portoflio lain dapat menutupi

  45. b. Undiversifiable risk (risiko yang tidak dapat didiver- sifikasi) atau Risiko Sistematis (unsystematic risk), yaitu bagian dari risiko investasi yang berkaitan dengan perekonomian secara makro, seperti Risiko daya beli, politik, nilai tukar dan risiko lainnya. Gambaran total riko (gabungan sytematic dan unsystematic risk) adalah : Risiko Total Risiko Tidak Sistematis Risiko Sistematis Jumlah berbagai saham = portofolio

  46. Pemilihan Alternatif Instrumen Investasi TRADE OFF RISIKO-HASIL INSTRUMEN INVESTASI Perdag. Komoditi Future Trading Properti rii dan kekayaan lainnya Hasil yg Diharapkan Reksadana Saham Preferen Tabungan dan Deposito O p s i Saham Biasa Saham Konvertibel Bebas Risiko Obligasi Obligasi Pem. 0 R i s i k o

  47. Setiap instrumen investasi memiliki berbagai perila- ku risiko - hasil • Gambar diatas menunjukkan sifat-sifat risiko-hasil dari setiap instrumen investasi • Beberapa instrumen memberikan hasil rendah deng- an risiko rendah, lainnya menunjukkan hasil tinggi dengan risiko tinggi.

  48. Preferensi Investor Investor memeiliki preferensi sendiri dalam menentu - kan hubungan antara risiko dan hasil, yaitu seberapa besar risiko yang dapat diterima untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Terdapat 3 preferensi risiko utama , yaitu : a. Risk-Indiffeferent (tidak peduli risiko) b. Risk-Everse (tidak senang risiko) c. Risk Taker (penanggung risiko) Ketiga bentuk perilaku preferensi tersebut digambarkan sbb. :

  49. FUNGSI PREFERENSI RISIKO Risk Everse Hasil yang Diharapkan / disyaratkan 0 Risk Everse 0 Risk Indifferent 0 Risk Indifferent 0 0 Risk Taker Risk Taker Rf 0 0 X1 X2

  50. Jika risiko naik dari X1 ke X2 maka : • Investor yang Tidak Peduli Risiko (risk indifferent) mengharap kenaikan hasil secara proporsional • Investor yang Tidak Senang Risiko (risk averse) mensyaratkan kenaikan hasil yang lebih dari proporsional • Investor Penanggung Risiko (risk taker) hanya menginginkan kenaikan hasil kurang dari proporsional. Pada umumnya, kebanyakan investor tidak senang risiko

More Related